DAKWAH RASULULLAH PERIODE MEKKAH
BAB I
PENDAHULUAN
Islam lahir di Kota Mekah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Saat itu
Mekah dalam kondisi gelap gulita, budaya jahiliyah berkembang pesat, kesyirikan
merajalela. Allah SWT. mengutus Nabi Muhammad SAW. untuk mengadakan perubahan
baik dalam hal aqidah maupun tatanan kemasyarakatan. Bagaimana perjalanan Nabi
Muhammad SAW. Dalam menyiarkan agama Islam di Mekah? Adakah tantangan yang
dihadapinya?
1.
Bagaimana Sejarah Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Mekah?
2.
Bagaimana Kondisi Masyarakat Mekah
Sebelum Islam?
3.
Bagaimana
Proses Pengangkatan Muhammad Menjadi Nabi dan Rosul?
4.
Bagaimana
Substansi & Strategi Dakwah Rosulullah SAW?
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah.
1.
Mengetahui Sejarah Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Mekkah.
2.
Mengetahui Kondisi Masyarakat
Mekah Sebelum Islam.
3.
Mengetahui
Proses Pengangkatan Muhammad Menjadi Nabi dan Rosul.
4.
Mengetahui
Substansi & Strategi Dakwah Rosulullah SAW.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Mekah
Islam
lahir di Kota Mekah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Saat itu Mekah dalam kondisi
gelap gulita, budaya jahiliyah berkembang pesat, kesyirikan merajalela. Allah SWT.
Mengutus Nabi Muihammad SAW. Untuk mengadakan perubahan baik dalam hal akidah
maupun tatanan kemasyarakatan.
2.2 Kondisi Masyarakat Mekah Sebelum Islam
Kejahiliyahan (kebodohan) masyarakat arab waktu itu terdapat dalam
bidang :
1.
Agama
Masyarakat Arab adalah penyembah berhala. Berhala-berhala itu diletakan di
Ka’bah jumlahnya mencapai 300 lebih, diantara berhala-berhala yang termasyur
benama Maabi, Khuzaah, Hubal, Latta, Uzza, dan Manat.
2.
Moral
masyarakat Arab menjadikan kabilah yang kalah perang menjadi budak, menempatkan
perempuan di tempat yang rendah, suka berjudi, dan minum-minuman keras.
3.
Hukum
Masyarakat Arab menganggap bahwa judi, mabuk-mabukkan, bezina, mencuri, merampok,
membunuh bukan merupakan perbuatan yang salah.
Melihat kondisi masyarakat Mekah dalam kejahiliyahan, Rasulullah SAW.
kurang lebih lima tahun terakhir sebelum kenabian selalu berkhalwat mendekatkan
diri kepada Allah SWT. di Gua Hira. tujuannya agar Allah SWT. berkenan memberi
petunjuk dalam menghadapi umat. Dalam usia 40 Tahun, bertepatan tanggal 17
Ramadhan 610 M, Rasulullah SAW. didatangi malaikat Jibril. Dan saat itulah
turun wahyu yang pertama Surah Al-‘Alaq, 96:1-5 sebagai berikut.
اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَۚ ﴿۱﴾ خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍۚ ﴿۲﴾ اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ ﴿۳﴾ الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ ﴿۴﴾ عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ
﴿۵﴾
(1) Bacalah dengan [menyebut] nama Tuhanmu Yang
menciptakan.
(2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah.
(3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.
(4) Yang mengajar [manusia] dengan perantaraan kalam.
(5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
a.
Muhammad
SAW menjadi Nabi dan Rosul.
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya
malam 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 M, sewaktu Nabi Muhammad SAW. sedang
berkontemplasi di Gua Hira, Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh
Muhammad SAW. untuk membacanya, yaitu surat Al’Alaq ayat 1-5.
Inilah wahyu pertama yang diturunkan Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang juga penobatan Beliau sebagai nabi dan rasul
bagi seluruh umat manuusia dan tugasnya untuk berdakwah. Kejadian ini
diceritakan kepada istrinya, Khadijah dan saat itu juga Khadijah mengimaninya.
Dialah orang yang pertama beriman dan masuk Islam. Pengangkatan Muhammad SAW
menjadi Rasul dibenarkan oleh pendeta Nasrani yang bernama Waraqah bin Naufal.
Dua setengah tahun kemudian, Rasulullah SAW menerima wahyu yang kedua, yaitu
surat Al- Muddassir ayat 1-7.
Dengan turunnya wahyu tersebut, maka jelaslah
misi dakwah yang harus Rasulullah SAW lakukan dalam menyampaikan risalahnya.
Misi tersebut antara lain mengajak manusia menyembah Allah Yang Maha Esa, yang
tidak beranak dan tidak pula di peranakkan serta tidak ada sekutu bagi-Nya. Hal
inilah permulaan perintah menyiarkan agama Allah kepada Seluruh Umat Manusia.
Peristiwa turunnya wahyu pertama tersebut kemudian diperingati
sebagai Nuzulul Qur’an. Setelah menerima wahyu Rasulullah SAW. mengalami
kegelisahan dan kebingungan kemudian dihibur Khadijah dan diyakinkan bahwa
beliau akan dijadikan nabi dan akan mengangkat derajat kaumnya dari kehinaan
menuju kebahagiaan abadi. Kurang lebih dua setengah tahun setelah wahyu pertama
turun barulah turun wahyu kedua Surah Al-Muddassir [74] : 1-7 yang berbunyi :
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلۡمُدَّثِّرُ (١) قُمۡ فَأَنذِرۡ (٢) وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ
(٣) وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ (٤) وَٱلرُّجۡزَ فَٱهۡجُرۡ (٥) وَلَا
تَمۡنُن تَسۡتَكۡثِرُ (٦) وَلِرَبِّكَ فَٱصۡبِرۡ (٧)
(1) Hai orang yang berkemul [berselimut].
(2) bangunlah, lalu berilah peringatan!.
(3) dan Tuhanmu agungkanlah.
(4) dan pakaianmu bersihkanlah.
(5) dan perbuatan dosa [menyembah berhala]
tinggalkanlah.
(6) dan janganlah kamu memberi [dengan maksud]
memperoleh [balasan] yang lebih banyak.
(7) Dan untuk [memenuhi perintah] Tuhanmu,
bersabarlah.
Setelah
turun wahyu yang kedua ini kemudian Rasulullah SAW. diawal kenabian periode
Makkah adalah sebagai berikut :
1. Mengajarkan keesaan Allah SWT.
2. Mengajarkan adanya hari kiamat sebagai hari pembalasan
3. Mengajarkan kesucian jiwa.
4. mengajarkan persaudaraan dan persatuan.
Melihat dakwah Rasulullah saw, orang-orang Quraisy berusaha
menghentikan dengan berbagai cara, beberapa tindakan (reaksi) orang kafir
Quraisy untuk menghentikan dakwah Rasulullah SAW. adalah sebagai berikut :
1. Ejekan, hinaan, dan memperolok-olok. Perhatikan firman Allah SWT.
dalam Q.S. Al-Hijr, 15:6 berikut:
وَقَالُواْ
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِى نُزِّلَ عَلَيۡهِ ٱلذِّكۡرُ إِنَّكَ لَمَجۡنُونٌ۬ (٦)
(6) Mereka berkata:
"Hai orang yang diturunkan Al Qur’an kepadanya, sesungguhnya kamu
benar-benar orang yang gila
2. Menjelek-jelek ajaran Nabi Muhammad SAW. Perhatikan firman allah SWT.
dalam Q.S. Al-Furqan, 25:4 berikut:.
وَقَالَ
ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّآ إِفۡكٌ ٱفۡتَرَٮٰهُ
وَأَعَانَهُ ۥ عَلَيۡهِ قَوۡمٌ ءَاخَرُونَۖ فَقَدۡ جَآءُو ُلۡمً۬ا
وَزُورً۬ا (٤)
(4) Dan orang-orang kafir
berkata: "Al Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan
oleh Muhammad, dan dia dibantu oleh kaum yang lain", maka sesungguhnya
mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar.
3. Menyodorkan beberapa bentuk penawaran.
4. Melakukan tekanan fisik
2.4 Substansi
Dakwah Rasulullah pada Periode Mekkah
Substansi ajaran Islam periode
Makkah, yang didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai
berikut :
a. Keesaan
Allah SWT
Islam mengajarkan bahwa pencipta
dan pemelihara alam semesta adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT
tempat bergantung segala apa saja dan makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak
diperanakkan, serta tidak ada selain Allah SWT, yang menyamai-Nya. Umat manusia
harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada Allah SWT. Beribadah atau
menyembah kepada selain Allah SWT, termasuk ke dalam perilaku syirik, yang
hukumnya haram, dan merupakan dosa yang paling besar.
b. Hari Kiamat Sebagai Hari
Pembalasan
Islam mengajarkan bahwa mati yang
dialami oleh setiap manusia, bukanlah akhir kehidupan, tetapi merupakan awal
dan kehidupan yang panjang, yakni kehidupan di alam kubur dan di alam akhirat.
Manusia yang ketika di dunianya
taat beribadah, giat beramal saleh, dan senantiasa berbudi pekerti yang
terpuji, tentu akan memperoleh balasan yang menyenangkan. Di alam kubur akan
memperoleh berbagai kenikmatan dan di alam akhirat akan ditempatkan di surga
yang penuh dengan hal-hal yang memuaskan. Tetapi manusia yang ketika di
dunianya durhaka kepada Allah SWT dan banyak berbuat jahat, tentu setelah
matinya akan mendapat siksa kubur dan dicampakkan ke dalam neraka yang penuh
dengan berbagai macam siksaan.
c. Kesucian Jiwa
Islam menyerukan umat manusia agar
senantiasa berusaha menyucikan jiwanya dan melarang keras mengotorinya.
Seseorang dianggap suci jiwanya apabila selama hayat di kandung badan
senantiasa beriman dan bertakwa atau meninggalkan segala perbuatan dosa, dan
dianggap mengotori jiwanya apabila durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat
dosa. Sungguh beruntung orang yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya, dan
alangkah ruginya orang yang mengotori jiwanya.
d. Persaudaraan dan Persatuan
Persaudaraan mempunyai hubungan
yang erat dengan persatuan, bahkan persaudaraan landasan bagi terwujudnya persatuan. Islam mengajarkan bahwa sesama
orang beriman adalah bersaudara. Mereka dituntut untuk saling mencintai dan saling
menyayangi, di bawah naungan ridha Illahi. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak
dianggap beriman seorang Muslim di antara kamu, sehingga ia mencintai
saudaranya, seperti rnencintai dirinya.” (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan
Nasa’i).
Selain itu sesama umat Islam,
hendaknya saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, jangan sekali-kali
tolong-menolong dalam dosa serta permusuhan. Jangan saling menganiaya dan
jangan pula membiarkan saudaranya yang teraniaya tanpa diberikan pertolongan.
Sedangkan umat Islam yang mampu diwajibkan untuk memberikan pertolongan kepada
saudaranya yang dhuafa.
a. Dakwah Secara
Sembunyi-Sembunyi.
Lebih kurang selama tiga tahun dimulai dari mengajak anggota
keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat. Perhatikan Firman Allah swt dalam
Surat Al-Muddassir [74] : 1- 7 berikut:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمُدَّثِّرُ (١) قُمۡ
فَأَنذِرۡ (٢) وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ (٣) وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ
(٤) وَٱلرُّجۡزَ فَٱهۡجُرۡ (٥) وَلَا تَمۡنُن تَسۡتَكۡثِرُ
(٦) وَلِرَبِّكَ فَٱصۡبِرۡ (٧)
(1) Hai orang yang berkemul [berselimut].
(2) bangunlah, lalu berilah peringatan!.
(3) dan Tuhanmu agungkanlah.
(4) dan pakaianmu bersihkanlah.
(5) dan perbuatan dosa [menyembah berhala]
tinggalkanlah.
(6) dan janganlah kamu memberi [dengan maksud]
memperoleh [balasan] yang lebih banyak.
(7) Dan untuk [memenuhi perintah] Tuhanmu,
bersabarlah.
Dari ayat diatas, Allah SWT. memberikan petunjuk tentang cara
menyampaikan agama islam kepada umat manusia, yaitu :
a. Dengan cara sembunyi - sembunyi, sebab orang kafir Quraisy tidak
akan senang terhadap agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
b. Lemah lembut jangan sampai menyakiti orang.
Pada masa dakwah secara sembunyi –
sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang – orang yang
berada dilingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya.
Orang – Orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW adalah :
1.
Khadijah binti Khuwalid
(Istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari
kenabian)
2.
Ali bin Abu Thalib
(Saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal
serumah
dengannya, masuk islam pada umur 10 tahun)
3.
Zaid bin Haritsah (anak
angkat Rasulullah SAW, wafat tahun 8 H/625 M)
4.
Abu Bakar Ash-Shiddiq
(sahabat dekat Rasulullah SAW, yang hidup dari
tahun
573 – 634 M)
5.
Ummu Aiman (Pengasuh
Rasulullah SAW pada waktu kecil)
Berdakwah bukan hanya kewajiban Rasulullah
SAW, tetapi juga kewajiban para pengikutnya (umat Islam).
Maka, Abu Bakar Ash-Shiddiq, seorang
saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak orang, karena budi bahasanya
yang halus, ilmu pengetahuannya yang luas, dan pandai bergaul telah meneladani
Rasulullah SAW, yakni berdakwah secara sembunyi – sembunyi.
Usaha dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq
berhasil, beberapa teman terdekatnya menyatakan diri masuk islam, diantaranya:
1.
Abdul Amar dari Bani
Zuhrah, Abdul amar : hamba milik amar.
Karena Islam melarang perbudakan, kemudian
nama itu diganti oleh Rasulullah SAW menjadi Abdurrahman bin Auf, yang artinya
hamba Allah SWT, yang Maha Pengasih.
2.
Abu Ubaidah bin Jarrah
dari Bani Haris
3.
Utsman bin Affan
4.
Zubair bin Awam
5.
Sa’ad Bin Abu Waqqas
6.
Thalhah bin Ubaidillah
b.
Dakwah Secara Terang-Terangan
Perhatikan
firman Allah SWT. dalam QS. Al – Hijr [15] : 94 berikut:
فَٱصۡدَعۡ
بِمَا تُؤۡمَرُ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡمُشۡرِكِينَ (٩٤)
(94) Maka sampaikanlah
olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Nabi
Muhammad SAW. Termenung sejenak memikirkan reaksi keras dari kaumnya, terutama
pamannya sendiri Abu Lahab. Kemudian turun wahyu yang menerangkan bahwa yang
celaka Abu Lahab sendiri. Perhatikan Firman Allah Swt dalam QS. Al – Lahab
[111] : 1-5 berikut!
تَبَّتۡ يَدَآ
أَبِى لَهَبٍ۬ وَتَبَّ (١) مَآ أَغۡنَىٰ عَنۡهُ مَالُهُ ۥ وَمَا
ڪَسَبَ (٢) سَيَصۡلَىٰ نَارً۬ا ذَاتَ لَهَبٍ۬
(٣) وَٱمۡرَأَتُهُ ۥ حَمَّالَةَ ٱلۡحَطَبِ (٤) فِى جِيدِهَا
حَبۡلٌ۬ مِّن مَّسَدِۭ (٥)
(1) Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa
(2) Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia
usahakan.
(3) Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak
(4) Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar
(5) Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Rasulullah SAW.
Menyampaikan dak’wah mengajak kepada tauhid, iman kepada Allah Swt, iman
kepada hari kiamat, menantang kurafat dan kemusyrikan, menjelaskan kedudukan
berhalayang tidak dapat memberi manfaat atau mudarat. Menyadarkan mereka untuk
tunduk dan pasrah total Kepada Allah SWT. Dakwah Rasulullah SAW. yang
terang-terangan ini mendapat tantangan yang sangat hebat.
2.6 Reaksi
Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum
Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni :
a. Kaum Kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan
dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka
mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin
mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
b. Kaum Kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya
kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena
mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
c. Kaum Kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat
meninggalkan agama dan tradisi hidup bermasyarakat warisan leluhur mereka.
d. Kaum Kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan
dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan
dakwah Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain:
a. Para
budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais
an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para
pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan
b. Kaum
kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara
mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan
melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir
Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya
Nabi Muhammad SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin
Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja
Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama
ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena
menduga keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum
kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena
ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah
yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman
Rasulullah SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi
Muhammad SAW juga wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan
Khadijah disebut ‘Amul Huzni’ atau
Tahun Duka Cita.
2.7
Manfaat Mempelajari
Dakwah Rasulullah pada Periode Mekkah
Hikmah yang dapat diambil dari sejarah dakwah Rasulullah saw
periode Mekah, antara lain sebagai berikut :
a. Menyadari bahwa melalui sifat sabar, ulet, lemah lembut dan
tidak merusak dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar pasti akan mendapatkan
pertolongan Allah SWT
b. Menyadari dan memahami bahwa seorang rasul hanyalah bertugas
menyampaikan risalah dari Allah SWT. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk
(hidayah) bahkan kepada keluarga dan orang yang dicintai sekalipun. Seperti
Firman Allah SWT berikut ini
إِنَّكَ لَا تَہۡدِى مَنۡ
أَحۡبَبۡتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يَہۡدِى مَن يَشَآءُۚ وَهُوَ أَعۡلَمُ
بِٱلۡمُهۡتَدِينَ (٥٦)
Artinya : “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk
kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah akan memberi petunjuk kepada orang
yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang maumenerima
petunjuk.” (QS. Al-Qasas [28] : 56).
c. Memahami bahwa Allah SWT pasti akan menguji seseorang yang akan
terpilih menjadi utusan atau rasul-Nya. Oleh karena itu sangat wajar bila
sesorang ingin menjadi pemimpin atau menduduki jabatan tertentu terlebih dahulu
harus diuji.
d. Dapat mengambil contoh cara-cara berdakwah yang dilakukan Nabi
Saw, yaitu sangat bijaksana, pandai menggunakan kesempatan yang berharga, dapat
menarik perhatian orang tanpa menimbulkan kebosanan. Seperti yang digambarkan
dalam Surat an-Nahl : 125 sebagai berikut :
ٱدۡعُ إِلَىٰ
سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَـٰدِلۡهُم
بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن
سَبِيلِهِۦۖ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ (١٢٥)
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah
dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk” (QS.
An Nahl : 125)
e. Dapat meneladani Nabi SAW sebagai uswatun khasanah, artinya
sikap dan amal perbuatan beliau sehari-hari adalah teladan yang baik, terutama
terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya, Firman Allah SWT :
لَّقَدۡ كَانَ
لَكُمۡ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ۬ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ
وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأَخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرً۬ا (٢١)
Artinya : “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah” (QS. Al-Ahzab : 21 )
2.8 Meneladani Dakwah
Rasulullah Periode Mekkah di Era Modern
Sikap dan perilaku yang dapat
diterapkan untuk meneladani dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut
:
a. Memahami perjuangan Nabi
Muhammad SAW dan meneladaninya serta ikut serta mendakwahkan Islam sebagai
tatanan kehidupan menusia agar mencapai tujuan hidupnya, selamat dan sejahtera
di dunia akhirat.
b. Melaksanakan ajaran Islam, yakni
menjalankan rukun Islam dan melestarikannya dalam kehidupan sehari-hari
dilingkungannya masing-masing dengan tidak memaksa orang lain atau menghina
peribadatan / agama lain.
c. Melaksanakan dan melestarikan
sunnah Rasulullah SAW yang tidak bertentangan dengan Al Qur’an, sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
d. Konsisten dan komitmen
men-Tuhankan Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun. Menyekutukan-Nya adalah dosa besar yang tidak terampuni.Seperti
Firman Allah SWT berikut :
إِنَّ ٱللَّهَ
لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٲلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ
وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَـٰلاَۢ بَعِيدًا (١١٦)
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain
syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
(sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”.
(QS. An Nisa [4] : 116).
BAB III
PENUTUP
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadhan atau 6 Agustus
610 M, di waktu Muhammad SAW. sedang berkontemplasi di Gua Hira, Malaikat
Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh Muhammad SAW. untuk membacanya, yaitu
surat Al’Alaq ayat 1-5.
Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola
dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah, terhitung
spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau berhasil
mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam, yang imbasnya secara alamiah
dari generasi ke generasi Islam telah menyebar ke seantero jagad. Jumlah
populasi muslim dunia kini yang mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak lepas dari
kiprah beliau selama 23 tahun tersebut. Bahasan di seputar keberhasilan dakwah,
tak ada rujukan yang paling pantas kecuali merujuk pada warisan sunnah yang
telah ditinggalkan manusia paling agung, yakni Muhammad SAW.
Demikian makalah yang dapat saya buat. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi semuanya. Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan,
Ibrahim. 2002. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jlid 1-2. Jakarta : Kalam Mulia
Djabbar,
Abdul Umar. Kitab Nurul Yaqien, Jilid 1. Surabaya : Toko Kitab Ahmad Nubhan
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
http://abasawatawalla01.blogspot.co.id/2012/12/sejarah-dakwah-nabi
muhammad-SAW.html
http://brendaandreansyah16.blogspot.co.id/2013/11/sejarah-dakwah-rasulullah
saw-pada.html
http://www.quranexplorer.com/quran/
http://makalah-negeri.blogspot.com/2016/09/makalah-agama-tentang-dakwah-rasulullah.html
http://www.ahmad-sanusi-husain.com/2012/02/biodata-dan-sejarah-ringkas
rasulullah.html
http://arya-devi.blogspot.com/2013/10/substansi-dakwah-rasulullah.html
http://shikakuyumiki.blogspot.com/2012/10/strategi-dakwah-rasulullah-saw-periode.html
https://8tunas8.wordpress.com/2014/09/22/dakwah-rasulullah-periode-makkah/
https://id.scribd.com/doc/309251133/Makalah-Sejarah-Dakwah-Nabi-Muhammad-Saw-Periode-Mekah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar