TEORI ATOM
Teori Atom Dalton
Teori atom Dalton menyatakan bahwa:
1.
Setiap unsur tersusun
dari partikel yang sangat teramat kecil yang disebut atom.
2.
Semua atom dari satu unsur yang sama adalah
identik, namun atom unsur satu berbeda dengan atom unsur-unsur lainnya.
3.
Atom dari satu unsur tidak dapat diubah
menjadi atom dari unsur lain melalui reaksi kimia; atom tidak dapat diciptakan
ataupun dimusnahkan dalam reaksi kimia.
4.
Senyawa terbentuk dari kombinasi atom-atom
dari unsur-unsur yang berbeda dengan rasio atom yang spesifik.
Teori atom Dalton ini memberikan gambaran model atom
seperti model bola pejal atau model bola billiard.
Teori Atom J.J. Thomson
Pada tahun 1897, J.J. Thomson melakukan
eksperimen dengan sinar katoda. Eksperimen tersebut menunjukkan bahwa sinar
katoda terdefleksi (terbelokkan) oleh medan magnet maupun medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda
merupakan radiasi partikel yang bermuatan listrik. Pada eksperimen dengan medan
listrik, sinar katoda terbelokkan menuju ke arah kutub bermuatan positif. Hal
ini menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan radiasi partikel bermuatan
negatif. Selanjutnya, partikel sinar katoda ini disebut sebagai elektron.
Penemuan elektron ini kemudian mengacu pada kesimpulan bahwa di dalam atom
terdapat elektron yang bermuatan negatif. Menurut model atom Thomson, elektron
bermuatan negatif tersebar dalam bola bermuatan positif seperti model roti
kismis, di mana kismis-kismis adalah elektron-elektron, dan roti adalah bola
bermuatan positif.
Teori Atom Rutherford
Pada tahun 1911, Ernest Rutherford melakukan eksperimen
menembakkan partikel α — partikel bermuatan positif — pada lempeng emas tipis.
Ia menemukan bahwa sebagian besar partikel-partikel α tersebut menembus
melewati lempeng emas, namun ada sebagian yang mengalami pembelokan bahkan
terpantulkan. Hal ini mengacu pada kesimpulan model atom Rutherford: model
inti, di mana dalam atom yang sebagian besar merupakan ruang kosong terdapat
inti yang padat pejal dan masif bermuatan positif yang disebut sebagai inti
atom; dan elektron-elektron bermuatan negatif yang mengitari inti atom.
Teori Atom Bohr
Pada tahun 1913, Niels Bohr mengajukan model
atom untuk menjelaskan fenomena penampakan sinar dari unsur-unsur ketika
dikenakan pada nyala api ataupun tegangan listrik tinggi. Model atom yang ia
ajukan secara khusus merupakan model atom hidrogen untuk menjelaskan fenomena
spektrum garis atom hidrogen. Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron bermuatan
negatif bergerak mengelilingi inti atom bermuatan positif pada jarak tertentu
yang berbeda-beda seperti orbit planet-planet mengitari matahari. Oleh karena
itu, model atom Bohr disebut juga model tata surya. Setiap lintasan orbit elektron berada
tingkat energi yang berbeda; semakin jauh lintasan orbit dari inti, semakin
tinggi tingkat energi. Lintasan orbit elektron ini disebut juga kulit elektron.
Ketika elektron jatuh dari orbit yang lebih luar ke orbit yang lebih dalam,
sinar yang diradiasikan bergantung pada tingkat energi dari kedua lintasan
orbit tersebut.
Teori Atom Mekanika Kuantum
Pada tahun 1924, Louis de Broglie menyatakan
hipotesis dualisme partikel-gelombang — semua materi dapat memiliki sifat
seperti gelombang. Elektron memiliki sifat seperti partikel dan juga sifat
seperti gelombang. Pada tahun 1926, Erwin Schrödinger merumuskan
persamaan matematis yang
kini disebut persamaan gelombang Schrödinger, yang memperhitungkan sifat
seperti partikel dan seperti gelombang dari elektron. Pada tahun 1927, Werner
Heisenberg mengajukan asas ketidakpastian Heisenberg yang menyatakan bahwa
posisi elektron tidak dapat ditentukan secara pasti, namun hanya dapat ditentukan
peluang posisinya. Teori-teori — dualisme partikel gelombang, asas
ketidakpastian Heisenberg, dan persamaan Schrödinger—ini kemudian menjadi dasar
dari teori atom mekanika kuantum. Penyelesaian persamaan Schrödinger
menghasilkan fungsi gelombang yang disebut orbital. Orbital biasanya
digambarkan seperti awan elektron, di mana kerapatan awan tersebut menunjukkan
peluang posisi elektron. Semakin rapat awan elektron maka semakin tinggi
peluang elektron, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, model atom mekanika
kuantum disebut juga model awan elektron.
Sebelumnya, pada tahun 1919, Rutherford berhasil
menemukan partikel bermuatan positif, yang disebut proton, dari eksperimen
penembakkan partikel α pada atom nitrogen di udara. Lalu, pada tahun 1932, James
Chadwick menemukan partikel netral, yang disebut neutron, dari eksperimen
bombardir partikel α pada berbagai unsur. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa dalam model awan elektron, awan elektron terdiri dari elektron-elektron
bermuatan negatif yang bergerak sangat cepat mengelilingi inti atom yang
tersusun dariproton yang bermuatan positif dan neutron yang tak bermuatan.
Sumber Gambar:
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.epanrita.com%2F2018%2F01%2Fperkembangan-teori-atom.html&psig=AOvVaw3ai2P_uhrlZdIej0zd7-Tt&ust=1599369922938000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCNDe9d-j0esCFQAAAAAdAAAAABAJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar