MATERI BAHASA INDONESIA KELAS X
SEMESTER 1
BAB I
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
1.1
Pengertian Teks Laporan Hasil
Observasi
Teks
Laporan Hasil Observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan
sesuatu berupa hasil pengamatan. Teks laporan hasil observasi juga disebut teks
klasifikasi karena memuat klasifikasi mengenai jenis – jenis sesuatu
berdasarkan kriteria tertentu. Teks laporan hasil observasi bersifat faktual
atau berdasarkan fakta yang ada.
1.2
Tujuan Teks Laporan Hasil
Observasi
1. Untuk mengetahui suatu
persoalan.
2. Untuk menemukan teknik / cara
terbaru.
3. Untuk mengambil keputusan yang
lebih efektif.
4. Untuk melakukan pengawasan /
perbaikan.
5. Untuk mengetahui perkembangan
suatu masalah.
1.3
Fungsi Teks Laporan Hasil Observasi
1.
Melaporkan tanggung jawab sebuah tugas dan kegiatan pengamatan.
2.
Sebagai sumber informasi terpercaya.
3.
Menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan, atau
pemecahan masalah dalam pengamatan.
4.
Sarana untuk pendokumentasian.
1.4
Struktur Teks Laporan Hasil
Observasi
Struktur
adalah bagian yang membangun sebuah teks menjadi sebuah teks laporan hasil
observasi yang utuh. Secara umum, teks laporan hasil observasi memiliki 2
struktur diantaranya :
a) Pernyataan Umum (Klasifikasi),
merupakan semacam pembuka atau pengantar tentang hal yang dilaporkan. Pada
tahap pembukaan ini, disampaikan bahwa benda benda di dunia ini dapat
diklasifikasikan berdasarkan kriteria persamaan dan perbedaan.
b) Anggota atau aspek yang
dilaporkan, merupakan bahasan atau rincian tentang objek yang diamati.
Adapun
struktur lainnya dari teks laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Definisi Umum: merupakan pembukaan yang
berisi pengertian mengenai sesuatu yang dibahas didam teks.
2. Definisi Bagian: merupakan bagian yang
berisi ide pokok dari setiap paragraf (penjelasan rinci).
3. Definisi Manfaat: merupakan bagian yang
menjelaskan manfaat dari sesuatu yang dilaporkan
4. Penutup: merupakan bagian rincian
akhir dari teks.
1.5
Ciri Teks Laporan Hasil
Observasi
a. Bersifat objektif, global,
universal.
- Objek yang akan dibicarakan/dibahas adalah objek
tunggal.
- Ditulis secara lengkap dan sempurna.
- Ditulis berdasarkan fakta sesuai dengan
pengamatan yang telah dilakukan.
- Informasi teks merupakan hasil penelitian terkini
yang sudah terbukti kebenarannya.
- Tidak mengandung prasangka/dugaan/pemihakan yang
menyimpang atau tidak tepat.
- Saling berkaitan dengan hubungan berjenjang
antara kelas dan subkelas yang terdapat di dalamnya.
1.6
Kaidah
Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Ciri bahasa atau kaidah kebahasaan
yang digunakan dalam teks ini:
2.
Menggunakan verba relasional,
seperti : ialah, merupakan, adalah, yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi,
terdiri atas, disebut, dan lain-lain
3.
Menggunakan verba aktif alam untuk
menjelaskan perilaku, seperti : bertelur, membuat, hidup, makan, tidur, dan
sebagainya.
4.
Menggunakan kata penghubung yang
menyatakan tambahan (dan, serta), perbedaan (berbeda dengan), persamaan
(sebagaimana, seperti halnya), pertentangan (tetapi, sedangkan, namun), pilihan
(atau).
5.
Menggunakan paragraf dengan kalimat
utama untuk menyusun informasi utama, diikuti rincian aspek yang hendak dilaporkan
dalam beberapa paragraf.
6.
Menggunakan kata keilmuwan atau
teknis, seperti : herbivora, degeneratif, osteoporosis, mutualisme,
parasitisme, pembuluh vena, leukimia, syndrom, phobia, dan lain-lain.
1.7
Langkah Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi
Langkah-langkahnya:
1. Membuat judul laporan sesuai
dengan pengamatan yang telah dilakukan.
2. Membuat kerangka teks yang
condong ke pembuatan gagasan utama sesuai dengan hasil pengamatan.
3. Menyusun teks berdasarkan
gagasan utama yang telah dibuat, diawali dengan paragraf pernyataan umum lalu
ke bagian isi. Setelah membuat klasifikasi secara umum, langkah berikutnya
yaitu menjabarkan klasifikasi tersebut berdasarkan hasil pengamatan
4. Meneliti kembali hasil
penulisan teks, jika ada kalimat janggal atau salah penulisan, segera perbaiki
kembali.
1.8
Kriteria Teks Laporan Hasil Observasi
Syarat atau kriteria teks
laporan hasil observasi agar dianggap baik dan benar serta ideal, berikut ini
syaratnya:
b. Dalam struktur teks tidak
mempunyai kesimpulan/penutup.
c. Di dalam teks tidak ada
opini dari penulis.
d.
Teks menjelaskan sebuah informasi berdasarkan fakta.
BAB II
TEKS EKSPOSISI
2.1 Pengertian Teks Eksposisi
Teks
Eksposisi adalah salah satu jenis
pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan
untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang
singkat, akurat, dan padat.
2.2 Tujuan Teks Eksposisi
Tujuan
teks eksposisi untuk menjelaskan informasi
tertentu agar bisa menambah ilmu pengetahuan pembaca, sehingga dengan membaca
teks ini maka pembaca akan mendapatkan pengetahuan secara rinci dari suatu hal
atau kejadian.
2.3 Ciri – Ciri Teks Eksposisi
- Memiliki gaya penulisan
informasi yang persuasif atau dengan kata lain bersifat mengajak
- Berisi penjabaran terkait
informasi-informasi yang berhubungan dengan pengetahuan
- Tulisan Bersifat objektif dan
tidak memihak
- Penjelasan atau penjabaran
informasi yang diberikan, disertai dengan data-data akurat dan berasal
dari sumber yang tepercaya. Data tersebut berguna sebagai pendukung dari
tulisan yang bersangkutan
- Penulisan dan penyampaian teks
dipaparkan secara lugas serta menggunakan bahasa baku sesuai dengan EYD
- Fakta informasi yang diberikan
banyak digunakan sebagai sebuah alat konkritasi dan kontribusi
2.4 Struktur Teks Eksposisi
Struktur
teks eksposisi umumnya terdiri dari 4 bagian utama yakni pembukaan, isi, argumentasi,
dan penegasan ulang. Adapun penjelasan tentang susunan teks eksposisi adalah
sebagai berikut ini:
- Pembukaan : Struktur teks eksposisi yang pertama
merupakan pembukaan atau sering disebut dengan orientasi. Pada bagian ini
kita akan melihat pandangan awal yang ditulis oleh penulis tentang sebuah
permasalahan dengan rangkaian yang sangat relevan.
- Isi (Thesis) : Thesis merupakan
isi dari teks eksposisi yang berisi tentang kumpulan pendapat orang lain
yang dianggap lebih ahli terkait permasalahan dan pokok bahasan yang
tengah dibahas. Untuk mengidentifikasi struktur teks eksposisi yang satu
ini sangat mudah, kita dapat mengidentifikasi thesis dengan memperhatikan
pemilihan katanya. seperti contoh "berdasarkan penuturan"
dan lain sebagainya.
- Argumentasi : Argumentasi adalah struktur teks
eksposisi yang memuat tentang bukti bukti relevan yang mendukung thesis
atau isi dari teks eksposisi ini. Umumnya argumentasi akan mengandung
fakta fakta relevan yang berkaitan dengan pokok bahasan seperti tanggal,
latar, narasumber, dan penggunaan angka angka yang umumnya bersifat
konkrit.
- Penegasan ulang: Penegasan ulang memuat
kesimpulan yang meliputi pembukaan, thesis hingga argumentasi yang
disampaikan penulis yang tentunya disampaikan dengan bahasa yang berbeda
dan lebih singkat.
2.5 Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi
Ciri
kebahasaan yang ada pada teks ekposisi:
b. Memakai
konjungsi; konjungsi
dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi.
c. Memakai
kata leksikal tertentu (kata yang mengacu pada kamus); merupakan kata yang mengacu pada benda, baik
nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari
bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan.
Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau.
BAB III
TEKS ANEKDOT
3.1 Pengertian Teks Anekdot
Teks Anekdot adalah cerita singkat yang
di dalamnya mengandung unsur lucu dan mempunyai maksud untuk melakukan
kritikan. Teks anekdot biasanya mengkritik tentang layanan publik, politik,
lingkungan, dan sosial.
3.2 Ciri – Ciri Teks Anekdot
Ciri-ciri teks anekdot sangat khusus dan mudah dipahami,
berikut ini :
a.
Bersifat humor atau lucu.
b.
Bersifat menggelitik, bisa membuat pembaca
merasa terhibur
c.
Bersifat menyindir.
d.
Bisa jadi mengenai orang penting.
e.
Memiliki tujuan tertentu.
f.
Cerita yang disampaikan hampir mirip dongeng.
g. Cerita
mengenai karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan terlihat
nyata.
3.3 Struktur Teks Anekdot
Teks anekdot mempunyai 5 struktur yang
membangun teks tersebut sehingga menjadi utuh. Berikut ini 5 struktur
penyusunnya:
1. Abstraksi: terletak
pada awal paragraf dan berisikan gambaran awal tentang isi teks anekdot.
2. Orientasi: bagian isi
berisi awal mula atau latar belakang terjadinya suatu peristiwa.
3. Krisis: berisi
mengenai masalah yang muncul yang terjadi dalam teks.
4. Reaksi: berisi
langkah penyelesaian masalah yang muncul dalam bagian krisis.
5. Koda: berisi
perubahan yang akan terjadi pada tokoh.
3.4 Kaidah Teks Anekdot
Adapun kaidah kebahasaan yang biasa digunakan dalam
pembuatan teks ini, ciri-ciri nya:
- Menggunakan pertanyaan retorik.
- Menggunakan kalimat perintah.
- Menggunakan penghubung.
- Menggunakan verba atau kata kerja.
- Menggunakan kata keterangan waktu lampau.
- Urut berdasarkan kejadian waktu.
BAB IV
CERITA
HIKAYAT
4.1 Pengertian Hikayat
Hikayat adalah
salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan
tentang kisah, cerita, dan dongeng.
Pada umumnya
hikayat bercerita tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap
dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.
Hikayat
merupakan istilah yang berasal dari Arab yakni dari kata “Haka” yang artinya
bercerita atau
menceritakan.
4.2 Karakteristik / Ciri Hikayat
Salah satu bentuk
sastra prosa yang dikenal dengan Hikayat ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut
:
a.
Anonim
Anonim artinya pengarang dari hikayat umumnya tidak
dikenal.
b.
Istana Sentris
Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan
istana/ kerajaan atau pusat ceritanya berada didalam lingkungan istana.
c.
Bersifat Statis
Bersifat statis maksudnya tetap atau tidak banyak
terjadi perubahan.
d.
Bersifat Komunal
Bersifat komunal artinya menjadi milik masyarakat.
e.
Menggunakan Bahasa Klise
Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
f.
Bersifat Tradisional
Hikayat bersifat tradisional atau Meneruskan budaya/
tradisi/ kebiasaan yang dianggap baik.
g.
Bersifat Didaktis
Bersifat didaktis atau mendidik baik Didaktis secara
moral maupun didaktis secara religi.
h.
Menceritakan Kisah Universal
Manusia
Hikayat menceritakan kisah secara universal seperti
peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik.
i.
Magis
Cerita hikayat umumnya bersifat magis. Pengarang
akan membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah.
4.3 Nilai Yang Terkandung Dalam Hikayat
Cerita seperti hikayat juga mengandung banyak makna termasuk nilai-nilai
positif yang membangun kepribadian baik. Nilai-nilai yang ada yaitu nilai
moral, nilai agama, nilai budaya, nilai sosial, dan nilai pendidikan atau
edukasi.
1.
Nilai agama
Merupakan nilai dari pesan hikayat yang berhubungan dengan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, umumnya berisi pesan untuk taat beragama dan
menjalankan agamanya masing-masing secara benar.
2.
Nilai sosial
Merupakan nilai dari pesan hikayat yang berhubungan dengan kehidupan sesama
atau sosial kita. Biasanya berisi nasihat untuk hidup tidak mendiskriminasi,
hidup mengasihi sesama, dsb.
3.
Nilai budaya
Mengandung nilai-nilai budaya setempat di tempat pembuatan hikayat
tersebut. Misalnya memuat nilai budaya tradisi zaman dulu pada masa kerajaan,
atau sejenisnya.
4.
Nilai moral
Mengandung pesan moralis tertentu yang hendak diberitahukan pada pembaca.
Misalnya pesan untuk menaati nasihat orangtua, tidak melupakan orangtua saat
sudah sukses, dll.
5.
Nilai pendidikan atau edukasi
Merupakan nilai pendidikan yang ditanamkan dengan melalui hikayat. Misalnya
nasihat untuk mencari ilmu seluas-luasnya selagi hidup di dunia.
4.4 Unsur Instrinsik dan Unsur Ekstrinsik
Unsur intrinsik dalam hikayat merupakan unsur yang
membangun cerita dari dalam. Dibawah
ini merupakan unsur-unsur intrinsik yang membangun sebuah hikayat, diantaranya
yaitu:
1.
Tema, merupakan suatu gagasan yang
mendasari sebuah cerita.
2.
Latar, adalah tempat, waktu, serta
situasi/suasana yang tergambar dalam suatu cerita.
3.
Alur, merupakan sebuah jalinan
peristiwa dalam sebuah cerita.
4.
Amanat, merupakan sebuah pesan yang
disampaikan oleh pengarang dengan melalui sebuah cerita.
5.
Tokoh, merupakan pemeran pada
cerita. Penokohan merupakan penggambaran watak dari sang tokoh.
6.
Sudut pandang, merupakan pusat
pengisahan darimana sebuah cerita dikisahkan oleh pencerita.
7.
Gaya, untuk gaya ini berhubungan
dengan bagaimana cara penulis menyajikan sebuah cerita dengan menggunakan
bahasa serta juga unsur-unsur keindahan lainnya.
Unsur ekstrinsik
merupakan suatu unsur yang membangun cerita tersebut dari luar. Unsur
ekstrinsik pada hikayat ini biasanya berhubungan dengan latar belakang
(background) cerita, contohnya seperti latar belakang agama, adat, budaya serta
lain sebagainya. Unsur ekstrinsik ini juga berkaitan dengan nilai/norma
kehidupan dalam cerita, contohnya ialah seperti nilai moral, nilai agama, nilai
budaya, nilai sosial, dan lain sebagainya.
SEMESTER 2
BAB V
TEKS NEGOSIASI
5.1 Pengertian Negosiasi
Negosiasi
adalah bentuk interaksi sosial yang
berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai
kepentingan yang berbeda. Atau negosiasi menurut KBBI adalah proses
tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai
kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya.
5.2 Struktur Teks
Negosiasi
a.
Orientasi : Pembukaan atau awalan dari
percakapan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa dan
sebagainya.
b.
Permintaan : Di mana pihak yang ingin
tahu menanyakan suatu barang atau permasalahan yang dihadapi.
c.
Pemenuhan : Pihak yang terkait
memberitahukan mengenai barang atau obyek agar orang yang diajak interaksi oleh
pihak tersebut menjadi lebih paham.
d.
Penawaran : Suatu puncak dari negosiasi
karena terjadi proses tawar menawar pihak satu dengan pihak yang lain untuk
mendapat sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain.
e.
Persetujuan : Kesepakatan atas hasil
penawaran dari kedua belah pihak.
f.
Pembelian : Terjadinya transaksi jual
beli antara masing- masing pihak terkait.
g.
Penutup : Mengakhiri dari sebuah
percakapan antara kedua pihak untuk menyelesaikan suatu proses interaksi dalam
negosiasi.
5.3 Ciri – Ciri Teks
Negosiasi
Adapun secara umum ciri dari teks negosiasi adalah
sebagai berikut:
a.
Negosiasi menghasilkan kesepakatan.
b.
Negosiasi menghasilkan keputusan yang saling
menguntungkan.
c.
Negosiasi merupakan sarana untuk mencari penyelesaian
atau jalan tengah.
d.
Negosiasi mengarah kepada tujuan praktis.
e.
Negosiasi memprioritaskan kepentingan bersama.
f.
Negosiasi menyangkut suatu rencana yang belum terjadi.
g.
Negosiasi selalu melibatkan dua belah pihak
h.
Negosiasi merupakan kegiatan komunikasi langsung.
i.
Teks negosiasi biasanya dalam bentuk dialog atau
diubah menjadi monolog
5.4 Ciri Kebahasaan
Teks Negosiasi
Kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan teks negosiasi
adalah sebagai berikut:
a.
Bahasa persuasif
Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menarik
perhatian. Misalnya: dalam kalimat “bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri
atau untuk suvenir.”
b.
Kalimat deklaratif
Kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi pernyataan, yang
berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu.
c.
Bahasa yang sopan
Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak agar terjadi
komunikasi yang baik untuk mencapai negosiasi yang sukses.
d.
Menggunakan konjungsi.
Menggunakan kalimat deklaratifĂ˜Contoh : Kalau bagitu, meskipun,
walaupun.
e.
Menggunakan kalimat yang efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan
dapat menyampaikan informasi secara tepat. Jelas, artinya mudah dipahami oleh
pendengar atau pembaca. Tepat, dapat sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
f.
Berisi pasangan tuturan
Tuturan adalah kalimat yang diujarkan
oleh seseorang untuk menyampaikan maksud tertentu. Tuturan merupakan bentuk
komunikasi lisan seseorang kepada mitra tutur dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang
sering menuturkan sesuatu kepada mitra tutur. Tuturan adalah pemakaian satuan
bahasa seperti kalimat atau sebuah kata oleh seorang penutur tertentu pada
situasi tertentu. Dalam teks negosiasi tuturan berupa dialog yang berarti
dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Contoh pasangan tuturan dalam teks
negosiasi :
·
Mengucapkan salam - membalas salam
·
Bertanya - menjawab/tidak menjawab
·
Meminta tolong - memenuhi/menolak permintaan
·
Menawarkan - memenuhi/menolak tawaran
·
Mengusulkan - menerima/menolak usulan Pasangan tuturan
yang terdapat dalam negosiasi
g.
Bersifat memerintah dan memenuhi perintah.
h.
Menggunakan pronomina.
atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa
nomina. Contoh : Saya, kami, anda.
i.
Menggunakan kalimat langsung.
Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang
lain.
j.
Menggunakan kalimat yang menyatakan kesepatan atau
tidak.
k.
Menggunakan kalimat perbandingan/kontras.
BAB VI
DEBAT
6.1
Pengertian Debat
Debat adalah suatu
kegiatan mengadu argumentasi antara dua pihak atau lebih yang bersifat
perorangan ataupun kelompok didalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan
perbedaan.
6.2
Unsur – Unsur Debat
Debat memiliki beberapa unsur yang harus ada, berikut
ini diantaranya:
a. Mosi adalah
hal atau topik yang sedang diperdebatkan yang mengandung hal-hal yang bersifat
konvensional. Disini ada pihak pro dan kontra, mosi sangat penting di dalam
debat.
b. Tim
Afirmatif/pro adalah tim yang setuju terhadap hal yang diperdebatkan (mosi)
c. Tim Negatif
atau Oposisi/kontra adalah tim yang tidak setuju atau menenta mosi yang
diperdebatkan. Tim ini biasanya terdiri dari 3 orang.
d. Tim Netral
adalah tim yang memberikan 2 sisi baik dukungan ataupun sanggahan terhadap
topik yang diperdebatkan.
e. Moderator
adalah orang yang memimpin dan membantu jalannya perdebatan. Tugasnya seperti
membacakan tata tertib debat, memperkenalkan masing-masing pihak dan
menyampaikan mosi yang dibicarakan.
f. Penulis
adalah orang yang menulis kesimpulan dari suatu debat.
6.3
Tujuan Debat
Debat mempunyai beberapa tujuan antara lain:
a.
Melatih mental atau keberanian mengemukakan pendapat
dihadapan umum.
b.
Melatih mematahkan pendapat dari lawan debat.
c.
Meningkatkan kemampuan dalam merespon suatu masalah.
d.
Melatih untuk bersikap kritis terhadap semua materi yang
diperdebatkan.
e.
Memantapkan pemahaman konsep dari materi yang
dipedebatkan.
6.4
Ciri – Ciri Debat
Adapun ciri-ciri debat adalah sebagai berikut:
1.
Mempunyai 2 sudut pandang yaitu afirmatif atau pihak
yang menyetujui topik debat dan negatif atau pihak yang tidak menyetujui topik
debat.
2.
Adanya proses saling mempertahankan pendapat antara
kedua belah pihak.
3.
Adanya saling mengadu argumentasi untuk tujuan
memperoleh kemenangan.
4.
Hasil debat diperoleh melalui voting dan keputusan
juri.
5.
Terdapat sesi tanya jawab yang sifatnya terbatas dan
bertujuan untuk menjatuhkan pihak lawan.
6. Adanya pihak
yang berperan sebagai penengah yang dilakukan oleh moderator.
6.5
Jenis Debat
Berdasarkan bentuknya, metodenya dan maksud debat
dibagi menjadi macam yaitu:
a.
Debat Parlementer/Majelis (Assembly or
Parlementary Debating)
Maksud dan tujuan debat jenis ini adalah untuk memberi atau menambahi dukungan bagi suatu undang-undang tertentu dan semua anggota yang ingin mengungkapkan pandangan dan pendapatnya berbicara mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis.
Maksud dan tujuan debat jenis ini adalah untuk memberi atau menambahi dukungan bagi suatu undang-undang tertentu dan semua anggota yang ingin mengungkapkan pandangan dan pendapatnya berbicara mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis.
b.
Debat Pemeriksaan ulangan untuk mengetahui kebenaran
pemeriksaan terdahulu (cross-examination debating)
Maksud dan tujuan dari perdebatan ini adalah mengajukan beberapa pertanyaan yang satu sama lain berkaitan, yang akan menyebabkan para individu yang diberikan pertanyaan menunjang posisi yang akan ditegakkan dan diperkokoh oleh si penanya.
Maksud dan tujuan dari perdebatan ini adalah mengajukan beberapa pertanyaan yang satu sama lain berkaitan, yang akan menyebabkan para individu yang diberikan pertanyaan menunjang posisi yang akan ditegakkan dan diperkokoh oleh si penanya.
c.
Debat Formal, Konvensional atau Debat Pendidikan (Formal,
Conventional, or Educatttional Debating)
Adalah jenis debat yang bertujuan memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk mengunkapkan kepada para pendengar beberapa argument yang menunjang atau membantah suatu usul. Setiap pihak diberikan waktu yang sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan bantahan.Debat kompetitif didalam pendidikan tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat kompetitif bertujuan untuk menghasilkan keputusan yang lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan dikalangan para peserta debat, kemampuan disini seperti mengutarakan pendapat secara masuk akal, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan biasanya kemampuan bahasa asing (jika debat dilakukan dengan bahasa asing)
Adalah jenis debat yang bertujuan memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk mengunkapkan kepada para pendengar beberapa argument yang menunjang atau membantah suatu usul. Setiap pihak diberikan waktu yang sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan bantahan.Debat kompetitif didalam pendidikan tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat kompetitif bertujuan untuk menghasilkan keputusan yang lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan dikalangan para peserta debat, kemampuan disini seperti mengutarakan pendapat secara masuk akal, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan biasanya kemampuan bahasa asing (jika debat dilakukan dengan bahasa asing)
6.6
Tata Cara Debat
Berikut ini adalah tata cara debat yang baik:
a.
Pertanyaaan atau tantangan sebaiknya dikemukakan
secara profesional, tidak menghina lawan, tidak merendahkan lawan, atau
berkomentar yang menyerang pribadi tidak dapat diterima.
b.
Analisisi kritis, sintesis, keterampilan retorika
(berbicara dan intelijensia (ability to percieve and understand) atau tidak
terbata-bata.
c.
Fokus pada posisi pihak lawan atau argument lawan.
Harus tahu kelemahan dan kelebihan lawan yang merupakan hal penting dalam
strategi kesalahan logis dan gunakan secara efektif dalam menyangkal argumen
pihak lawan.
d.
Batasan mengungkapkan argumen adalah tiga poin.
e.
Menggunakan logika dalam menyusun dan menyampaikan
argumen atau pernyataan.
f.
Mengetahui kesalahan umum didalam berpikir seperti
kesalahan logis dan menggunakan secara efektif dalam menyangkal argumen lawan.
g.
Menyajikan isi atau materi dengan akurat. Menggunakan
selalu konton (data/fakta) yang berhubungan dan mendukung pandangan.
h.
Memastikan kesahihan semua bukti eksternal yang
dihidangkan dalam argumen.
i.
Kesimpulan dalam debat merupakan kesimpulan final. Gunakan
itu sebagai kesempatan untuk menyangkal atau memojokkan lawan.
6.7
Struktur Debat
Berikut adalah struktur debat yang baik:
a.
Pengenalan
Pada struktur ini setiap tim (baik tim afirmasi, tim oposisi, dan tim netral) memperkenalkan diri.
Pada struktur ini setiap tim (baik tim afirmasi, tim oposisi, dan tim netral) memperkenalkan diri.
b.
Penyampaian Argumantasi
Pada penyampaian argumen ini, setiap tim menyampaikan argumentasi terhadap
topik yang dimulai dari tim afirmasi, lalu tim oposisi dan diakhiri dengan tim
netral.
c.
Debat
Pada debat, masing-masing tim mengomentari setiap argumentasi dari tim lainnya.
Pada debat, masing-masing tim mengomentari setiap argumentasi dari tim lainnya.
d.
Simpulan
Pada kesimpulan, setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik yang sesuai dengan posisinya.
Pada kesimpulan, setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik yang sesuai dengan posisinya.
KALIMAT EFEKTIF
A.
Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif
merupakan sebuah kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku, baik
unsur-unsur penting yang harus ada di dalamnya seperti subject predikat, serta
tentang pemilihan diksi yang tepat. Kalimat efektif ini akan membuat tulisan
yang Anda buat menjadi lebih mudah dipahami dan tidak berbelit-belit.
Kalimat efektif
adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat);
memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang
tepat dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan
mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.
B.
Ciri – Ciri Kalimat Efektif
Setelah Anda mengetahui apa itu
pengertian Kalimat efektif, selanjutnya adalah mengenal apa saja ciri-ciri
kalimat efektif. Berikut ini adalah ciri-ciri dari kalimat efektif:
a.
Memakai Diksi yang Tepat atau Penggunaan Kata yang Tepat
Salah satu ciri dari kalimat
efektif ditandai dengan penggunaan diksi atau pemilihan kata yang tepat. Tepat
disini dalam arti sesuai dengan tema, atau topik yang dibahas dalam tulisan
tersebut. Dengan pemilihan diksi yang tepat akan membuat kalimat Anda tidak
berbelit-belit.
b.
Memiliki Unsur Pokok atau Penting, Minimal Subjek Predikat (SP)
Dalam sebuah kalimat tentunya
memiliki subjek dan predikat. Hal itu merupakan contoh paling dasar. Jika
secara lengkap unsur dalam sebuah kalimat terdiri dari Subject, Predikat atau
kata kerja, Objek dan keterangan. Dengan satu kesatuan kalimat yang lengkap
maka kalimat Anda akan lebih mudah dipahami pembaca.
c.
Taat Kepada Tata Aturan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang
Berlaku
Dalam kaidah Bahasa Indonesia
memiliki aturan berupa EYD atau Ejaan yang Disempurnakan. Bagaimana perubahan
sebuah kata ketika mendapat imbuhan, sisipan dan akhiran. Seperti kata sapu
mendapat imbuhan me menjadi menyapu bukan mensapu.
d.
Melakukan Penekanan Ide Pokok
Untuk membuat tulisan menjadi
lebih mudah dipahami oleh pembaca, yang terpenting adalah mencantumkan ide
pokok di dalamnya. Fokus terhadap ide pokok tersebut agar tulisan Anda tidak
terlalu meluas pembahasannya.
e.
Mengacu Kepada Penghematan Penggunaan Kata
Hemat dalam penggunaan kata.
Dalam ini sangat erat hubungannya dengan pemilihan kata yang digunakan di dalam
sebuah kalimat. Contoh kalimat efektif dan tidak efektif adalah sebagai
berikut: Ibu pergi ke pasar hanya membeli 3 kilogram telur saja. Akan lebih
efektif jika Ibu pergi ke pasar membeli 3 kilogram telur saja. Jika sudah
menggunakan kata hanya tidak perlu ditambahi dengan kata saja ataupun
sebaliknya.
f.
Memakai Kesejajaran Bentuk Bahasa yang Dipakai
Kesejajaran bahasa merupakan
cara penempatan ide yang sama dalam tulisan yang Anda buat. Agar tidak
melenceng dari tema pembahasan.
g.
Memakai Variasi Struktur Kalimat
Nah agar tulisan Anda tidak
terkesan monoton, Anda bisa menggunakan variasi struktur kalimat dengan cara
memakai baik frase keterangan tempat, frase keterangan waktu, frase keterangan
cara, frase keterangan verbum maupun partikel penghubung.
C.
Syarat Kalimat Efektif
Terdapat setidaknya 6 prinsip
atau syarat yang harus terpenuhi dalam menulis kalimat efektif, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1.
Kesatuan
Menurut Amran Tasai dan Arifin,
kesatuan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang
digunakan. Kesatuan gagasan kalimat ini diperlihatkan oleh kesepadanan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Berikut ini adalah ciri-ciri
yang disebut dengan kesatuan kalimat;
a. Adanya Subject dan Predikat
yang Jelas
Dalam hal ini sebaiknya hindari untuk menggunakan kata depan
ke,di,sebagai dan lain sebagainya sebelum keberadaan objek. Misalnya dalam
kalimat berikut:
·
Di rumah sakit para dokter sedang
mendiskusikan masalah kesehatan yang terjadi (kalimat salah).
·
Para dokter mendiskusikan masalah kesehatan
yang terjadi di rumah sakit (kalimat benar).
b. Tidak Memiliki Subjek Ganda
Dalam sebuah kalimat tidak
memakai subjek lebih dari satu. Misalnya seperti berikut:
·
Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh warga
desa. (Salah)
·
Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh
warga desa. (Benar)
c. Dalam Kalimat Tunggal Tidak
Menggunakan Kata Penghubung Intra kalimat
Misalnya:
·
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami
tidak dapat mengikuti acara pertama. (Salah)
·
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu,
kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (Benar)
d. Predikat Kalimat Tidak
Didahului Oleh Kata “yang”
Misalnya:
· Bahasa
Indonesia yang berasal dari Bahasa Melayu. (Salah)
· Bahasa
Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. (Benar)
2.
Kehematan
Menurut Lamuddin Finoza, pengertian kehematan
adalah usaha menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini berarti
tidak menggunakan kata-kata mubazir, tidak menjamakkan kata yang sudah
berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek. Dengan menghemat kata, kalimat
menjadi padat dan berisi.
Contoh kalimat kehematan:
·
Kalimat salah : Karena dia
tidak sakit, dia tidak pergi ke dokter.
·
Kalimat benar : Karena tidak
sakit, dia tidak pergi ke dokter.
·
Kalimat Salah: Presiden Jokowi
menghadiri Rapin ABRI hari Senin.
·
Kalimat benar : Presiden Jokowi
menghadiri Rapat ABRI senin itu.
·
Kalimat salah: Para Tamu-Tamu
·
Kalimat benar: Para tamu atau
Tamu-Tamu
3.
Keparalelan
Menurut Arifin dan Amran Tasai, salah seorang
pakar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwasanya keparalelan merupakan kesamaan bentuk
yang digunakan dalam kalimat itu. Maksudnya adalah jika kata pertama berbentuk
verba, maka kata kedua juga harus berbentuk verba.
Contoh kalimat keparalelan:
·
Sang Guru memaparkan,
menjelaskan dan penerapan sebuah aplikasi pada para praktikkan (kalimat
salah).
·
Sang guru memaparkan,
menjelaskan dan menerapkan sebuah aplikasi pada para praktikkan.
(kalimat benar)
Perhatikan dua kata yang bergaris bawah di
atas. Meskipun keduanya merupakan predikat namun kedua kata tersebut tidak
paralel. Kata dibekukan merupakan verba yang memiliki afiks di-kan. Sementara
kenaikan merupakan nomina yang memiliki afiks ke-an. Kedua kata tersebut
seharusnya paralel.
D. Perbedaan
Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat yang berfungsi untuk
mewakili gagasan penulisan atau gagasan pembicara dan bisa diterima oleh
pembaca. Kalimat ini memuat makna khusus penulis dan sifatnya yang harus
disampaikan, jelas, padat dan singkat.
Sedangkan kalimat tidak efektif merupakan kalimat yang tak
terdapat sifat – sifat tertentu pada kalimatnya. Tidak terdapat aturan seperti
dengan kalimat efektif.
Contoh Kalimat Efektif:
Saya adalah mahasiswa universitas Diponegoro.
Saya kos di daerah Tembalang. Untuk
berangkat kuliah, saya menggunakan transportasi umum, yaitu Trans semarang.
Selain saya, banyak mahasiswa Universitas Diponegoro yang tinggal di Tembalang
menggunakan fasilitas Trans Semarang sebagai sarana transportasi.
Contoh Kalimat Tidak Efektif:
Saya ini adalah mahasiswa dari Universitas
diponegoro, kebetulan saya ngekos rumah di daerah Tembalang.
Jadi untuk berangkat kuliah saya biasanya menggunakan transportasi umum seperti
trans Semarang. Selain saya, banyak pula para mahasiswa Universitas Diponegoro
yang juga memakai Trans Semarang sebagai salah satu sarana transportasi setiap
hari.
E.
Contoh Kalimat Efektif Dan Tidak Efektif Dengan
Memakai Variasi Pembukaan
a.
Frase Keterangan Tempat
- Kereta rel listrik di
Jabodetabek dirasakan sejumlah kalangan sebagai solusi transportasi di
tengah kemacetan. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Metropolitan, KRL
perlu didukung).
- Pertentangan antara
meneruskan kebijakan penghematan anggaran dan melakukan kebijakan lain
terus mengemuka di Eropa. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Internasional,
Pertentangan Meruncing)
b.
Frase Keterangan Waktu
- Tanggal 1 Mei 2013, Papua
genap 50 tahun bergabung dalam NKRI (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013,
Papua, Sebuah Noktah Sejarah).
- Hampir setiap hari pada
jam sibuk terjadi kekacauan di perempatan Kuningan, Mampang, dan Gatot
Subroto (Jakarta Selatan). (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Pindah Halte
Transjakarta Kuningan Barat Koridor IX).
c.
Frase Keterangan Cara
- Terjatuh dari Sungai
Kliwut, Minggu (5/5) pagi. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013,
Terpeleset,Wahidun Tewas Tenggelam di Sungai).
- Pengerukan terutama untuk
tambang C berupa tanah timbun. (Koran kompas Senin 6 Mei 2013, Pengerukan
Tanah Picu Banjir).
d.
Frase Verbum
- Peresmian itu ditandai
dengan acara resepsi yang dihadiri sejumlah pejabat. (Koran Kompas, Senin
6 Mei 2013, Kembangkan Toba, Silangit Dibenahi).
- Pemerintah tidak alergi
dengan rumah mewah dan menengah, tetapi sebaiknya ada luang yang sama bagi
seluruh lapisan masyarakat untuk memiliki rumah. (Koran Kompas, Senin 6
Mei 2013, Rumah Murah ditinggal).
e.
Partikel Penghubung
- Selain mengalami siksaan,
burung juga ditempatkan di ruangan yang tidak layak (Koran Kompas, Senin 6
Mei 2013, Aroma Busuk di Lebak Wangi).
- Namun, mayoritas peternak
lele di kawasan ini, khususnya di segmen konsumsi, terus bertahan. (Koran
Kompas, Senin 6 Mei 2013, Lele Menopang Ekonomi Kota Metro).
- Akan tetapi, hukuman
pengusiran dari padang tidak berlaku bagi fajri karena ia berasal dari
keluarga kurang mampu. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Fajri Bisa Sekolah
di Padang)
F. Menggunakan
Kesepadanan Antara Jalan Pikiran yang Logis dan Sistematis Struktur Bahasa
Kalimat yang anda gunakan, baik
struktur kata yang dipakai dengan jalan pikiran atau gagasan yang Anda miliki
sesuai atau pas, sehingga apa yang Anda inginkan namun berbeda dalam bahasa
tulisan akan menyebabkan ketidaksepadanan.
a) Mewujudkan Koherensi yang Baik
dan Kompak
Kohesi dan Koherensi. Kohesi
adalah hubungan antar bagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur bahasa.
Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk, artinya unsur-unsur
wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki
keterkaitan secara padu dan utuh (Mulyana, 2005: 26)
b) Memperhatikan Paralelisme
Paralelisme merupakan majas
yang mengulang kata pada setiap baris yang sama di dalam satu bait puisi. Nah
dalam tulisan pun terkadang menggunakan paralelisme ini. Namun Anda harus
memperhatikan karena jika tidak maka tulisan Anda akan terkesan monoton.
c) Merupakan komunikasi yang
berharkat.
d) Diwarnai Kehematan
Kalimat efektif cenderung hemat
dalam penggunaan kata meskipun terkadang terkesan kaku.yang terpenting
maksudnya tersampaikan.
e) Didasarkan Pada Pilihan Kata
yang Baik
Seperti yang sudah dijelaskan
di atas bahwasanya untuk bisa membuat kalimat efektif sangat tergantung pada
pemilihan kata yang digunakan dalam susunan kalimatnya. Diksi yang
dipakai harus sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan.
G. Contoh Kalimat Efektif dan
Tidak Efektif
·
Kalimat tidak efektif : Tahap terakhir
penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan,
pengujian sistem pembagian air dan pengaturan tata ruang.
Predikat pada kalimat di atas
tidak paralel. Ada yang berupa nomina dengan afiks peng-an, ada pula verba
berafiks meng-. Kalimat yang efektif adalah sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian
gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian
sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
a)
Kelogisan
Menurut Arifin dan Amran Tasai, kelogisan
adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku.
Misalnya:
·
Kalimat salah : Waktu dan
tempat kami persilahkan
·
Kalimat benar : Bapak Dokter
kami persilahkan
Kalimat waktu dan tempat kami persilahkan
merupakan kalimat yang tidak logis. Hal ini dikarenakan dalam kalimat tersebut
terdapat sifat yang tidak bisa masuk akal atau bisa dikatakan tidak logis.
Waktu dan tempat merupakan benda mati yang tidak bisa diperlakukan demikian.
·
Kalimat salah : Untuk
mempercepat waktu, mari langsung saja kita selesaikan acara ini.
Tentu Anda sudah tahu bukan bahwasanya waktu
berputar pada semestinya. Tidak bisa diperlambat maupun dipercepat seperti yang
sudah disebutkan di atas. Oleh karena itu, kalimat yang efektif dan logis
adalah untuk menghemat waktu, langsung saja kita mulai acara.
b)
Kepaduan (Koherensi)
Menurut Finoza, koherensi adalah terjadinya
hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentukan kalimat. Merupakan syarat
dari kalimat efektif agar diharapkan nantinya setiap informasi yang diterima
tidak terpecah-pecah.
Sementara menurut Mulyana, Kohesi atau koherensi
adalah Kohesi adalah hubungan antar bagian dalam teks yang ditandai penggunaan
unsur bahasa. Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk,
artinya unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun
suatu wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh.
Contoh:
·
Ikan memakan adik Tadi Pagi
(Kalimat salah)
·
Adik memakan ikan tadi pagi
(kalimat benar)
·
Mereka membahas daripada
kehendak rakyat (kalimat salah)
·
Mereka membahas kehendak rakyat
(kalimat benar)
Menurut Haliday dan Hasan tahun 1976, kohesi ada sesuatu yang
menciptakan suatu wacana yaitu keadaan unsur-unsur bahasa yang saling merujuk
dan berkaitan secara sistematis. Misalnya pada kalimat berikut:
·
Pak guru mengajar matematika
dan fisika. Pelajaran itu dikuasainya dengan baik. Kata matematika dan fisika
digantikan oleh kata pelajaran itu.
Kohesi sendiri tidak datang begitu saja. Akan tetapi diciptakan
secara formal oleh Pemarkah Bahasa. Misalnya, kata pormomina, kata demonstratif
maupun konjungsi dan kata yang diulang.
Pemarkah kohesi terbagi menjadi dua jenis, yaitu kohesi gramatikal
dan kohesi leksial. Kohesi gramatikal adalah hubungan semantis yang terjadi
antara unsur yang dimarkahi alat gramatikal, yakni alat bahasa yang dipakai
dalam tata bahasa. Kohesi gramatikal biasanya berwujud pengacuan atau
referensi, substitusi dan penyulihan, pelepasan dan elipsis, konjungsi atau
penghubung.
Sementara kohesi leksikal yaitu hubungan leksikal pada
bagian-bagian wacana untuk memperoleh keserasian dalam struktur secara kohesif.
Kohesi leksial ini biasanya berupa pengulangan, sinonim, hiponim, metonim dan
antonim.
Sedangkan pengertian koherensi menurut Shared-Knowled, koherensi
adalah keberterimaan suatu tuturan atau teks karena kepaduan semantisnya.
Secara lebih spesifik, koherensi diartikan sebagai hubungan antara teks dan
faktor di luar teks berdasarkan pengetahuan seseorang.pengetahuan seseorang
yang berada di luar teks itu sering disebut konteks bersama (share-context)
atau pengetahuan bersama.
Contoh kalimat koherensi:
·
Intan (mengetuk pintu kamar):
ada telpon dari nila!
·
UKi (sedang ganti baju di
kamar): sebentar, lagi ganti baju!
·
Intan : Oke
Dalam contoh dialog di atas tidak terdapat
pemarkah kohesi.namun antara Intan dan Uki pun bisa saling mengerti. Dan Anda
pun sebagai pembaca dan pandangan juga mampu memahami isi cerita.sehingga
dialog di atas adalah wacana.
H. Manfaat Kalimat Efektif Dalam
penulisan Karya Ilmiah
Menurut Razak, kalimat efektif adalah kalimat yang
mampu mengekspresikan kejiwaan manusia lainnya, dengan demikian, hanya kalimat
yang berdaya gunalah yang diklasifikasikan kepada kalimat efektif.
Sedangkan menurut Zulfahmi, Kalimat efektif adalah
kalimat yang mampu mengantarkan isi dan tujuan komunikasi dengan baik. Untuk
mengungkapkan atau mengkomunikasikan gagasan pengarang, maka diperlukan kalimat
yang baik.
Menurut Drs.Mukhlis,M.Hum dalam bukunya pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Penelitian) Halaman 9, menjelaskan bahwa bahasa
indonesia ragam Ilmiah digunakan oleh para cendekiawan untuk mengkomunikasikan
ilmu pengetahuan. Ragam bahasa tersebut memiliki sifat-sifat berikut ini:
a)
Ragam bahasa ilmiah termasuk ragam bahasa baku. Oleh
karena itu, penulisan karangan ilmiah mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku,
yaitu dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku (EYD), menggunakan
kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.
b)
Dalam ragam bahasa ilmiah banyak digunakan kata-kata
istilah. Kata-kata tersebut digunakan dalam arti denotatif, bukan dalam arti
konotatif.
c)
Dalam ragam bahasa ilmiah digunakan kalimat yang
efektif, yaitu kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan pembicara atau
penulis, dan dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran
pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
d)
Ragam bahasa ilmiah lebih berkomunikasi dengan pikiran
daripada perasaan; bersifat tenang, jelas, hemat dan tidak emosional.
e)
Hubungan gramatik antara unsur-unsurnya, baik dalam
kalimat maupun dalam paragraf, hubungan antara paragraf satu dan paragraf yang
lain bersifat padu. Untuk menyatakan hubungan digunakan alat-alat penghubung,
seperti kata-kata penunjuk, kata-kata penghubung, pengulangan kata atau frasa,
penggantian dan lain-lain.
f)
Hubungan semantik antara unsur-unsurnya bersifat
logis. Penggunaan kalimat yang bermakna ganda atau ambiguous harus dihindari.
g)
Penggunaan kalimat pasif lebih diutamakan karena dalam
kalimat pasif peristiwa lebih dijelaskan daripada pelaku perbuatan.
h)
Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan
istilah, singkatan, tanda-tanda, dan kata ganti.
BAB VII
TEKS BIOGRAFI
7.1
Pengertian Teks Biografi
Biografi adalah suatu
tulisan yang menjelaskan tentang kisah dan keterangan mengenai kehidupan
seseorang atau kisah riwayat hidup seseorang.
Secara etimologis, kata “Biografi”
berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Bios” yang
artinya hidup dan “Graphien” yang
artinya tulisan. Sehingga secara singkat pengertian biografi adalah tulisan
yang membahas mengenai kehidupan seseorang.
Umumnya pembuatan biografi hanya untuk
tokoh-tokoh yang dianggap penting dan memiliki pengaruh bagi kehidupan orang
banyak. Biografi bisa berbentuk tulisan singkat dalam satu artikel pendek,
namun bisa juga dalam bentuk buku atau lebih dari satu buku.
Biografi seseorang dalam bentuk artikel singkat biasanya
menjelaskan tentang fakta kehidupan seseorang secara singkat. Sedangkan
biografi dalam bentuk buku berisi berbagai informasi dan fakta hidup seseorang
yang dikisahkan secara mendetail dan ditulis dengan gaya bahasa yang menarik.
7.2
Ciri – Ciri Teks Biografi
Kita dapat mengenali
suatu tulisan biografi dengan memperhatikan karakteristiknya. Adapun ciri-ciri
biografi adalah sebagai berikut:
a.
Biografi
memiliki struktur baku dalam pembuatannya, meliputi orientasi, reorientasi, dan
peristiwa.
b.
Isi biografi
dibuat berdasarkan fakta (faktual) sesuai dengan kisah hidup tokoh yang
diceritakan.
c.
Gaya penulisan
biografi dibuat dalam bentuk narasi sehingga lebih menarik untuk dibaca.
d.
Terdapat kisah
yang menarik dan menginspirasi dalam kehidupan tokoh biografi sehingga dapat
mempengaruhi pembaca.
e.
Biografi juga
mengandung hal-hal yang dapat memotivasi seseorang sehingga mencontoh atau
meneladani kehidupan tokoh dalam biografi tersebut.
7.3
Struktur Teks Biografi
Secara umum, struktur teks biografi
terdiri dari tiga bagian. Mengacu pada pengertian biografi, adapun struktur
biografi tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Orientasi, yaitu bagian
dalam tulisan biografi yang berisi tentang pengenalan tokoh atau gambaran awal
mengenai tokoh yang sedang diceritakan.
b.
Peristiwa dan Masalah, yaitu bagian
dalam tulisan biografi yang berisi mengenai peristiwa yang pernah dialami oleh
tokoh. Ini termasuk masalah yang dihadapi dalam upaya mencapai tujuan, serta
pengalaman yang menginspirasi yang dialami oleh tokoh.
c.
Reorientasi, yaitu bagian
penutup dari sebuah biografi dan sifatnya opsional saja. Pada bagian ini
penulis memberikan pandangannya terhadap tokoh yang diceritakan di dalam
biografi tersebut.
7.4 Jenis – Jenis
Biografi
Biografi
dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok. Sesuai dengan pengertian biografi di
atas, adapun beberapa jenis biografi adalah sebagai berikut:
1. Biografi
Berdasarkan Izin Penulisan
·
Authorized Biography, yaitu suatu biografi yang
penulisannya telah mendapatkan izin atau sepengetahuan dari tokoh yang akan
diceritakan kisah hidupnya.
·
Unauthorized Biography, yaitu
suatu biografi yang penulisannya tidak atas izin dan sepengetahuan tokoh yang
akan diceritakan kisah hidupnya. Umumnya penulisan unauthorized biography
dilakukan karena tokoh yang akan diceritakan telah wafat.
2. Biografi
Berdasarkan Isinya
·
Biografi Perjalanan Hidup, yaitu
biografi yang isinya tentang perjalanan hidup seorang tokoh secara lengkap atau
mengambil beberapa bagian dari perjalanan hidup yang dianggap berkesan.
·
Biografi Perjalanan Karir, yaitu
biografi yang isinya tentang perjalanan karir seorang tokoh mulai dari awal
hingga karir yang dilakukan saat ini. Atau dapat juga menceritakan perjalanan
karir seorang tokoh dalam mencapai kesuksesan tertentu.
3. Biografi
Berdasarkan Masalah yang Dibahas
·
Biografi Politik, yaitu biografi yang isinya tentang
kisah hidup tokoh suatu Negara dilihat dari sudut pandang politik. Meskipun
melalui riset, pada umumnya biografi politik mengandung sarat akan kepentingan
penulis atau tokoh yang diceritakan.
·
Biografi Intelektual, yaitu biografi yang isinya menjelaskan
kisah hidup tokoh intelektual dilihat dari sudut pandang ilmiah. Biografi
intelektual dibuat melalui berbagai riset dan penulisannya menggunakan bahasa
ilmiah.
·
Berdasarkan jurnalistik, yaitu
biografi yang penulisannya didapatkan dari hasil wawancara langsung dengan
tokoh yang akan ditulis kisahnya.
4. Biografi
Berdasarkan Penerbit
·
Buku sendiri, yaitu suatu biografi tokoh yang
dijadikan buku oleh penerbit dengan biaya produksi mulai dari penulisan,
percetakan dan pemasaran ditanggung sendiri. Tujuan dari penulisan biografi ini
adalah untuk dijual dipasaran atau mendapatkan perhatian publik.
·
Buku subsidi, yaitu biografi tokoh yang biaya
penulisannya dan produksinya ditanggung oleh sponsor. Jika dilihat dari sisi
komersil, biografi seperti tidak akan laku atau harga jualnya terlalu tinggi
sehingga tidak terjangkau.
KUTIPAN
A.
Pengertian Kutipan
Kutipan merupakan sebuah pinjaman
atas kalimat atau pendapat seseorang dari seorang pengarang atau seseorang yang
sangat terkenal (populer), baik didalam buku, surat kabar, majalah, atau
pun media elektronika. Pengertian kutipan merupakan pengulangan satu ekspresi
sebagai bagian dari yang lain, terutama saat ekspresi yang dikutip tersebut
terkenal atau juga secara tersurat dihubungkan dengan kutipan ke sumber
aslinya, serta juga ditandai oleh (diselingi dengan) tanda kutip.
Fungsi dari kutipan sendiri adalah
sebagai bukti atau juga memperkuat pendapat penulis. Bedanya dengan jiplakan,
bedanya kalau jiplakan mengambil pendapat orang lain tanpa atau dengan tidak
menyebut sumbernya sehingga dianggapnya pendapat dari dirinya pemikirannya
sendiri.
Biasanya kutipan tersebut digunakan
untuk dapat mengemukakan definisi atau juga pengertian istilah/konsep tertentu,
menguraikan suatu rumus ataupun juga formula serta juga mengemukakan
pendirian/pendapat seseorang.Setelah mengerti mengenai apa itu pengertian
Kutipan, tidak lengkap rasa kalau tidak mengetahui apa tujuan dari sebuah
kutipan ini.
B.
Tujuan Kutipan
·
Sebagai Pendukung argumen ataupun juga analisa
penulis.
·
Sebagai landasan teori dalam mengemukan
pemikiran/tulisan kita
·
Sebagai penjelasan
·
Sebagai penguat dalam argumen atau pendapat yang
dikemukakan.
C.
Macam – Macam Kutipan
Setelah mengetahui tujuan kutipan
diatas, dibawah ini merupakan macam jenis kutipan, kutipan sendiri Terdapat 2
(dua) macam kutipan yakni kutipan langsung serta juga kutipan tidak langsung.
1.
Kutipan Langsung
Kutipan langsung merupakan suatu penggunaan kutipan
yang dilakukan oleh penulis dengan cara menulis kembali
pikiran/pendapat/ide/gagasan orang lain yang sama persis dengan aslinya. Atau
juga dapat dikatakan, bahwa penulis secara langsung menggunakan teknik copas
(copy paste) tanpa adanya pengubahan dari kalimat aslinya.
Prinsip dasar pada kutipan langsung adalah mengutip
sumber bacaan dengan secara langsung dilakukan sama presis seperti yang
dituliskan yang terdapat dalam sumber, artinya tidak menambah ataupun juga
mengurangi. Jika kata, kalimat, atau paragraf tidak dicetak miring ataupun
dicetak tebal, pengutip tidak boleh mencetak miring atau cetak tebal pada saat
mengutip.
1)
Ciri – ciri Kutipan Langsung
Dibawah ini merupakan ciri-ciri dari kutipan langsung diantaranya sebagai
berikut:
a.
Tidak mengalami perubahan terhadap teks yang dikutip.
b.
Menggunakan titik tiga berspasi [. . .] jika terdapat
bagian kata-kata dari kutipan yang dihilangkan.
c.
Menggunakan tanda [sic!], apabiala terdapat kesalahan
dalam teks aslinya. Contoh: … hal itu memiliki maka [sic!] yang ambigu.
d.
Menambahkan sumber kutipan dengan menggunakan sistem
APA, MLA, ataupun juga sistem yang berlaku lainnya.
2)
Macam Jenis Kutipan Langsung
Kutipan langsung tersebut dibedakan
lagi menjadi dua, yakni Kutipan Langsung Panjang serta Kutipan Langsung Pendek.
1.
Kutipan Langsung Panjang
Dibawah ini merupakan syarat kutipan langsung panjang,
diantaranya sebagai berikut:
1)
APA Style (American Psychological Association), yaitu
apabila panjang kalimat yang penulis kutip melebihi 40 kata.
2)
MLA Style (Modern Language Asociation), yaitu apabila
panjang kalimat yang penulis kutip melebihi 4 baris.
3)
Apabila si penulis mengutip sumber bacaan ittu
berjumlah 4 baris atau lebih, teks yang dikutip diketik pada alenia baru
2.
Ciri – Ciri Kutipan Langsung Panjang
Terdapat ciri-ciri dalam kutipan langsung panjang,
diantaranya sebagai berikut:
·
Dipisahkan dari teks dengan menggunakan spasi (jarak
antar baris) lebih dari teks,
·
Diberi jarak rapat antar baris dalam kutipan.Boleh
diapit tanda kutip, boleh juga tidak.
3.
Kutipan Langsung Pendek
Adapun penulis mengutip sebuah sumber bacaan yang
berjumlah kurang dari 4 baris, teks yang dikutip tersebut dimasukkan menjadi
bagian dalam tulisannya serta juga sebagai kelanjutan tubuh tulisan (bukan
paragraf baru) dengan mempergunakan tanda kulipan berupa koma dua di bagian
atas serta juga koma dua di bagian atas kalimat yang dikutip.
Kutipan langsung pendek tersebut ditulis menjadi satu
didalam sebuah paragraf karya tulis. Tanda petik tersebut memisahkan diantara
kalimat kutipan dengan kalimat penulis. Sumber kutipan tersebut ditulis dekat
dengan kalimat kutipan.
Dibawah ini merupakan ciri-ciri kutipan langsung
pendek, diantaranya sebagai berikut:
·
Terintegrasi langsung dengan teks
·
Berjarak antar baris yang sama dengan teks
·
Diapit dengan tanda kutip
·
Tidak lebih dari empat baris
4.
Contoh Kutipan Langsung
Dibawah ini merupakan beberapa
contoh dari kutipan langsung:
1. Argumentasi merupakan suatu
bentuk retorika yang berusaha untuk dapat mempengaruhi sikap serta juga
pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983: 3).
2. Menurut Gorys Keraf didalam
bukunya Argumentasi serta Narasi (1983:3), argumentasi merupakan suatu bentuk
retorika yang berusaha untuk dapat mempengaruhi sikap serta pendapat orang
lain, agar mereka itu percaya dan pada akhirnya bertindak sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh penulis atau juga pembicara.
2.
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak
langsung merupakan penggunaan kutipan yang dilakukan oleh penulis dengan cara
mengambil pikiran/ide/gagasan/pendapat orang lain, kemudian menyampaikan dalam
sebauh karya penulis itu dengan kalimatnya sendiri sesuai dengan pemahamannya
pada kutipan tersebut. Dengan kata lain, penulis tersebut tidak menulisnya dengan
sama persis dengan tulisan/paragraf/kalimat yang dikutipnya. Penulis itu
merangkum sera merangkai kalimat yang didasarkan dari artikel atau sumber
lainnya.
a.
Ciri – Ciri Kutipan Tidak Langsung
Dibawah ini merupakan ciri-ciri kutipan tidak
langsung, diantaranya sebagai berikut:
·
Mengalami perubahan kalimat pada teks yang dikutip
·
Tidak adanya suatu perubahan ide pikiran dari pendapat
orang yang dikutip
·
Disampaikan sesuai pemahaman penulis terhadap teori
yang dikutip
·
Diakhiri dengan nomer kutipan tanpa tanda petik dua.
b.
Contoh Kutipan Tidak Langsung
Dibawah ini merupakan beberapa
contoh dari kutipan tidak langsung:
·
Seperti dikemukan oleh Gorys Keraf
(1983:3) kalau argumentasi itu pada dasarnya tulisan yang memiliki tujuan untuk
mempengaruhi keyakinan para pembaca supaya yakin akan pendapat penulis bahkan
juga mau melakukan apa yang dikatakan oleh penulis.
·
Definisi arti cinta menurut Subroto
(2008:16) ialah bahwa cinta itu sebagai suatu kehidupan. Menurutnya kehidupan
tersebut terbentuk dan dimulai dengan bercinta.
BAB VIII
PUISI
8.1 Pengertian Puisi
Puisi adalah suatu
bentuk dalam karya sastra yang berasal dari hasil suatu perasaan yang di
ungkapankan oleh penyair dengan bahasa yang menggunakan irama, rima,
matra, bait dan penyusunan lirik yang berisi makna.
8.2 Unsur – Unsur Puisi
a. Unsur Fisik Puisi
1.
Tipografi: Tipografi merupakan bentuk puisi yang dipenuhi dengan kata,
tepi kiri kanan, dan tidak memiliki pengaturan baris hingga pada baris puisi
yang tidak selalu diawali huruf besar (kapital) dan diakhiri dengan tanda
titik. Namun hal semacam ini dapat menentukan pemaknaan dari suatu puisi.
2.
Diksi: Diksi adalah pemilihat kata yang digunakan oleh sang
penyair didalam puisinya. Karena puisi bersifat memiliki bahasa yang padat maka
pemilihan kata yang sesuai dan mengandung makna harus dilakukan. Pemiilihan
kata dilakukan dengan mempertimbangkan irama, nada, dan estetika (keindahan
bahasa).
3.
Imaji: Imaji atau yang lebih kerap disebut denganimajinasi
merupakan unsur yang melibatkan penggunaan indra manusia, seperti imaji
penglihatan, imaji suara dan lain sebagainya. Penggunaan imaji bertujuan agar
pembaca maupun pendengar dapat berimajinasi atau membayangkan bahkan merasakan
apa yang dirasakan oleh penyair.
4.
Kata Konkret: kata konkret adalah kata yang memungkinkan terjadinya
imaji, Kata konkret seperti permata senja dapat berati pantai atau tempat yang
sesuai untuk melihat datangnya senja. Kata konkret bersifat imajinatif sehingga
memunculkan imaji.
5.
Gaya Bahasa: Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang bersifat
seolah olah menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan
menggunakan bahasa figuratif. Umumnya gaya bahasa yang digunakan pada puisi
berbentuk majas seperti majas metafora, simile, anafora, paradoks dan lain
sebagainya.
6.
Irama/Rima: Irama atau rima adalah persamaan bunyi di awal, tengah
maupun akhir puisi.
b. Unsur Batin Puisi
1. Tema: Tema merupakan
unsur utama pada puisi karena tema berkaitan erat dengan makna yang dihasilkan
dari suatu puisi. Tanpa tema yang jelas tentunya akan menghasilkan puisi yang
tidak jelas maknanya.
2. Rasa : Rasa pada struktur puisi adalah suau perasaan yang disampaikan oleh
penyair. Yang memang menyangkut pada apa yang dialami si penyair tersebut yang
kemudian disampaikan melalui puisi.
3. Nada: Nada
berkaitan dengan sikap penyair terhadap pembacanya. Umumnya nada yang digunakan
akan bervariasi seperti nada sombong, nada tinggi, nada rendah dan lain
sebagainya.
4.
Amanat: Amanat merupakan pesan yang terkandung didalam sebuah puisi.
Amanat dapat ditemukan dengan memaknai puisi tersebut secara langsung.
8.3 Jenis – Jenis Puisi
Puisi dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Puisi Lama
Puisi lama adalah jenis puisi yang masih terikat
erat dengan kaidah dan aturan-aturan penulisan yang berlaku seperti Jumlah kata
yang terdapat pada satu baris, Jumlah baris kalimat yang terdapat dalam satu
bait, Sajak atau rima, Banyaknya suku kata, dan Penggunaan irama.
1). Jenis Puisi Lama
a.
Mantra: adalah ucapan yang dianggap sakral dan
memiliki kekuatan gaib, umumnya antra digunakan dalam upacara tertentu seperti
mantra yang digunakan untuk menolak datangnya hujan dan sebaliknya.
b.
Pantun: adalah jenis puisi lama yang masih bertahan
sampai sekarang ini. puisi ini memiliki sajak a-a-a-a atau a-b-a-b yang setiap
baitnya terdiri dari empat atau delapan baris. Pantun dapat bedakan berdasarkan
temanya yakni: pantun jenaka, Pantun anak, Pantun kehidupan dan
sebagainya.
c.
Talibun: adalah pantun yang memiliki jumlah baris yang
selalu genap dalam setiap baitnya. biasanya terdiri dari enam, delapan, sepuluh
baris maupun kelipatan dua lainnya.
d.
Syair: adalah puisi atau karya sastra dari arab yang
memiliki sajak a-a-a-a. Biasanya syair menceritakan sebuah kisah dan didalamnya
akan terkadung amanat.
e.
Karmina: adalah pantun yang sangat pendek atau biasa
disebut dengan pantun kilat.
f.
Gurindam: adalah puisi yang hanya terdapat dua baris
kalimat saja dalam setiap baitnya, memiliki sajak a-a-a-a dan memiliki nasehat
atau amanat.
2). Ciri – Ciri Puisi Lama
Puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·
Tidak diketahui siapakah nama pengarang dari puisi
tersebut.
·
Merupakan sastra lisan karena disampaikan dan
diajarkan dari mulut ke mulut.
·
Sangat terikat dengan kaidah dan aturan-aturan yang
masih berlaku seperti gaya bahasa, diksi, rima, intonasi dan sebagainya.
b. Puisi Baru
Puisi terbagi menjadi dua jenis,
Pengertian Puisi Baru adalah jenis puisi yang tidak lagi terikat oleh aturan
yang memiliki bentuk lebih bebas dari puisi lama dalam segala hal seperti rima,
baris, bait, diksi dan sebagainya.
1).
Jenis – Jenis Puisi Baru
Puisi baru sendiri dapat
dikatogerikan menjadi 2 macam yakni berdasarkan isi dan berdasarkan bentuk:
a). Jenis-Jenis Puisi Baru
Berdasarkan Isinya
1.
Balada: adalah puisi yang berisi tentang sebuah cerita
atau kisah.
2.
Himne: adalah puisi pujian atau pujuaan yang ditujukan
kepada Tuhan, Negara, atau sesuatu yang dianggap begitu penting dan sakral.
3.
Romansa: adalah puisi yang mengungkapkan perasaan yang
umunya menimbulkan efek romantisme.
4.
Ode: adalah puisi yang bersifat memberikan sanjungan
kepada orang yang sangat berjasa. Umumnya ode diberikan kepada orang tua,
pahlawan, dan orang orang besar.
5.
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran
hidup. Epigram berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah
kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
6.
Elegi: adalah puisi yang mengungkapkan kesedihan atau
tangisan berupa ratapan diri sendiri, atau meratapi suatu peristiwa.
7.
Satire: adalah puisi yang didalamnya mengandung unsur
sindiran atau kritikan terhadap seseorang atau sesuatu.
b). Jenis-Jenis Puisi Baru
Berdasarkan Bentuknya
a.
Distikon: adalah puisi dimana hanya terdapat dua baris
saja pada setiap baitnya atau sering disebut puisi dua seuntai.
b.
Terzina: adalah puisi yang memiliki tiga baris dalam
setiap baitnya atau disebut puisi tiga seuntai.
c.
Kuatrain: adalah puisi dimana terdapat empat baris
kalimat disetiap baitnya atau disebut dengan puisi empat seuntai.
d.
Kuint: adalah puisi yang memiliki lima baris kalimat
dalam setiap baitnya atau di sebut puisi lima seuntai.
e.
Sektet: adalah puisi yang memiliki enam baris kalimat
di setiap baitnya atau dsebut puisi enam seuntai.
f.
Septime: adalah puisi yang memiliki tujuh baris
kalimat di setiap baitnya atau disebut dengan puisi tujuh seuntai.
g.
Oktaf: adalah puisi yang memiliki delapan baris
kalimat di setiap baitnya atau disebut dengan puisi delapan seuntai.
h.
Soneta: Soneta merupakan puisi paling terkenal di
kalangan penyair karena terkesan susah untuk diciptakan dan merupakan sebuah
tantangan bagi seorang penyair. Soneta sendiri erupakan jenis buisi baru yang
memiliki empat belas baris kalimat yang terbagi menjadi empat bait dimana dua
bait pertama mengandung empat baris dan dua baris terakhir mengandung tiga
baris.
2). Ciri – Ciri Puisi
Baru
1.
Bersifat simetris atau memiliki bentuk rapih.
2.
Memiliki sajak yang teratur.
3.
Lebih menggunakan sajak syair, atau pola pantun.
4.
Umumnya berbentuk empat seuntai.
5.
Terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra).
6. Disetiap
gatara terdiri dari 4 sampai 5 suku kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar