PERANAN BANGSA INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA (OKI, APEC, DAN OPEC)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam suatu negara tidak dapat berdiri sendiri. Seperti halnya individu sebagai makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan negara atau komponen yang lain. Bahkan ada pula negara yang memiliki keterkaitan serta ketergantungan dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik. Jika adanya keterkaitan antar negara dengan negara lain tersebut tentunya ada sebuah hubungan yang baik. Salah satunya merupakan negara kita sendiri yaitu negara Indonesia dengan negara-negara lain. Dinamakan masyarakat global, ditandai adanya saling ketergantungan antar bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam suatu kompetisi dan dunia cenderung berkembang kearah perebutan pengaruh antar bangsa, baik lingkup regional, ataupun lingkup global.
Namun pada kenyataanya masih banyak hubungan yang bertentangan antara negara satu dengan yang lain. Yang mengakibatkan terjadinya konflik dan terusiknya perdamaian dunia. Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah dalam hal sosial, ekonomi, politik, agama maupun kebudayaan. Terjadinya konflik akibat adanya keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti antara satu dengan yang lain.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Itu Perdamaian Dunia?
2. Apa Saja Peranan Bangsa Indonesia Dalam Perdamaian Dunia ?
3. Bagaimana Cara Mewujudkan Perdamaian Dunia ?

1.3 Tujuan Penulisan
Dari Penulisan Makalah Ini Kita Dapat :
1. Mengetahui Apa Itu Perdamaian Dunia.
2. Peranan Bangsa Indonesia Dalam Perdamaian Dunia.
3. Cara Untuk Mewujudkan Perdamaian Dunia.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Posisi Negara Dalam Era Global
Sebagai suatu pendekatan, kondisi dan sebuah doktrin dasar nasional, ketahanan nasional merupakan strategi pengembangan kemampuan nasional melalui penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang pada seluruh aspek pendidikan. Kemampuan nasional yang dikembangkan diharapkan mampu menghadapi ancaman yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam membahas ketahanan nasional, sekarang ini kita tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh seluruh serta perkembangan kehidupan internasional. Hal ini karena globalisasi dan perkembangan diluar negara turut mempengaruhi kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Globalisasi adalah proses sosial yang muncul sebagai akibat dari kemajuan dan inovasi tekhnologi serta perkembangan informasi dan komunikasi. Globalisasi abad XXI diyakini berpengaruh besar terhadap kehidupan suatu bangsa. Globalisasi akan menimbulkan ancaman dan tantangan yang ditengarai bisa berdampak negatif bagi bangsa dan negara. Namun, disisi lain globalisasi memberikan peluang yang akan berdampak positif bagi kemajuan suatu bangsa.
Oleh karena itu, dalam era seluruh ini perlu kita ketahui macam-macam ancaman atau tantangan apa yang diperkirakan dapat melemahkan posisi negara-bangsa. Perlu disadari bersama bahwa globalisasi menghadirkan fenomena-fenomena baru yang sebelumnya belum pernah dihadapi oleh negara-bangsa. Fenomena baru itu misalnya hadirnya perusahaan multinasional, semakin luasnya perdagangan seluruh, dan persoalan lingkungan hidup. Tampaknya bagi negara-negara Indonesia, globalisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa ditolak. Berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia menyiratkan bahwa Indonesia ikut serta dalam arus global. Misalnya dengan ikut serta dalam forum WTO, APEC, dan AFTA.
Globalisasi perlu diwaspadai dan dihadapi dengan sikap arif bijaksana. Salah satu sisi negatif dari globalisasi adalah semakin menguatnya nilai-nilai materialistik pada masyarakat Indonesia. Disisi lain nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, keramahtamahan sosial dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia, makin pudar. Sisi negatif ini dimungkinkan karena masuknya nilai-nilai global. Inilah yang menyebabkan krisis pada jati diri bangsa.

2.2 Perdamaian Dunia
Perdamaian dunia adalah sebuah gagasan kebebasanperdamaian, dan kebahagiaan bagi seluruh negara dan atau bangsa. Perdamaian dunia melintasi perbatasan melalui hak asasi manusiateknologipendidikanteknikpengobatandiplomat dan/atau pengakhiran seluruh bentuk pertikaian. Sejak 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan 5 anggota permanen Majelis Keamanan-nya (AS, Rusia, China, Prancis, dan Britania Raya) bekerja untuk menyelesaikan konflik tanpa perang atau deklarasi perang. Namun, negara-negara telah memasuki sejumlah konflik militer sejak masa itu.
Dalam studi perdamaian, perdamaian dipahami dalam dua pengertian. Pertama, perdamaian adalah kondisi tidak adanya atau berkurangnya segala jenis kekerasan. Kedua, perdamaian adalah transformasi konflik kreatif non-kekerasan. Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perdamaian adalah apa yang kita miliki ketika transformasi konflik yang kreatif berlangsung secara tanpa kekerasan. Perdamaian selain merupakan sebuah keadaan, juga merupakan suatu proses kreatif tanpa kekerasan yang dialami dalam transformasi (fase perkembangan) suatu konflik. Umumnya pemahaman tentang kekerasan hanya merujuk pada tindakan yang dilakukan secara fisik dan mempunyai akibat secara langsung. Batasan seperti ini terlalu minimalistis karena rujukannya berfokus pada peniadaan atau perusakan fisik semata.
Kendati pun demikian, pengertian perdamaian tidak berhenti di situ. Perdamaian bukan sekedar soal ketiadaan kekerasan atau pun situasi yang anti kekerasan. Lebih jauh dari itu perdamaian seharusnya mengandung pengertian keadilan dan kemajuan. Perdamaian dunia tidak akan dicapai bila tingkat penyebaran penyakit, ketidakadilan, kemiskinan dan keadaan putus harapan tidak diminimalisir. Perdamaian bukan soal penggunaan metode kreatif non-kekerasan terhadap setiap bentuk kekerasan, tapi semestinya dapat menciptakan sebuah situasi yang seimbang dan harmoni, yang tidak berat sebelah bagi pihak yang kuat tetapi sama-sama sederajat dan seimbang bagi semua pihak. Jadi perdamaian dunia merupakan tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia.

2.3 Mewujudkan Perdamaian Dunia
Ketika ada seseorang ataupun Negara yang lebih suka menyerukan peperangan, mungkin saja hati nuraninya telah mati. Sebab semua yang hati nuraninya masih berfungsi tentu akan memilih perdamaian. Bukankah perdamaian itu tidak sulit dan lebih memberikan harapan? Mengapa harus kita persulit? Sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan, andai saja semua orang dan seluruh Negara di dunia ini mau bersama-sama “saling bergandengan tangan” dan berkomitmen untuk terus menyerukan dan mewujudkan perdamaian dunia.
Sudah saatnya kini kita hapuskan paradigma bahwa mewujudkan sebuah perdamaian itu sulit. Paradigma bahwa mewujudkan perdamaian itu sulit hanya akan terus membelenggu fikiran kita dan menjadi batu sandungan yang menjegal segala upaya perdamaian itu sendiri. Penulis terkadang merasa miris, mengapa begitu mudahnya kita serukan konflik dan peperangan? Sementara itu begitu sulit hanya untuk sebuah perdamaian yang mana demi kehidupan bangsa juga seluruh Negara yang lebih baik. Ini tentu menjadi PR untuk bangsa Indonesia khususnya dan seluruh Negara di dunia yang masih bernurani tentunya.
Kita bersama harus yakin bahwa suatu saat nanti perdamaian dunia akan benar-benar terwujudkan. Tentu yakin saja tidak cukup dan tidak akan pernah mengubah keadaan. Harus ada upaya-upaya nyata yang kita lakukan bersama Negara-negara di seluruh penjuru dunia. Selama ini memang sering ada upaya-upaya diplomasi dan pertemuan antar Negara guna menciptakan perdamaian dunia. Pada akhirnya yang dihasilkan seperti biasa yaitu butir-butir kesepakatan atau semacam perjanjian bersama yang selama ini belum banyak mampu merubah keadaan.
Ada beberapa solusi atau upaya menurut Cipto Wardoyo yang harus dilakukan demi mewujudkan perdamaian dunia, antara lain:
a.       Pendekatan Cultural (Budaya)
Untuk mewujudkan perdamaian kita harus mengetahui budaya tiap-tiap masyarakat ataupun sebuah Negara. Jika tidak akan percuma saja segala upaya kita. Dengan mengetahui budaya tiap-tiap masyarakat atau sebuah Negara maka kita bisa memahami karakteristik dari masyarakat atau Negara tersebut. Atas dasar budaya dan karakteristik masyarakat atau suatu Negara, kita bisa mengambil langkah-langkah yang tepat dan efektif dalam mewujudkan perdamaian disana. Pendekatan budaya ini merupakan cara yang paling efektif dalam mewujudkan perdamaian di masyarakat Indonesia serta dunia.
b.      Melalui Pendekatan Sosial dan Ekonomi
Dalam hal ini pendekatan sosial dan ekonomi yang dimaksudkan terkait masalah kesejahteraan dan faktor-faktor sosial di masyarakat yang turut berpengaruh terhadap upaya perwujudan perdamaian dunia. Ketika masyarakatnya kurang sejahtera tentu saja lebih rawan konflik dan kekerasan di dalamnya. Masyarakat atau Negara yang kurang sejahtera biasanya akan “tidak perduli” atas isu dan seruan perdamaian. “Jangankan memikirkan perdamaian dunia, buat makan untuk hidup sehari-hari saja sangat susah”, begitu fikir mereka yang kurang sejahtera. Maka untuk mendukung upaya perwujudan perdamaian dunia yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah meningkatkan pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat dan Negara di dunia ini.
c.       Melalui Pendekatan Politik
Melalui pendekatan budaya dan sosial ekonomi saja belum cukup efektif untuk mewujudkan perdamaian dunia. Perlu adanya campur tangan politik, dalam artian ada agenda politik yang menekankan dan menyerukan terwujudnya perdamaian dunia. Terlebih lagi bagi Negara-negara maju dan adidaya yang memiliki power atau pengaruh dimata dunia. Negara-negara maju pada saat-saat tertentu harus berani menggunakan power-nya untuk “melakukan sedikit penekanan” pada Negara-negara yang saling berkonflik agar bersedia berdamai kembali. Bukan justru membuat situasi semakin panas, dengan niatan agar persenjataan mereka terus dibeli.
d.      Melalui Pendekatan Religius (Agama)
Pada hakikatnya seluruh umat beragama di dunia ini pasti menginginkan adanya perdamaian. Sebab saya kira tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan, kekerasan ataupun peperangan. Semua Negara mengajarkan kebaikan, yang diantaranaya kepedulian dan perdamaian. Maka dari itu setiap kita yang mengaku beragama dan ber-Tuhan tentu harus memiliki kepedulian dalam turut serta mewujudkan perdamaian di masyarakat maupun di kancah dunia. Para tokoh agama yang dianggap memiliki karisma dan pengaruh besar di masyarakat harus ikut serta aktif menyerukan perdamaian.

Di lingkungan masyarakat sekarang ini banyak kita telah menemukan masalah-masalah yang terjadi dan sering menimbulkan masalah di tengah tengah masyarakat yang kurang memahami satu dengan yang lainnya. Sebaiknya agar terjadi perdamaian dunia adalah kesadaran dari diri sendiri dan pemikiran, perbuatan yang tidak semena-mena agar tidak terjadi kesalahpahaman dan konflik atau keributan di tengah masyarakat.
Kita harus memiliki suatu tujuan yang sama dengan orang lain untuk bersatu dan berjuang demi mewujudkan perdamaian dunia. Kita juga harus saling mengalah, tidak egois dan selalu menghargai orang lain. Jika kita hanya berpikir untuk kepentingan kita sendiri tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang lain, kebersamaan pun tentu tidak akan terbentuk dengan baik.
Dari kebersamaan tersebut, akan menjadi awal mula bisa terbentuknya perdamaian. Setelah terbentuknya kebersamaan juga diiperlukan kesadaran. Maksud dari kesadaran itu adalah kita dituntut untuk sadar terhadap situasi sekitar kita. Contohnya dengan :
        i.            Sadar dibentuknya peraturan, kita patut dan wajib mematuhi peraturan.
      ii.            Sadar terhadap kekurangan dan kelebihan orang lain.
    iii.            Sadar bahwa kita memiliki perbedaan dengan orang lain seperti suku, adat-istiadat, agama, ras, dan status sosial.
    iv.            Sadar untuk mengendalikan diri dan menempatkan diri
Jadi, dengan semua cara itu, kita dituntut untuk menjalin hubungan sesama dengan baik, sehingga perdamaian dunia akan cepat terwujud.

2.4 Peranan Bangsa Indonesia dalam Perdamaian Dunia
Tidak hanya lembaga yang membantu dalam perwujudan perdamaian dunia antara lain ASEAN, EEC, BENELUX, APEC, IBRD, IMF, UNDP, IDA dan masih banyak yang lainnya, Indonesia juga peran serta Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian merupakan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Disisi lain, konstelasi perubahan dunia akan selalu berpengaruh terhadap kelangsungan bangsa negara Indonesia. Dunia yang aman dan damai tentu saja menjadi harapan semua umat manusia termasuk bangsa Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang termasuk lima besar dunia, sudah sepantasnya bangsa Indonesia turut memberikan kontribusi nyata bagi perdamaian dunia.
Peran serta Indonesia dalam kancah pemeliharaan perdamaian dunia memang sudah bukan hal yang baru. Sesuai amanat konstitusi, sejak dekade awal kemerdekaan, Indonesia sudah mengirimkan personelnya untuk terlibat aktif melaksanakan ketertiban dunia melalui berbagai misi perdamaian dibawah bendera Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Keseriusan Indonesia untuk terlibat dalam misi perdamaian dunia telah mengalami transformasi yang signifikan seiring dengan perkembangan lingkungan strategis serta komitmen bangsa untuk lebih proaktif dalam menyikapi konflik yang terjadi. Kiprah dan profesionalitas para pejuang perdamaian baik yang tergabung dalam Kontingen Garuda maupun civilian experts telah menjadi bukti nyata bahwa bangsa Indonesia telah mendapatkan kepercayaan dalam mengemban misi mulia tersebut. Dengan tidak mengurangi apresiasi yang tinggi terhadap civilian experts Indonesia yang saat ini bertugas di misi PBB, tulisan ini hanya memberikan gambaran tentang kiprah TNI dalam keterlibatan dan dedikasinya memelihara perdamaian dunia, serta roadmap menuju peacekeeper kelas dunia.
Harapan untuk hidup damai tampaknya masih menjadi impian yang sulit bagi sebagian bangsa di berbagai kawasan. Berakhirnya Perang Dunia II dan perang dingin yang ditandai pembubaran Uni Sovyet tahun 1991, ternyata tidak membuat dunia bebas dari konflik bersenjata. Perang besar antara kedua negara raksasa – AS dengan US – memang tidak terjadi, namun perang kecil dan konflik justru berkecamuk dimana-mana. Di wilayah Balkan, Baltik dan bekas Uni Sovyet, Afrika, Timur Tengah, perang dan berbagai jenis konflik lain terus berkecamuk.
Berdasarkan hal diatas, maka perdamaian menjadi impian sekaligus upaya yang serius diharapkan oleh banyak negara. Oleh karena itulah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), sebagai organisasi internasional terbesar saat ini memiliki alat kelengkapan yang dinamakan Dewan Keamanan. Dewan Keamanan PBB adalah badan terkuat di PBB. Tugasnya adalah menjaga perdamaian dan keamanan antar negara.
Peranan bangsa Indonesia dalam menjaga dan ikut serta dalam perdamaian dunia sangatlah penting. Tidak hanyalah sebagai anggota aktif dalam keanggotaan organisasi PBB. Tetapi selain aktif di organisasi Perserikatan Bangsa – Bangsa, Indonesia aktif ikut serta dalam organisasi berikut :
A.    Peranan Bangsa Indonesia dalam Perdamaian Dunia pada OKI (Organisasi Konferensi Islam).
Organisasi ini berdiri pada tanggal 25 September 1969 di Rabat, Maroko, setelah para pemimpin sejumlah negara Islam mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam. Organisasi Konferensi Islam ini kemudian berubah nama menjadi Organisasi Kerjasama Islam pada 28 Juni 2011.
Organisasi ini lahir sebagai reaksi negara-negara Islam atas tindakan Israel yang membakar Masjid Al-Aqsa pada 21 Agustus 1969. Pembentukan OKI antara lain ditujukan untuk meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota, mengkoordinasikan kerja sama antarnegara anggota, mendukung perdamaian dan keamanan internasional, serta melindungi tempat-tempat suci Islam, dan membantu perjuangan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Saat ini, OKI beranggotakan 57 negara Islam atau negara yang memiliki penduduk mayoritas muslim di kawasan Asia dan Afrika. Seiring perkembangan zaman, OKI tidak hanya menangani masalah politik terutama masalah Palestina, tetapi juga turut serta menangani permasalahan ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan.

Secara umum, tujuan organisasi ini adalah:
a.       memperkuat solidaritas, kerja sama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi antar negara anggota, serta perjuangan umat Islam untuk melindungi kehormatan kemerdekaan dan hak-haknya.
b.      Melakukan aksi bersama untuk melindungi tempat-tempat suci umat Islam, serta memberi semangat dan dukungan kepada rakyat Palestina dalam memperjuangan hak dan kebebasan mendiami daerahnya.
c.       Bekerja sama untuk menentang diskriminasi rasial dan segala bentuk penjajahan serta menciptakan suasana yang menguntungkan serta saling pengertian antar negara anggota dan negara-negara lain.

Dalam OKI, beberapa peran Indonesia adalah:
1.      Memfasilitasi upaya penyelesaian konflik antara Pemerintah Filipina (GRP) dengan Moro National Liberation Front (MNLF) dengan mengacu kepada Final Peace Agremeent/ Perjanjian Damai, 1996.
2.      Indonesia memberi dukungan bagi berdirinya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Dukungan dilanjutkan dengan pembukaan hubungan diplomatik antara pemerintah RI dan Palestina pada tanggal 19 Oktober 1989.
3.      Indonesia juga aktif dalam memperkenalkan Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi perdamaian dan toleransi.

B.     Peranan Bangsa Indonesia dalam Perdamaian Dunia pada APEC (Asia Pasific Economy Cooperation)
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerja sama antar 21 Ekonomi di lingkar Samudera Pasifik yang berdiri tahun 1989. Saat ini terdapat 21 Ekonomi yang menjadi anggota APEC, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Canada, Chile, China, Hong Kong-China, Indonesia, Japan, South Korea, Malaysia, Mexico, New Zealand, the Philippines, Peru, PNG, Russia, Singapore, Chinese Taipei, Thailand, the United States, dan Viet Nam. Kerja sama di APEC merupakan kerja sama non-politis, ditandai dengan keanggotaan Hong Kong-China dan Chinese Taipei. Anggota APEC disebut “Ekonomi” mengingat setiap anggota saling berinteraksi sebagai entitas ekonomi, dan bukan sebagai negara.
Hasil gambar untuk logo apec
APEC memiliki tiga pengamat (observer), yaitu ASEAN Secretariat, Pacific Economic Cooperation Council (PECC), dan Pacific Islands Forum (PIF) Secretariat.
Tujuan utama APEC adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik. Hal ini dilakukan dengan mendorong dan memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka di kawasan, serta meningkatkan kerja sama pengembangan kapasitas Ekonomi anggota. Untuk itu, telah ditetapkan suatu target “the Bogor Goals”, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Bogor pada tahun 1994 dengan komitmen sebagai berikut : “… with the industrialized economies achieving the goal of free and open trade and investment no later than the year 2010 and developing economies no later than the year 2020.”
Kerjasama APEC didasarkan pada tiga pilar, yaitu:
1)      Perdagangan dan Investasi yang lebih terbuka
Perdagangan dan investasi yang lebih terbuka, diharapkan akan menurunkan dan, dalam jangka panjang, menghilangkan hambatan tarif dan non-tarif bagi perdagangan dan investasi, membuka pasar (khususnya bagi produk-produk Indonesia), meningkatkan perdagangan dan investasi antar Ekonomi anggota APEC, mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Ekonomi anggota APEC, serta meningkatkan standar hidup diseluruh kawasan Asia Pasifik.
2)      Fasilitasi Perdagangan dan Investasi
Fasilitasi perdagangan dan investasi difokuskan pada pengurangan biaya transaksi, peningkatan akses terhadap informasi perdagangan, kemudahan administrasi pelabuhan, serta penyelarasan kebijakan. Upaya ini juga didukung oleh masing-masing Ekonomi anggota APEC dengan menjalankan reformasi struktural di dalam negeri. Seluruh upaya dimaksud bertujuan untuk mengurangi besarnya biaya produksi sehingga dapat meningkatkan perdagangan, menurunkan harga barang dan jasa, serta meningkatkan kesempatan kerja sebagai akibat efisiennya ekonomi.
3)      Kerjasama Ekonomi dan Teknik (ECOTECH)
ECOTECH difokuskan pada penyediaan pelatihan dan kerjasama di bidang pembangunan kapasitas guna membantu Ekonomi anggota APEC mengambil manfaat dari perdagangan global dan untuk mengembangkan kapasitas institusional dan personil sesuai dengan potensi Ekonomi masing-masing. Diharapkan upaya tersebut dapat mengatasi tantangan-tantangan baru di bidang ekonomi antara lain, kesenjangan digital, terorisme, ketahanan pangan, bencana alam, serta penyakit menular.

Sejarah mencatat, peran Indonesia dalam kerja sama perdagangan dan investasi Asia Pasifik (APEC) sangatlah penting. Indonesia berperan dalam pendirian APEC dan hadir pada konferensi tingkat menteri di Canberra 1989.
Setelah pertemuan APEC di Blake Island Seattle (AS) pada 1993, Indonesia menjadi tuan rumah KTT APEC 1994 yang bertempat di Bogor. Selanjutnya, perjuangan kepentingan nasional di sejumlah forum APEC terus dilakukan, baik pada tataran konsultasi, penyusunan maupun implementasi kesepakatan.
Saat ini, kita mendapatkan momentum di saat dunia melihat Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki daya tahan (resilient) terhadap krisis global. 
Pada KTT APEC ke-24 di Vladivostok Rusia, 7–9 September 2012, terjadi perpindahan keketuaan APEC dari Rusia ke Indonesia sehingga peran Indonesia dalam mewarnai kerja sama di tingkat regional semakin meningkat dengan puncaknya pada KTT APEC 2013 yang akan diselenggarakan di Bali. Tema besar yang akan diusung Indonesia pada KTT APEC tahun depan adalah Resilient Asia Pacific: The Global Engine Growth.
Melalui keketuaan Indonesia pada APEC 2013, kita yakin peran dan posisi Indonesia dalam kancah internasional akan semakin strategis. Hal ini tentunya tetap didasarkan pada perjuangan kepentingan nasional dalam forum tersebut.
Posisi Indonesia sebagai salah satu di antara sembilan negara APEC yang masuk G-20 sangatlah strategis dalam menjaga stabilitas kawasan sekaligus sebagai motor penggerak ekonomi kawasan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2011 merupakan salah satu yang tertinggi di Asia Pasifik.
Pada 2012 tren ini juga masih menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara sentral dalam menjaga pertumbuhan kawasan. Dengan produk domestik bruto (PDB) berdasarkan purchasing power parity (PPP) lebih dari USD1 triliun dan meningkatnya kelas menengah, Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi di Asia Pasifik. 
Tentunya besaran (size) ekonomi nasional bukan hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar bagi produk impor bagi negara-negara yang tergabung dalam APEC.Terbukanya pasar kawasan merupakan peluang bagi ekspor produk nasional.
Pada 2011, aktivitas perdagangan Indonesia-APEC mencapai 76% dari total perdagangan Indonesia-dunia. Terlebih masuknya sejumlah negara Amerika Latin seperti Meksiko,Cile, dan Peru memberikan alternatif ekspor produk nasional di tengah pelemahan ekonomi sejumlah negara yang menjadi pasar tradisional Indonesia.
Keketuaan Indonesia pada APEC 2013 hampir dapat dipastikan berada dalam situasi penyelesaian krisis keuangan dan ekonomi global. Efek pelemahan global akibat krisis berkepanjangan di Zona Eropa berdampak pada pelemahan kawasan Asia Pasifik, khususnya bagi mereka yang mengandalkan ekspor ke Eropa dan Amerika. 
Sepanjang 2010–2011, negara-negara yang tergabung dalam APEC mengalami tekanan pelemahan global akibat krisis utang Eropa.
Hal ini ditambah dengan pelemahan ekonomi yang juga terjadi di Amerika Serikat turut menambah penurunan kinerja ekonomi sejumlah negara APEC. Imbas dari hal ini telah terasa. China, Jepang, dan sejumlah negara lainnya mengalami perlambatan ekonomi. Tekanan ini akan semakin kuat jika konsolidasi ekonomi kawasan Asia Pasifik berjalan lamban atau stagnan. 
Oleh karena itu, tema yang diusung selama keketuaan Indonesia pada APEC 2013 adalah untuk membangun daya tahan terhadap krisis, baik yang terjadi di kawasan Asia Pasifik ataupun krisis yang diakibatkan kawasan lain.
Asia Pasifik terintegrasi dengan kawasan lain sehingga perlu adanya kemampuan adaptasi (adaptive capacity) untuk merespons setiap sentimen negatif. Ketidakpastian pasokan pangan dan minyak dunia membutuhkan koordinasi dan kerja sama kawasan untuk terhindar dari persaingan yang berpotensi menciptakan destabilitas kawasan. 
Kepemimpinan Indonesia juga akan sangat menentukan bagi tidak hanya terciptanya ketahanan ekonomi, tetapi juga pengondisian bagi terciptanya kawasan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Asia Pasifik.
Pada KTT APEC di Vladivostok diangkat empat tema sentral, yaitu integrasi regional melalui perdagangan dan investasi, ketahanan pangan, sistem rantai nilai (supply-chains), dan intensifikasi kerja sama untuk pertumbuhan yang inovatif. 
Keempat tema sentral ini merupakan pijakan bagi Indonesia dalam merumuskan agenda pertemuan tahun depan di Bali. Keketuaan Indonesia pada APEC 2013 juga diharapkan mampu meningkatkan pencapaian kerja sama ekonomi APEC selama ini.
Hal ini terlihat pada semakin menurunnya biaya transaksi perdagangan periode 2007–2010 sebesar 5% dengan nilai penghematan mencapai USD58,7 juta.Penurunan tarif pada 2010 dapat ditekan menjadi 5,8% dari 17% pada 1989. 
Kerja sama ekonomi APEC juga berhasil meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebesar 10,8% dalam kurun waktu 1 dekade (1999–2009) sehingga tingkat kemiskinan di kawasan APEC dapat ditekan dan berkurang 35% dalam kurun 1999–2009. 
Ketika Indonesia memimpin APEC 2013, berarti juga Indonesia menjaga perekonomian dunia mengingat APEC menguasai 56% PDB dunia, 39,8% penduduk dunia, dan total PDB 2011 USD38,9 triliun.
Di saat kawasan ini berhasil meningkatkan daya tahan dengan tetap menjaga pertumbuhan, hal itu akan berdampak positif terhadap perekonomian global. Oleh karena itu, tantangan keketuaan Indonesia pada APEC 2013 menjadi sangat strategis dalam meningkatkan posisi tawarmenawar Indonesia di tingkat global.

C.    Peranan Bangsa Indonesia dalam Perdamaian Dunia pada OPEC (Organization Of The Petroleum Exporting Countries)
Pada tahun 1960, lima negara anggota OPEC membentuk aliansi untuk mengatur pasokan dan harga minyak. Negara-negara ini menyadari bahwa mereka memiliki sumber daya yang tak terbarukan. Jika mereka berkompetisi satu sama lain, harga minyak akan sangat rendah sehingga harganya akan habis lebih cepat daripada jika harga minyak lebih tinggi. Sedangkan pertemuan pertama telah dilaksankan pada tanggal 10 hingga 14 September pada tahun 1960 di daerah Baghdad, Di Irak ini adalah pertemuan perdana dari organisasi OPEC.  Lima anggota pendiri tersebut adalah Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi dan Venezuela. OPEC terdaftar di PBB 6 November 1962.
OPEC tidak melenturkan ototnya sampai embargo minyak tahun 1973. Ini merespons tiba-tiba penurunan nilai dolar AS setelah Presiden Nixon meninggalkan standar emas. Pendapatan dari para eksportir minyak juga akan otomatis bisa turun jika harga dollar mengalami kemerosotan, ini dikarenakan minyak dihargai dengan harga dollar di dalam perdaganagan internasional.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) adalah sebuah organisasi yang terdiri dari 12 negara produsen minyak. Ini mengendalikan 61 persen ekspor minyak dunia dan menguasai 80 persen cadangan minyak dunia yang terbukti. Keputusan OPEC memiliki dampak besar pada harga minyak di masa depan.
1200px-Flag_of_OPEC.svg.png
Indonesia tidak sedikit mendapat keuntungan sebagai anggota OPEC. Begitu juga dengan sebaliknya, Indonesia sendiri tentunya telah banyak berkontribusi dan memberikan beberapa peranan yang nyata dalam keanggotaannya di organisasi OPEC. Indonesia memiliki peran penting membawa OPEC menjadi lembaga yang dipandang oleh lembaga-lembaga internasional, padahal OPEC anggotanya adalah negara-negara dunia ketiga, sebagai berikut:
Sebuah peran yang benar terjadi sebagai seorang kontribusi untuk pengabdian Indonesia di OPEC adalah kala Sekjen OPEC  tahun 1988 hingga 1994 masih di jabat oleh Prof Subroto. Dimana Indonesia kala itu dikenali sebagai sang mediator aktif yang berperan untuk menhubungkan konsumen dan produsen dan juga berperan dalam pihak ketiga yang akan menengahi beberapa konflik yang terjadi di antara negara anggota OPEC kala itu.
Inilah mengapa Indonesia akan tetap memilih jalan yang baik jika memang ingin tetap berhenti dan keluar dari keanggotaan OPEC. Meski demikian ada dua alasan utama yang mendorong Indonesia keluar dari OPEC.
Namun sejauh ini pemerintah belum mengambil keputusan resmi keluar dari OPEC, hanya saja persiapan sedang di bahas secara lintas Departemen, Sebab, keikutsertaan dalam sebuah organisasi internasional melibatkan Departemen Luar Negeri serta instansi terkait lainnya.
OPEC memiliki tujuan antara lain :
(1)   Tujuan pertama OPEC adalah menjaga agar harga tetap stabil
Sebagai sebuah organisasi yang besar tentunya OPEC selalu ingin mempertahankan kestabilan harga yang diterima oleh para anggotanya. Karena minyak adalah komoditas yang cukup seragam , kebanyakan konsumen mendasarkan keputusan pembelian mereka hanya pada harga. Berapa harga bagus OPEC secara tradisional mengatakan harga relatif stabil per barel. Namun Iran ingin menurunkan harga menjadi lebih rendah per barel. Mereka percaya harga yang lebih rendah akan mengusir produsen minyak serpih AS , yang membutuhkan margin lebih tinggi.
Harga impas Iran hanya lebih dari yang diinginkan per barel. Arab Saudi membutuhkan harga lebih tinggi per barel untuk impas. Jika kesepakatan tersebut ditiadakan maka masing-masing dari beberapa negara yang mengambil alih sebagaoi pengekspor akan tetap meningkatkan pasokan untuk meraih pendapatan nasional terbanyak mereka. Dengan bersaing satu sama lain, mereka akan mendorong harga lebih rendah lagi. Itu akan merangsang permintaan global yang lebih banyak lagi. Negara-negara OPEC akan kehabisan sumber daya paling berharga mereka yang jauh lebih cepat.

(2)   Sasaran kedua OPEC adalah mengurangi volatilitas harga minyak
Ekstraksi minyak harus tetap diproses selama 24 jam setiap harinya, ini berguna agar efisiensi selalu berjalan dengan seimbang dan baik. Pengeboran laut sangat sulit dan mahal untuk dimatikan. Pada saat itulah kepentingan terbaik OPEC menjaga agar harga dunia tetap stabil. Namun, krisis keuangan global membuat harga minyak turun ke level $ 33,73 per barel pada Desember. Dengan adanya masalah ini, OPEC hanya bisa melakukan tindakan pengurangan pasokan sebagai respon dari maslah tersebut, ini diacukan agar harga tetap bisa berjalan dengan stabil dan seimbang.
(3)   Tujuan ketiga OPEC adalah menyesuaikan pasokan minyak dunia sebagai respons terhadap kekurangan
Setiap negara bertanggung jawab untuk melaporkan produksinya sendiri. Dalam skenario ini, ada ruang untuk melanggar dan menyeleweng. Walaupun beberapa negara anggota dari OPEC tentunya tidak ingin mengambil resiko besar seperti dikeluarkan dari keanggotaan OPEC namun mereka juga tidak akan terlalu jauh dalam pengambilan kuota tersebut. Meski memiliki kekuatan, OPEC tidak bisa sepenuhnya mengendalikan harga minyak. Untuk permasalahan dibeberapa negara bahkan pajak tambahan akan dikenakan pada produk berupa minyak basis akhir dan produk bensin yang akan digunakan sebagai sebuah produk yang berupa promosi konservasi. Harga minyak juga ditetapkan oleh pasar berjangka minyak. Sebagian besar harga minyak ditentukan oleh pedagang komoditas. Itulah alasan mengapa harga minyak begitu tinggi.

Indonesia telah menjadi anggota OPEC sejak tahun 1962. Sejak menjadi anggota OPEC, Indonesia ikut berperan aktif dalam penentuan arah dan kebijakan OPEC. Keikutsertaan ini khususnya dalam kegiatan stabilisasi jumlah produksi dan harga minyak di pasar Internasional. Keikutsertaan Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2004, yakni saat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Indonesia terpilih menjadi Presiden dan Sekjen sementara OPEC.
Keikutsertaan Indonesia dalam OPEC tentunya membawa keuntungan secara ekonomi dan politik. Sayangnya, keuntungan ekonomi Indonesia dalam keanggotaan OPEC justru menjadi perdebatan menjelang tahun 2000-an. Beberapa tahun belakangan, Indonesia tidak lagi menjadi negara pengekspor minyak, namun dianggap telah menjadi negara pengimpor minyak. Sementara itu, Indonesia masih harus membayar iuran wajib dalam keanggotaan OPEC, yakni sebesar 2 juta US Dollar setiap tahunnya. Selain itu, Indonesia juga harus membayar biaya-biaya lain untuk biasa sidang OPEC yang diikuti oleh Delegasi RI.
Secara Politis, keanggotaan Indonesia di OPEC akan memberikan berbagai keuntungan, yaitu meningkatkan posisi Indonesia dalam proses tawar-menawar dalam hubungan internasional. Kedudukan Menteri ESDM dalam kapasitasnya sebagai Presiden Konferensi OPEC sekaligus acting Sekjen OPEC pada tahun 2004, telah memberikan posisi tawar yang sangat tinggi dan strategik serta kontak yang lebih luas dengan negara – negara produsen minyak utama lainnya.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi negara dalam era global dipengaruhi seluruh serta perkembangan kehidupan internasional. Hal ini karena globalisasi dan perkembangan diluar negara turut mempengaruhi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Globalisasi adalah proses sosial yang muncul sebagai akibat dari kemajuan dan inovasi teknologi serta perkembangan informasi dan komunikasi.
Perdamaian dunia merupakan tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia. Upaya untuk mewujudkan perdamaian dunia dilakukan dalam pendekatan budaya, pendekatan sosial dan ekonomi, pendekatan politik dan pendekatan kebudayaan. Lembaga yang membantu dalam perwujudan perdamaian dunia antara lain ASEAN, EEC, BENELUX, APEC, IBRD, IMF, UNDP, IDA dan masih banyak yang lainya.
Selain itu, dengan melaksanakan amanat Pembukaan UUD 1945 Alenia IV Indonesia berpartisipasi dalam perdamaian dunia.Dan juga, Bangsa Indonesia memiliki banyak peranan dalam misi perdamaian dunia.


DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar