A. Sistem Tata Surya
1. Asal Usul Tata Surya
Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang
disebut matahari dan semua objek yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut
termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips,
meteor, asteroid, komet, planet-planet kerdil/katai,dan satelit alami.
Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6x1017 km
dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat
galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi bima sakti dengan kecepatan 220
km/detik, dan dibutuhkan waktu sekitar 226 juta tahun untuk sekali mengelilingi
pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti
tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 18 kali dari semenjak
terbentuk.
a. Hipotesis Nebula
Hipotesis Nebula atau teori kabut pertama kali dikemukakan oleh Emanuel
Swedenborg pada tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1775.
Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun
1796. Kemudian hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula
Kant-Leplace.
Hipotesi ini mengemukakan bahwa pada tahap awal tata surya masih berupa kabut
raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es dan gas yang disebut nebula, serta
unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya
menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut
memanas dan akhirnya mejadi bintang raksasa atau biasanya disebut matahari.
Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat. Cincin-cincin gas
dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas
tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet-planet.
b. Hipotesis Planetisimal
Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton mengemukakan hipotesis ini pertama
kali pada tahun 1900. Hipotesis ini mengatakan tata surya terbentuk akibat
adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan matahari, pada masa
pembentukan matahari. Karena jarak yang dekat tersebut, kemudian terjadi
benjolan pada permukaan matahari, dan bersama dengan proses internal matahari,
bintang lain tersebut manarik materi berulang-ulang dari matahari. Efek
gravitasi bintang mengakibatkan tebentuknya dua lengan spiral yang memanjang
dari matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain
tetap berada di orbit, mendingin dan memadat, menjadi benda-benda berukuran
kecil yang disebut planetesimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet.
Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan
bulan, sedangkan sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
c. Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada
tahun 1917. Menurut hipotesis ini, planet terbentuk karena mendekatnya bintang
lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan ini menyebabkan
tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh
gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudain terkondensasi menjadi planet.
Akan tetapi, astronom Harold Jeffreys tahun 1929 menyebutkan bahwa tabrakan itu
tidak mungkin terjadi. Demikian astronom Henry Norris Russell mengemukakan
keberatannya atas hipotesis tersebut.
d. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi dikemukakan tahun 1950 oleh astronom Belanda, G.P. Kuiper.
Menurutnya, tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar
membentuk cakram raksasa.
e. Hipotesis Bintang Kembar
Fred Hoyle pada tahun 1956 mengemukakan bahwa dahulu tata surya berupa dua
bintang yag hampir sama ukurannya dan letaknya pun berdekatan, kemudian salah
satunya meledak menjadi serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh
gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
2. Bintang dan Matahari
Bintang adalah benda langit yang memiliki ukuran besar dan memancarkan cahaya
sebagai sumber cahaya. Hipparchus, astronom Yunani untuk petama kalinya dengan
mata telanjang mengklasifikasikan tingkat kecemerlangan bintang. Dari bintang
Magnitudo 1 dan Magnitudo 6, perbedaan tingkat kecemerlangan 100 kali lipat.
Dengan melihat tingkat kecemerlangan warna bintang, kita juga bisa mengetahui
usia bintang. Saat lahir, bintang mengeluarkan warna biru muda, semakin lama
bintang berubah menjadi merah. Semakin tinggi suhu sebuah bintang, maka
warnanya akan semakin biru, yang suhunya sedang warnanya putih dan kuning,
sedangkan bintang yang suhunya rendah berwarna merah.
Bintang terlahir dari nebula raksasa. Partikel-partikel yang terdiri dari gas
dan debu dalam nebula tersebut, pelan-pelan saling tarik dan merapat selama
milyaran tahun. Ketika makin rapat, gaya tarik menarik akan semakin kuat,
sampai suatu saat akan terjadi tarikan yang cepat kearah pusat gravitasi nebula
tersebut. Gerakan serentak materi nebula tersebut ke satu titik menimbulkan
ledakan dan panas di pusat gravitasinya dan dari sinilah lahir sebuah bintang.
Berikut ini adalah tabel bintang-bintang yang jaraknya dekat dengan Bumi.
Nama Bintang Jarak (Tahun Cahaya) Magnitudo Visual (Magnitudo Tampak) Luminositas (Matahari=1) Kategori
Matahari 0 -26.8 1 Bintang Kuning
Proxima Centauri 4,2 11.0 0,00005 Bintang Kerdil Merah
Alpha Centauri A 4,3 0,0 1,3 Bintang Kuning
Alpha Centauri B 4,3 1,4 0,36 Bintang Oranye
Bintang Barnard 5,9 9,5 0,00044 Bintang Kerdil Merah
Wolf 359 7,6 13,5 0,00002 Bintang Kerdil Merah
Leland 21185 8,1 7,5 0,0052 Bintang Kerdil Merah
Sirius A 8,6 -1,5 23 Bintang Putih
Sirius B 8,6 8,7 0,002 Bintang Kerdil Putih
Bintang UV A Rasi Cetus 8,9 12,4 0,00006 Bintang Kerdil Merah
Bintang UV B Rasi Cetus 8,9 12,9 0,00004 Bintang Kerdil Merah
Matahari merupakan bintang besar yang menjadi pusat tata surya, karena semua
planet dan benda-benda di tata surya beredar mengelilinginya. Matahari
berotasi, sedangkan planet-planet melakukan rotasi dan revolusi. Jarak
rata-rata matahari dengan Bumi dinamakan satu satuan astronomi, dan besarnya
kira-kira 150.000.000 km. Suhu permukaan matahari kira-kira 6.0000C, dengan
diameter 109 kali diameter Bumi atau sekitar 1.400.000km.
Prominensa adalah pancaran gas berbentuk kembang api merah yang menyembur dari
dalam matahari. Prominensa terjadi karena matahari terdiri dari gas hidrogen.
Hidrogen terus-menerus meledak dan berubah menjadi unsur yang lain, namun
karena gravitasinya terlalu besar, unsur tersebut tidak terlepas keluar
melainkan kembali tersedot kedalam inti.
Pada permukaan matahari terdapat bintik hitam. Sebenarnya bintik hitam ini
merupakan daerah permukaan matahari yang yang suhunya lebih rendah dibandingkan
dengan suhu permukaan lainnya. Sehingga warnya menjadi lebih gelap, namun
sebenarnya suhunya masih lebih dari 4.000OC. Bintik hitam ini terkadang
mengalami ledakan yang biasa disebut sunflare (semburan matahari). Pada saat
terjadi ledakan bintik hitam, sunflare memancarkan energi, seperti sinar
ultraviolet, sinar x dan sebagainya. Sinar-sinar inilah yang kemudian dapat
mengacaukan lapisan ionosfer yang dianggap sebagai cermin gelombang
elektromagnetik maka muncul lah fenomena Dellinger. Selain fenomena dellinger,
terjadi pula fenomena aurora. Saat masuk ke lapisan ionosfer, partikel yang
dipancarkan oleh flare bertabrakan dengan atom yang ada di atmosfer Bumi.
Peristiwa ini menimbulkan sinar yang indah di daerah kutub.
3. Planet
Pada tanggal 24 Agustus 2006 di Praha Ceko, pertemuan International
Astronomical Union dikeluarkan definisi baru mengenai planet:
1) Benda antariksa yang mengorbit mengelilingi
bintang, sementara benda tersebut bukan bintang.
2) Memiliki massa yang cukup besar lebih dari 5x1020
kg
3) Berdiameter lebih dari 800 km
4) Memiliki gravitasi cukup berat sehingga bentuknya
mendekati bulat serta membebaskan lingkungan sekitar orbit (tidak memotong
orbit planet lain).
Berdasarkan posisinya, planet di tata surya dibagi atas planet dalam dan planet
luar. Planet dalam adalah planet yang bila dibandingkan dengan Bumi, lebih
dekat dengan matahari, yaitu Merkurius dan Venus. Sedangkan planet luar, adalah
planet yang jaraknya dengan matahari lebih jauh bila dibandingkan dengan Bumi,
yaitu Mars, Jupiter, Satrunus, Uranus dan Neptunus.
Berdasarkan besar dan massa jenisnya planet dibagi menjadi Terrestrial Planet
dan Giant Planet/Jovian Planet. Planet yang ukurannya kecil dan massa jenisnya
tinggi disebut Planet Terrestrial atau Keluarga Bumi. Planet-planet yang
termasuk dalam Keluarga Bumi adalah planet Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Giant atau Jovian Planet biasa juga disebut Planet Keluarga Jupiter merupakan
kelompok planet yang ukurannya besar namun massa jenisnya rendah, planet-planet
ini adalah Jupiter, Satrunus, Uranus dan Neptunus.
Sejak ditetapkannya definisi planet yang baru, Pluto tidak berhak menyandang
nama planet. Berkat perkembangan teknologi observasi astronomi, diketahui bahwa
ternyata ukuran Pluto lebih kecil dibandingkan Bulan dan orbitnya oval tidak
beraturan. Status Pluto mulai diragukan pada tahun 2003, hingga akhirnya Pluto
resmi dikeluarkan dari daftar planet pada tahun 2006 dan kemudian nama Pluto
dirubah menjadi 134340, sedangkan Charon, yang dulunya dikenal sebagai
satelitnya Plutomenjadi 134340 I. Dan kini, 134340 termasuk kedalam daftar
Planet Kerdil atau Planet Katai, yaitu planet yang gravitasinya lemah
dibandingkan dengan kedelapan planet yang lainnya. Namun, standar definisi
planet kerdil dan benda-benda langit lainnya sampai sekarang masih belum
ditetapkan. Sedangkan anggota planet katai yang lainnya adalah Ceres, Haumea,
Makemake, dan Eris.
a. Merkurius
Merkurius adalah planet yang paling dekat jaranknya dengan Matahari. Jarak
antara Merkurius dan Matahari kira-kira 57.900.000 kilometer atau 0,39 SA. Hal
ini mengakibatkan suhu di Merkurius pada siang hari bisa mencapai 430oC,
sedangkan pada malam hari suhunya turun menjadi -180oC.
Diantara Planet Keluarga Bumi, Merkurius lah yang ukurannya paling kecil, yaitu
38% diameter Bumi dengan massa 1/18 massa Bumi dengan periode revolusi kurang
lebih 88 hari dan periode rotasinya kira-kira 59 hari. Merkurius tidak memiliki
atmosfer dan satelit. Sedangkan penampakan permukaan planet ini berupa
kawah-kawah yang diduga hasil dari pengerutan pada periode wala sejarah planet
ini. Atmosfer Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri atas atom-atom yang
terlepas dari permukaannya karena semburan angin Matahari.
b. Venus
Venus (0,7 SA) adalah planet yang terlihat paling terang, dilihat dari Bumi.
Venus nampak paling jelas dari Bumi, karena sebagian besar atmosfer tebal di
Venus terbentuk dari karbondioksida dan Venus memantulkan 75% sinar Matahari
yang diterimanya. Karena atmosfer Venus yang tebal, maka panas terperangkap
dalam atmosfer, sehingga muncullah efek rumah kaca. Selain efek rumah kaca yang
kuat, permukaan Venus juga tertutup oleh banyak gunung berapi dengan asap yang
pekat dengan lava yang panas, hingga mahluk hidup sulit untuk hidup disana. Hal
ini pula lah yang menyebabkan Venus menjadi planet yang terpanas di tata surya
dengan suhu permukaan mencapai 465oC.
Venus juga sering dijuluki Bintang Fajar atau Bintang Kejora karena tampak
menjelang matahari terbit atau beberapa saat sesudah matahari terbenam. Setelah
bulan, Venus adalah benda langit yang paling terang dilihat dari Bumi. Venus
juga dianggap sebagai kembarannya Bumi karena massanya yang hampir mirip dengan
Bumi, yaitu 0,815 dari massa Bumi, ukurannya pun hampir sama dengan Bumi, yaitu
12.100 km. sedangkan gravitasinya kira-kira 0,88 kalinya Bumi. Namun Venus
memiliki arah rotasi yang berbalikkan dengan Bumi, sehingga di Venus Matahari
terbit dari sebelah barat dan tenggelam dari sebelah timur. Dengan waktu tempuh
rotasi 243,2 hari dan revolusi 224,7 hari.
c. Bumi
Bumi merupakan satu-satunya planet pada tata surya yang mendukung kehidupan.
Kombinasi cairan air, atmosfer yang terdiri atas oksigen dan nitrogen, dan pola
cuaca yang dinamis memberikan unsur-unsur dasar untuk beraneka ragam kehidupan
mahluk hidup didalamnya. Bumi memiliki bualn sebagai satelit alami. Jarak Bumi
ke Matahari adalah 1 AU, dengan diameter Bumi 12.760 km dan rotasi 23,56 menit
serta revolusi 365,26 hari. Suhu terendah di Bumi adalah -70oC dan tertinggi
mencapai 55oC.
d. Mars
Planet Mars atau yang biasa dipanggil “si planet merah” ini memang tampak merah
bila dilihat pada malam hari. Hal ini disebabkan karena permukaan tanah di Mars
yang berupa batu-batuan dan tanah liat banyak mengandung oksida besi. Sedangkan
unsur penting di atmosfer di Mars yang tipis adalah karbondioksida dan karena
hampir tidak ada uap air menjadikan Mars sangat kering. Pemukaan Mars juga
terdapat banyak gunung, yang salah satunya merupakan gunung terbesar di tata
surya, yaitu Gunung Olympus dengan diameter permukaan bawannya 500-600 km.
selain gunung, juga terdapat Ngarai (canyon) Marineris.
Suhu terendah dipermukaan Mars -120oC dan suhu tertingginya mencapai 25o
C. Jarak rata-rata Mars dari Matahari adalah 1,5 AU dengan ukuran lebih kecil
dari Venus dan Bumi (0,107 massa Bumi) dan diameter ekuatorialnya 6.790 km.
Dengan diameter Mars yang hampir separuhnya Bumi, satu harinya lebih panjang 41
menit daripada Bumi, sedangkan satu tahun di Mars sama dengan 687 hari.
Di kutub Mars juga terdapat es seperti es yang terdapat di kutub Bumi, es ini
sebagian besar merupakan campuran air dan karbondioksida beku. Mars memiliki
dua satelit, Phobos dan Deimos. Satelit Mars ini diduga merupakan asteroid yang
terjebak oleh gravitasi Mars, karena bentuk Phobos terlihat seperti batu hitam
gelap berukuran 15x12x11 km, dengan lubang-lubang kecil dipermukaannya.
Sedangkan Deimos, berukuran 27x21x19 km dengan lebih banyak lagi lubang pada
permukaannya bila dibandingkan dengan Phobos.
e. Jupiter
Jupiter (5,2 AU) merupakan planet terbesar di tata surya dengan diameter 11
kalinya Bumi dengan massa 318 massa Bumi. Unsur pembentuk utama lapisan
atmosfernya adalah hidrogen dan sedikit helium. Jupiter berotasi dengan
kecepatan yang sangat tinggi, yaitu sekitar 10 jam. Hal inilah yang
mengakibatkan permukaan di planet Jupiter tampak seperti belang-belang. Bintik
merah raksasa dipermukaan planet Jupiter sendiri merupakan pusaran raksasa yang
sangat besar. Namun, revolusi planet ini memakan waktu yang cukup lama, yaitu
11,86 tahun. Sedangkan planet ini memiliki cukup banyak satelit, sekitar lebih
dari 60 satelit. Tapi ini masih bisa berubah lagi, karena satelit-satelit
planet yang ditemukan akan semakin banyak seiring dengan kemajuan teknologi
observasi astronomi. Io, Europa, Ganymede dan Callisto adalah satelit Jupiter
yang ditemukan oleh astronom Italia, Galileo Galilei pada tahun 1610. Karena
itulah keempat satelit ini dikenal sebagai empat satelit Galileo. Ganymede
adalah satelit terbesar ditata surya dengan ukuran yang lebih besar dari pada
Merkurius.
f. Saturnus
Saturnus (9,5 AU), adalah planet yang dikenal dengan cincinnya yang terbentuk
dari debu luar angkasa, batu, es dan lain-lain. Planet ini memiliki beberapa
kesamaan dengan Yupiter, antara lain komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus
hanya sebesar 60% volume Yupiter, berat planet ini kurang dari sepertiga
Yupiter atau 95 kali massa Bumi, sehingga menjadi planet yang paling tidak
padat di tata surya. Satu hari di Saturnus sama dengan 10 jam 40 menit dengan
masa revolusi 29,5 tahun. Dengan diameter ekuatorialnya 120.540 km dan suhu di
puncak awannya -180oC.
Sejauh ini, Saturnus memiliki 60 satelit (dan tiga yang belum dipastikan).
Kecuali Titan, kesemua satelit Saturnus tersusun atas bongkahan es, sebagian
bercampur dengan batu disana-sini. Satelit-satelit yang memiliki gravitasi sama
seperti planet ini mengitari Saturnus dan menarik cincin Saturnus. Makanya,
interval jarak cincin juga berubah. Beberapa satelit Saturnus adalah Mimas,
Enceladus, Dione, Iapetus, Rhea dan Titan. Titan berukuran lebih besar daripada
Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit yang memiliki atmosfer yang cukup
berarti, berupa hidrogen dan makromolekul organik yang kompleks. Sedangkan
permukaan Titan terdapat bagian lautan yang nampak berwarna biru tua dan
diperkirakan dipenuhi dengan etana atau metana cair. Keadaan di Titan ini
diperkirakan mirip dengan awal mula Bumi ketika belum ada kehidupan.
g. Uranus
Uranus (19,6 AU), yang ditemukan oeh William Herschel, astronom Inggris pada
tahun 1781, berjarak kurang lebih 2.900.000.000 km dari Matahari. Jarak ini
kira-kira 20 kali lipat jarak antara Matahari dan Bumi, massanya kira-kira 14,5
kali massa Bumi. Uranus memiliki keunikan, karena sudut rotasi planet ini
miring 98 derajat dari orbit revolusinya. Hal ini lah yang menyebabkan kutub
utara dan kutub selatan di Uranus bergiliran menghadap Matahari, sehingga
selama 42 tahun terus menerus musim panas, dan begitu pula sebaliknya. Namun
demikian, temperatur musim dingin Uranus lebih tinggi dari pada musim panas.
Hal ini dikarenakan pada musim panas, molekul hidrogen yang terdiri dari dua
atom hidrogen menyerap panas dan sinar ultraviolet secara terpisah. Ketika tiba
musim dingin, keduanya akan bersatu menjadi molekul hidrogen. Panas yang tadi
diserap dilepaskan kembali. Hal inilah yang menyebabkan saat musim dingin
suhunya menjadi lebih panas.
Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya
dan hanya sedikit memancarkan energi panas. Bagian inti ini dibungkus oleh
campuran air, amoniak, dan metana. Suhu di puncak awannya -210oC. Jika dilihat
dari dekat, Uranus juga sebenarnya memiliki 11 buah cincin yang sangat tipis.
Sampai saat ini, Uranus memiliki 27 satelit. Titania, Oberon, Umbriel, Ariel
dan Miranda adalah beberapa satelit Uranus yang diketahui lewat gambar-gambar
yang dikirimkan oleh teleskop luar angkasa Hubble dan Wahana Voyager 2. Periode
rotasi planet ini 17 jam 24 menit dan periode revolusinya 84 tahun.
h. Neptunus
Neptunus ditemukan berdasarkan perhitungan matematika. Setelah menemukan
Uranus, para astronom mengetahui bahwa planet ini sedikit demi sedikt keluar
dari orbitnya karena terseret suatu gravitasi. John Couch Adam dari Inggris dan
Urbain le Verrier dari Perancis dengan matematika menghitung tempat yang
seharusnya ada planet yang tak terlihat. Akhirnya, pada tahun 1846, Johann
Gottfried Galle dari Jerman menemukan Planet Neptunus. Setelah itu, para
astronom menemukan dua buah satelit Neptunus dan kemudian ditemukan 11 satelit
lagi, hingga berjumlah 13 buah satelit.
Neptunus (30 AU) bermassa sedikit lebih kecil daripada Uranus, tetapi memiliki
17 kali massa Bumi sehingga lebih padat. Neptunus memancarkan panas dari dalam,
tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus. Diameter ekuatorialnya
49.530 km dengan volumen 57 kali volume Bumi, sedangkan massanya 17,14 kali
massa Bumi. Kala revolusi planet biru ini adalah 164,79 tahun, dengan masa
rotasi 16 jam 7 menit. Suhu di puncak awan planet Neptunus adalah -210oC. atmosfer
Neptunus tersusun dari hidrogen, helium dan metana.
Neptunus juga mempunyai 6 buah cincin, 4 buah cincin lebar dan 2 buah lainnya
kecil. Ada 13 satelit yang diketahui dimiliki oleh Neptunus, diantaranya adalah
Proteus dan Triton. Satelit terbesar adalah Triton merupakan satu-satunya
satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retro-gade) dan satelit ini juga
merupakan satelit paling dingin di tata surya dengan suhu 240o-235o dibawah
nol.
Lewat Wahana Voyager 2, diketahui bahwa di Neptunus juga terdapat pusaran
raksasa yang mirip dengan Bintik Merah Raksasa yang ada di Jupiter. Dua bintik
hitam tersebut merupakan badai besar yang dihasilkan oleh atmosfer Neptunus
yang sangat kuat. Badai raksasa sebesar Bumi tersebut berputar dengan kecepatan
2000 km/jam. Merupakan angin yang paling cepat di dalam tata surya.
4. Asteroid
Asteroid secara umum adalah objek tata surya yang terdiri atas batuan dan
mineral logam beku. Dalam tata surya diperkirakan ada lebih dari 100.000
asteroid. Asteroid terbesar bernama Ceres dengan garis tengah kurang lebih 685
km, namun setelah tahun 2006 Ceres diklarifikasi lebih lanjut dan kemudian
dinyatakan sebagai anggota dari Planet Kerdil. Asteroid lainnya adalah Gaspra,
Ida, Vesta, dan Hygeia.
Asteroid banyak dijumpai diantara lintasan Mars dan Jupiter. Diantara Mars dan
Jupiter ini terdapat daerah yang disebut Sabuk Asteroid, yang merupakan
kumpulan batuan metal dan mineral. Kebanayakan asteroid ini hanya berdiameter
beberapa kilometer dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Sabuk
asteroid utama terletak diantara orbit Mars dan Jupiter, berjarak antara 2,3
hingga 3,3 AU, diduga merupakan sisa dari formasi tata surya yang gagal.
5. Meteor
Meteor merupakan benda-benda langit kecil yang juga mengelilingi Matahari dan
jumlahnya sangat banyak. Meteor banyak mengandung besi dan nikel. Sering
beberapa diantara meteor jatuh ke Bumi. Meteor yang jatuh ke Bumi akan
bergesekan dengan atmosfer Bumi dan terbakar, hingga meteor biasanya akan habis
dahulu sebelum mencapai permukaan Bumi. Gesekan meteor dan atmosfer Bumi
menghasilkan sinar yang nampak sebagai bintang jatuh atau bintang pijar. Batu
meteor yang berhasil mencapai permukaan Bumi disebut meteorit. Batu ini akan
meninggalkan bekas berupah kawah pada permukaan Bumi. Kawah Barringer di
Arizona, Amerika Serikat merupakan hasil dari jatuhnya meteor ke permukaan
Bumi. Kawah ini berdiameter 1.200km dengan kedalaman mencapai lebih dari 175
meter.
6. Komet
Komet adalah bintang pengembara, yang melintasi Matahari sambil melintas orbit
elips yang sangat panjang. Komet terbentuk dari gas, debu, dan bongkahan es
sisa penciptaan tata surya. Seperti pada umumnya, komet akan terlihat lebih
bercahaya ketika posisi mereka lebih dekat dengan matahari, karena radiasi
matahari mendidihkan partikel es dan debu di inti komet. Material berbentuk
awan ini disebut kepala (coma) kadang-kadang memiliki ekor, terlihat bercahaya
karena memantulkan bentuk sinar matahari. Panjang ekor komet bisa mancapai
lebih dari 100 juta kilometer. Sambil mengelilingi orbit yang oval panjang,
kepala komet selalu menghadap Matahari.
Beberapa komet yang sudah dikenal adalah Komet Hyakutake, Komet Halley, Komet
Encke (secara resmi dinamai 2P/Encke), Komet West, Komet Ikeya-Seki, Comet
Kohoutek, Komet Shoemaker-Levy 9 (SL9, secara resmi disebut D/1993 F2), dan
Komet Biela (sebutan resmi: 3D/Biela).
B. BUMI DAN LAPISAN-LAPISAN BUMI
Bumi diperkirakan telah terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Bumi
merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan
matahari. Jarak Bumi dengan matahari sekitar 150 juta km.Bumi berbentuk bulat
dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni
oleh berbagai jenis makhluk hidup.permukaan Bumi terdiri atas daratan dan
lautan.
Bentuk Bumi agak pipih di kedua kutubnya, bergaris tengah ekuatorial
7.923mil,sedangkan antar kutub 7.900 mil. Berat jenisnya 5,5 dan beratnya 6,6 ×
1.021 ton. Inti dalam Bumi tebalnya 815 mil, inti luar 1.360 mil, mantel Bumi
1.800 mil, dan lapisan lithosfer 20 mil. Lapisan Bumi yang cair disebut
hidrosfer yang menutupi 71 % muka Bumi dengan kedalaman rata-rata 4.000 meter,
sedangkan lapisan yang berupa gas disebut atmosfer, terdiri atas troposfer
setebal 10 mil. Sesudah troposfer adalah lapisan stratosfer dengan ketebalan
antara 10-50 mil, pada lapisan ini terdapat lapisan ozon yang dapat yang dapat
menolak datangnya sinar ultraviolet berintensitas tinggi dari sinar matahari
yang dapat merusak lapisan ionosfer. Secara struktur, lapisan Bumi dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Kerak Bumi (crush) merupakan kulit Bumi bagian luar
(permukaan Bumi). Tebalnya mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang
terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal
bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak Bumi mencapai 1.100 .
Lapisan kerak Bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan
lifoster.
2. Selimut atau selubung (mantle) terletak di bawah lapisan
kerak Bumi. Tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat.suhu
dibagian bawah selimut Bumi mencapai 3.000 .
3. Inti Bumi (corel), yang terdiri atas material cair,
dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat
pada kedalaman 2.900-5.200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar
dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri
atas besi cair yang suhu nya mencapai 2.200 . Inti dalam merupakan pusat Bumi
berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam terdiri atas nikel
dan besi yang suhunya mencapai 4.500
Berdasarkan susunan kimianya, Bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni
sebagai berikut:
1. Bagian padat (Lifosfer) yang terdiri atas tanah dan
batuan. Lifosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos artinya batuan, dan
sphere artinya lapisan. Lifosfer merupakan lapisan kerak Bumi yang paling luar
dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1.200 km. Lifosfer tersusun
dalam dua lapisan,yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya sekitar 50-100 km.
Lifosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga menimbulkan pergeseran benua.
Penyusun utama lapisan lifosfer adalah batuan yang terdiri atas campuran antar
mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau
padat. Induk batuan pembentuk lifosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar
yang bersuhu sangat tinggi dan terdapat di bawah kerak Bumi. Magma akan
mengalami beberapa proses perubahan sampai menjadi batuan beku,batuan sedimen,
dan batuan metamorf. Lifosfer terdiri atas dua bagian utama,yaitu sebagai
berikut.
a. Lapisan sial (Silisium dan alumunium), yaitu lapisan
kulit Bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam
bentuk Si02 dan Al2O3.. Pada lapisan sial (Silisium dan alumunium) ini, antara
lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan
batuan lain yang terdapat didaratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan
kerak, bersifat padat, dan batu bertebaran rata-rata 35 km.
b. Lapisan sima (silisium magnesium), yaitu lapisan kulit
Bumi yang tersusun oleh logam-logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa
SiO2 dan MgO. Lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral
ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersifat
elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km.
2. Bagian cair (hidrosfer) yang terdiri atas berbagai
bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau, dan samudra. Hidrosfer merupakan
senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu atom oksigen menjadi
hidrogen karbondioksida (H2O). Hampir sekitar 71% dari permukaan Bumi merupakan
wilayah perairan. Lapisan air yang menyelimuti seluruh permukaan Bumi disebut
hidrosfer
3. Bagian udara (atmofer) yang menyelimuti seluruh permukaan
Bumi. Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti Bumi secara menyeluruh
dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi,
terutama karena pengaruh pemanasan sinar matahari dan perputaran Bumi.
Perputaran ini mengakibatkan massa udara bergerak sehingga terjadilah perbedaan
tekanan udara di berbagai tempat dalam atmosfer dan menimbulkan arus angin.
4. Biosfer, yaitu bagian yang ditempati oleh berbagai jenis
organisme atau lapisan tempat tinggal makhluk hidup.termasuk semua biosfer
adalah semua bagian permukaan Bumi yang dapat dihuni oleh makhluk hidup.
Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur yang berasal dari biosfer, baik
air, mineral maupun komponen-komponen penyusun atmosfer.secara fisik, biosfer
terbagi menjadi tiga komponen, yaitu lifosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
Salah satu bentuk lingkungan hidrosfer adalah terbentuknya gambut. Gambut
terletak di antara atmosfer dan lifosfer, pada lain pihak tumbuh juga dalam
hidrosfer. Gambut merupakan bentuk organis sebagai asal mula pembentukan batu
bara, didalamnya hidup beragam mikroplankton yang amat cepat pertumbuhan,
tetapi umurnya sangat pendek,dan ketika mati akan terendap dalam rawa. Lapisan
gambut mengandung semua macam garam makanan tanaman yang terlarut dalam air
tanah. Menurut kondisi dan bersifat-sifatnya, gambut dapat dibedakan menjadi
sebagai berikut.
a. Gambut topogen, yaitu lapisan tanah gambut yang
terbentuk karena genangan air yang terhambat drainasenya pada tanah-tanah
cekung di belakang pantai, pedalaman atau pegunungan. Gambut jenisnya ini
umumnya tidak begitu dalam, hingga sekitar 4 m saja, airnya tidak begitu asam,
dan relatif subur dengan zat hara yang berasal dari lapisan tanah mineral di
dasar cekungan, air sungai sisa-sisa tumbuhan, dan air hujan. Gambut topogen
relatif tidak banyak di jumpai. Terdapat pada tanah dataran jawa (Pangandaran),
Sumatra, dan di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi .
b. Gambut ombrogen, sebagai gambut pantai, gambut ini lebih
sering di jumpai, meskipun semua gambut ombrogen bermula sebagai gambut
topogen.gambut ombrogen lebih tua umurnya.umumnya, lapisan gambut lebih tebal,
hingga kedalaman 20 meter, dan permukaan tanah gambutnya lebih tinggi dari pada
permukaan sungai didekatnya. Kandungan unsur hara tanah sangat terbatas, hanya
bersumber dari lapisan gambut dan air hujan sehingga tidak subur.sungai atau
drainase yang keluar dari wilayah gambut ombrogen mengalirkan air yang
keasamannya tinggi (pH 3,0-4,5), mengandung banyak asam humus dan warnanya
cokelat kehitaman seperti warna air teh yang pekat. Itulah sebabnya,
sungai-sungai semacam itu di sebut juga sungai air hitam.
Gambut ombrogen kebanyakan terbentuk tidak jauh dari pantai. Tanah gambut ini
kemungkinan bermula dari tanah endapan mangrove yang kemudian mengering;
kandungann garam dan sulfide yang tinggi di tanah itu mengakibatkan hanya
sedikit dihuni oleh jasad-jasad renik pengurai. Dengan demikian, lapisan gambut
mulai terbentuk di atasnya.penelitian di Sarawak memperlihatkan bahwa gambut
mulai terbentuk di atas lumpur mangrove sekitar 4.500 tahun yang lalu, pada
awalnya dengan laju penimbunan sekitar 0,475m/100 tahun (pada kedalaman gambut
10-12m), tetapi kemudian menyusut hingga sekitar 0,223m/100 tahun pada
kedalaman 0-5m. Agaknya semakin tua hutan di atas tanah gambut ini tumbuh
semakin lamban akibat semakin berkurangnya ketersediaan hara. Terdapat di
dataran tanah Sumatera, Kalimantan, dan Irian. Dikota Palangkaraya, Kalimantan
Tengah, dibangun di atas lahan gambut ombrogen.
Di Bumi enam lempengan utama sebagai berikut.
1. Lempengan Amerika, terdiri atas Amerika Utara dan
Selatan serta setengah dari dasar bagian barat Samudra Atlantik.
2. Lempengan Afrika, terdiri dari Afrika dan sebagian
samudra sekitarnya.
3. Lempengan Eurasia, terdiri dari Asia, Eropa, dan dasar
laut sekitarnya.
4. Lempengan India, yang meliputi anak benua dan dasar
samudra sekitarnya.
5. Lempengan Australia, terdiri atas Australia dan samudra
di sikitarnya.
6. Lempengan Pasifik, yang mendasari Samudra Pasifik.
PENUTUP
Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang
disebut matahari dan semua objek yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut
termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips,
meteor, asteroid, komet, planet-planet kerdil/katai, dan satelit alami.
Sedangkan asal usul tata surya masih berupa hipotesis, diantaranya adalah
Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis Pasang Surut Bintang,
Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar.
Benda-benda langit penyusun utama tata surya adalah bintang dan Matahari,
Planet-planet, Asteroid, Meteor dan Komet.
Bumi diperkirakan telah terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Bumi
merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan
matahari. Secara struktur, lapisan Bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Kerak Bumi (crush) merupakan kulit Bumi bagian luar
(permukaan Bumi).
2. Selimut atau selubung (mantle) terletak di bawah lapisan
kerak Bumi.
3. Inti Bumi (corel), yang terdiri atas material cair dan
inti dalam merupakan pusat Bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700
km.
B. Saran
Alam semesta sebanarnya suatu hal yang sebenarnya sangat penuh dengan misteri,
bahkan hingga sekarang. Dalam pembahasan di makalah ini, masih banyak
kekurangan, sehingga diharapkan pembaca mampu mencari refrensi yang lebih
lengkap lagi. Mengingat perkembangan teknologi astronomi yang kian pesat tiap
tahunnya, bukan tidak mungkin kemudian makalah ini menjadi tidak relevan lagi
karena perubahan teknologi yang semakin maju.
TATA SURYA
by
F-Ridwan
on
Juni 11, 2019
https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya A. Sistem Tata Surya 1. Asal Usul Tata Surya Tata Surya adalah kumpulan benda l...