Tampilkan postingan dengan label Bahasa dan Sastra Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa dan Sastra Indonesia. Tampilkan semua postingan


Kaidah Kebahasaan Teks “Siklus Hidrologi” | Mikirbae.com

            Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok tertentu yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia ini, baik bahasa asing maupun bahasa daerah. Dengan ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok ini dapat dibedakan mana bahasa Indonesia dan mana bahasa asing atau bahasa daerah. Kaidah kebahasa\an merupakan aturan-aturan atau patokan yang berlaku dalam suatu bahasa. Kaidah kebahasaan teks siklus hidrologi dapat diartikan aturan atau patokan bahasa yang harus dipenuhi dalam penulisan teks eksplanasi siklus hidrologi.

            Teks ini memiliki ciri bahasa yang bisa membedakan dengan teks yang lain. Untuk dapat memahami teks eksplanasi, terlebih dahulu mengetahui ciri kebahasaan teks eksplanasi tersebut. Beberapa ciri teks bahasa eksplanasi antara lain, pertama teks eksplanasi memfokuskan pada hal umum (generic), bukan partisipan manusia, misalnya gempa bumi, banjir, hujan, dan udara. Kedua, teks eksplanasi dimungkinkan menggunakan unsur serapan. 

            Ketiga teks eksplanasi menggunakan konjungsi eksternal dan konjungsi internal. Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Sedangkan konjungsi internal adalah konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa. Terakhir, pada teks eksplanasi hubangan sebab-akibat dapat dinyatakan dengan banyak cara, baik dengan konjungsi, kata kerja, maupun kata benda.. Untuk lebih memahami teks tersebut berikut ini adalah struktur teks "Siklus Hidrologi".

            Semua makhluk hidup di bumi membutuhkan air. Manusia, tumbuhan, dan hewan membutuhkan air agar bisa hidup. Tanaman akan tumbuh subur jika mendapatkan cukup air. Air merupakan sumber daya yang terbarukan dan dinamis. Sumber utama air yang berupa hujan akan selalu datang sesuai dengan waktu atau musimnya sepanjang tahun.

No.
Struktur Teks
Peristiwa
1.
Pernyataan
Umum
Jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi. Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.
2.
Urutan Sebab-
Akibat
Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap dalam proses evaporasi. Evaporasi bisa terjadi melalui air (sungai, embung, reservoir, waduk, dan air laut) dan tanaman. Tanaman menyerap air melalui akar. Energi panas matahari menyebabkan air di dalam tanaman keluar dengan wujud uap. Proses pengambilan air oleh akar tanaman dan penguapan dari dalam tanaman disebut transpirasi
3.
Urutan Sebab-Akibat
Karena perbedaan temperatur di atmosfer, uap berubah menjadi air. Temperatur yang berada di bawah titik beku (freezing point) mengakibatkan kristal-kristal es terbentuk. Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. Adanya gravitasi menyebabkan butir-butir air itu turun ke bumi dan disebut dengan hujan atau presipitasi. Bila temperatur udara turun sampai di bawah 0º Celcius, butiran air akan berubah menjadi salju
4.
Urutan Sebab-Akibat
Ketika sampai ke bumi, air hujan mengalir dan bergerak dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah. Aliran air ini disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah. Aliran ini akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau, atau waduk. Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai kecil ke sistem sungai yang besar dan akhirnya menuju mulut sungai atau sering disebut estuary, yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut.

Bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Salah satunya adalah unsur serapan yang merupakan kata atau unsur bahasa asing yang cara pengucapan dan penulisannya sudah mengalami penyesuaian atau perubahan (pemaknaan) sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti titik beku. Unsur serapan tersebut dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti hidrologi. Beberapa contoh kata serapan yang terdapat dalam teks siklus hidrologi antara lain sebagai berikut.

No.
Istilah
Makna
1.
hidrologi
Ilmu tentang air di bawah tanah, keterdapatannya, peredaran dan sebarannya, persifatan kimia dan fisikanya, reaksi dengan lingkungan, termasuk hubungannya dengan makhluk hidup.
2.
presipitasi
Proses pengendapan, baik dari dalam larutan maupun dari udara permukaan ke permukaan bumi.
3.
evaporasi
Proses yang terjadi apabila jumlah molekul yang keluar dari permukaan lebih besar dari pada jumlah yang kembali ke permukaan air.
4.
transpirasi
Pelenyapan uap air dari permukaan daun tumbuhan melalui proses biokimia dan nonkimia.
5.
kondensasi
Perubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun.
6.
gravitasi
Kekuatan (gaya) tarik bumi; proses gaya tarik bumi; gaya berat suatu benda.
7.
retensi
Penyimpanan; penahanan; Penahanan terus menerus zat dalam tubuh yang secara normal seharusnya di keluarkan.
8.
temperatur
Panas dinginnya badan atau hawa; suhu.
9.
energi
Kemampuan untuk melakukan kerja (misalnya untuk energi listrik dan mekanika); daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misalnya dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (sepert siniar matahari).

Istilah yang terdapat di atas merupakan istilah bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa asing. Istilah tersebut diserap dengan mengubah beberapa huruf di akhir kata. Coba temukan lagi istilah asing yang terdapat pada teks “Siklus Hidrologi” yang diserap langsung sesuai dengan bahasa aslinya!
No.
Istilah
Makna
1.
Freezing Point
Titik beku
2.
Tini Droplet
Air kecil
3.
Estuary
Tempat bertemunya sungai dengan laut


Konjungsi
Perhatikan paragraf kedua kalimat ketiga “Ketika temperatur berada di bawah titik beku (freezing point) Kristal es terbentuk.” Kata ketika dalam kalimat tersebut mengandung konjungsi sebab-akibat. Setiap bahasa mempunyai bentuk konjungsi yang berbeda-beda. Akan tetapi, pada umumnya berdasarkan peran dan fungsi konjungsi, setiap bahasa mempunyai dua jenis konjungsi, yaitu konjungsi eksternal dan konjungsi internal.

Konjungsi Eksternal
Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Konjungsi internal merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.

Konjungsi eksternal mempunyai empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: dan, atau), perbandingan (contoh: tetapi, sementara), waktu (contoh: setelah, sebelum, sejak, ketika), dan sebab-akibat (contoh: sehingga, karena, sebab, jika, walaupun, meskipun).

Konjungsi Internal
Konjungsi internal adalah konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.. Konjungsi internal juga dapat dibagi ke dalam empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: selain itu, di samping itu, lebih lanjut), perbandingan (contoh: akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain), waktu (contoh: pertama, kedua ...., kemudian, lalu, berikutnya), dan sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat, jadi, hasilnya).

Di dalam teks penggunaan konjungsi eksternal dan internal sering berhubungan dengan genre (jenis teks) yang digunakan. Konjungsi internal paling sering digunakan di dalam genre eskposisi, diskusi, atau eksplorasi. Hal ini terjadi karena ketiga genre tersebut secara utuh merupakan ekspresi pengungkapan gagasan dengan argumentasi. Di pihak lain, konjungsi eksternal banyak digunakan pada genre laporan, deskripsi, eksplanasi, rekon, dan prosedur. Hal ini terjadi karena kelima genre itu merupakan pengungkapan deksripsi peristiwa dan kualitas.

Setelah memahami penjelasan tentang konjungsi, tugas kalian adalah mencari contoh lain konjungsi dalam teks. Isilah kolom ini setelah kalian menemukan contoh konjungsi yang digunakan dalam teks “Siklus Hidrologi” tersebut. Beri tanda silang (X) jika konjungsi eksternal yang dimaksud tidak terdapat dalam teks.
No.
Konjungsi Eksternal
Contoh
1.
penambahan
1.      Jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi.
2.      Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.
3.      Proses pengambilan air oleh akar tanaman dan penguapan dari dalam tanaman disebut transpirasi
4.      Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. 
5.      Adanya gravitasi menyebabkan butir-butir air itu turun ke bumidan disebut dengan hujan atau presipitasi.
6.      Ketika sampai ke bumi, air hujan mengalir dan bergerak dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah.
7.      Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai kecil ke sistem sungai yang besar dan akhirnya menuju mulut sungai atau sering disebut estuary, yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut.
8.      Aliran ini akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau, atau waduk. 
2.
perbandingan
Bencana banjir dapat diketahui prediksi awal terjadinya dan kapan berakhirnya sementara bencana kekeringan tidak bisa diketahui secara pasti awal dan kapan bencana ini berakhir.(X)
3.
waktu
Ketika sampai ke bumi, air hujan mengalir dan bergerak dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah.
4.
sebab-akibat
1.      Karena perbedaan temperatur di atmosfer, uap berubah menjadi air. 
2.      Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. 
3.      Aliran air ini disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah.
No.
Konjungsi Internal
Contoh
1.
penambahan
Presiden mengumumkan harga BBM akan kembali turun lebih lanjut beliau juga memastikan tarif angkutan umum akan kembali pada tarif normal.(X)
2.
perbandingan
Saat harga BBM turun  sebaliknya harga bahan pokok masih melambung tinggi.(X)
3.
waktu
Pertama tanah di sekitar tebing itu retak kemudian amblas sedalam 1 meter.(X)
4.
sebab-akibat
Setelah berjuang mengevakuasi korban longsor hasilnya tim SAR menemukan 3 korban yang tertimbun.(X)

Hubungan sebab akibat dapat dinyatakan dengan banyak cara, baik dengan konjungsi, kata kerja, maupun kata benda. Perhatikan contoh berikut.
Hubungsan Sebab-Akibat
Contoh
(a) dengan konjungsi
Butir-butir air turun ke bumi
karena
gravitasi.
(b) dengan kata kerja
Butir-butir air turun ke bumi
disebabkan oleh
gravitasi.
Gravitasi
menyebabkan
butir-butir air turun ke bumi.
(c) dengan kata benda
Penyebab
butir-butir air turun ke bumi
adalah gravitasi

“Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap dalam proses evaporasi.”
Hubungsan Sebab-Akibat
Contoh
(a) dengan konjungsi
Air dipermukaan bumi berubah wujud
karena
evaporasi.
(b) dengan kata kerja
Air dipermukaan bumi berubah wujud
disebabkan oleh
evaporasi.
Evaporasi
menyebabkan
Air dipermukaan bumi berubah wujud
(c) dengan kata benda
Penyebab
Air dipermukaan bumi berubah wujud
adalah evaporasi.

“Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/ uap.”
Hubungsan Sebab-Akibat
Contoh
(a) dengan konjungsi
Air dipermukaan bumi berubah wujud
karena
panas matahari.
(b) dengan kata kerja
Air dipermukaan bumi berubah wujud
disebabkan oleh
panas matahari.
Panas matahari
menyebabkan
Air dipermukaan bumi berubah wujud
(c) dengan kata benda
Penyebab
Air dipermukaan bumi berubah wujud
adalah panas matahari.

“Karena perbedaan temperatur di atmosfer, uap berubah menjadi air.”
Hubungsan Sebab-Akibat
Contoh
(a) dengan konjungsi
Uap berubah menjadi air
karena
perbedaan temperatur.
(b) dengan kata kerja
Uap berubah menjadi air
disebabkan oleh
perbedaan temperatur.
Perbedaan temperatur
menyebabkan
uap berubah menjadi air.
(c) dengan kata benda
Penyebab
uap berubah menjadi air
adalah perbedaan temperatur.




SEMESTER 1
BAB I
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

1.1    Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi
Teks Laporan Hasil Observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil pengamatan. Teks laporan hasil observasi juga disebut teks klasifikasi karena memuat klasifikasi mengenai jenis – jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Teks laporan hasil observasi bersifat faktual atau berdasarkan fakta yang ada.
1.2    Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi
1.      Untuk mengetahui suatu persoalan.
2.      Untuk menemukan teknik / cara terbaru.
3.      Untuk mengambil keputusan yang lebih efektif.
4.      Untuk melakukan pengawasan / perbaikan.
5.      Untuk mengetahui perkembangan suatu masalah.
1.3    Fungsi Teks Laporan Hasil Observasi
1.         Melaporkan tanggung jawab sebuah tugas dan kegiatan pengamatan.
2.         Sebagai sumber informasi terpercaya.
3.         Menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan, atau pemecahan masalah dalam pengamatan.
4.         Sarana untuk pendokumentasian.
1.4    Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Struktur adalah bagian yang membangun sebuah teks menjadi sebuah teks laporan hasil observasi yang utuh. Secara umum, teks laporan hasil observasi memiliki 2 struktur diantaranya :
a)      Pernyataan Umum (Klasifikasi), merupakan semacam pembuka atau pengantar tentang hal yang dilaporkan. Pada tahap pembukaan ini, disampaikan bahwa benda benda di dunia ini dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria persamaan dan perbedaan.
b)      Anggota atau aspek yang dilaporkan, merupakan bahasan atau rincian tentang objek yang diamati.
Adapun struktur lainnya dari teks laporan ini adalah sebagai berikut :
1.      Definisi Umum: merupakan pembukaan yang berisi pengertian mengenai sesuatu yang dibahas didam teks.
2.      Definisi Bagian: merupakan bagian yang berisi ide pokok dari setiap paragraf (penjelasan rinci).
3.      Definisi Manfaat: merupakan bagian yang menjelaskan manfaat dari sesuatu yang dilaporkan
4.      Penutup: merupakan bagian rincian akhir dari teks.
1.5    Ciri Teks Laporan Hasil Observasi
a.       Bersifat objektif, global, universal.
  1. Objek yang akan dibicarakan/dibahas adalah objek tunggal.
  2. Ditulis secara lengkap dan sempurna.
  3. Ditulis berdasarkan fakta sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan.
  4. Informasi teks merupakan hasil penelitian terkini yang sudah terbukti kebenarannya.
  5. Tidak mengandung prasangka/dugaan/pemihakan yang menyimpang atau tidak tepat.
  6. Saling berkaitan dengan hubungan berjenjang antara kelas dan subkelas yang terdapat di dalamnya.
1.6              Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Ciri bahasa atau kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks ini:
1.    Menggunakan frasa nomina yang diikuti penjenis dan pendeskripsi.
2.    Menggunakan verba relasional, seperti : ialah, merupakan, adalah, yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi, terdiri atas, disebut, dan lain-lain
3.    Menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan perilaku, seperti : bertelur, membuat, hidup, makan, tidur, dan sebagainya.
4.    Menggunakan kata penghubung yang menyatakan tambahan (dan, serta), perbedaan (berbeda dengan), persamaan (sebagaimana, seperti halnya), pertentangan (tetapi, sedangkan, namun), pilihan (atau).
5.    Menggunakan paragraf dengan kalimat utama untuk menyusun informasi utama, diikuti rincian aspek yang hendak dilaporkan dalam beberapa paragraf.
6.    Menggunakan kata keilmuwan atau teknis, seperti : herbivora, degeneratif, osteoporosis, mutualisme, parasitisme, pembuluh vena, leukimia, syndrom, phobia, dan lain-lain.
1.7              Langkah Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi
Langkah-langkahnya:
1.      Membuat judul laporan sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan.
2.      Membuat kerangka teks yang condong ke pembuatan gagasan utama sesuai dengan hasil pengamatan.
3.      Menyusun teks berdasarkan gagasan utama yang telah dibuat, diawali dengan paragraf pernyataan umum lalu ke bagian isi. Setelah membuat klasifikasi secara umum, langkah berikutnya yaitu menjabarkan klasifikasi tersebut berdasarkan hasil pengamatan
4.      Meneliti kembali hasil penulisan teks, jika ada kalimat janggal atau salah penulisan, segera perbaiki kembali.
1.8              Kriteria Teks Laporan Hasil Observasi
Syarat atau kriteria teks laporan hasil observasi agar dianggap baik dan benar serta ideal, berikut ini syaratnya:
a.       Mempunyai susunan struktur teks yang urut dan lengkap.
b.      Dalam struktur teks tidak mempunyai kesimpulan/penutup.
c.       Di dalam teks tidak ada opini dari penulis.
d.      Teks menjelaskan sebuah informasi berdasarkan fakta.

BAB II
TEKS EKSPOSISI
2.1    Pengertian Teks Eksposisi
Teks Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
2.2    Tujuan Teks Eksposisi
Tujuan teks eksposisi  untuk menjelaskan informasi tertentu agar bisa menambah ilmu pengetahuan pembaca, sehingga dengan membaca teks ini maka pembaca akan mendapatkan pengetahuan secara rinci dari suatu hal atau kejadian.
2.3    Ciri – Ciri Teks Eksposisi
  1. Memiliki gaya penulisan informasi yang persuasif atau dengan kata lain bersifat mengajak
  2. Berisi penjabaran terkait informasi-informasi yang berhubungan dengan pengetahuan
  3. Tulisan Bersifat objektif dan tidak memihak
  4. Penjelasan atau penjabaran informasi yang diberikan, disertai dengan data-data akurat dan berasal dari sumber yang tepercaya. Data tersebut berguna sebagai pendukung dari tulisan yang bersangkutan
  5. Penulisan dan penyampaian teks dipaparkan secara lugas serta menggunakan bahasa baku sesuai dengan EYD
  6. Fakta informasi yang diberikan banyak digunakan sebagai sebuah alat konkritasi dan kontribusi
2.4    Struktur Teks Eksposisi
Struktur teks eksposisi umumnya terdiri dari 4 bagian utama yakni pembukaan, isi, argumentasi, dan penegasan ulang. Adapun penjelasan tentang susunan teks eksposisi adalah sebagai berikut ini:
  1. Pembukaan : Struktur teks eksposisi yang pertama merupakan pembukaan atau sering disebut dengan orientasi. Pada bagian ini kita akan melihat pandangan awal yang ditulis oleh penulis tentang sebuah permasalahan dengan rangkaian yang sangat relevan.
  2. Isi (Thesis) : Thesis merupakan isi dari teks eksposisi yang berisi tentang kumpulan pendapat orang lain yang dianggap lebih ahli terkait permasalahan dan pokok bahasan yang tengah dibahas. Untuk mengidentifikasi struktur teks eksposisi yang satu ini sangat mudah, kita dapat mengidentifikasi thesis dengan memperhatikan pemilihan katanya. seperti contoh "berdasarkan penuturan" dan lain sebagainya.
  3. Argumentasi : Argumentasi adalah struktur teks eksposisi yang memuat tentang bukti bukti relevan yang mendukung thesis atau isi dari teks eksposisi ini. Umumnya argumentasi akan mengandung fakta fakta relevan yang berkaitan dengan pokok bahasan seperti tanggal, latar, narasumber, dan penggunaan angka angka yang umumnya bersifat konkrit.
  4. Penegasan ulang: Penegasan ulang memuat kesimpulan yang meliputi pembukaan, thesis hingga argumentasi yang disampaikan penulis yang tentunya disampaikan dengan bahasa yang berbeda dan lebih singkat.
2.5    Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi
Ciri kebahasaan yang ada pada teks ekposisi:
a.       Menggunakan pronomina; jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
b.      Memakai konjungsi; konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi.
c.       Memakai kata leksikal tertentu (kata yang mengacu pada kamus); merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau.
BAB III
TEKS ANEKDOT
3.1    Pengertian Teks Anekdot
Teks Anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur lucu dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan. Teks anekdot biasanya mengkritik tentang layanan publik, politik, lingkungan, dan sosial.
3.2    Ciri – Ciri Teks Anekdot
Ciri-ciri teks anekdot sangat khusus dan mudah dipahami, berikut ini :
a.       Bersifat humor atau lucu.
b.      Bersifat menggelitik, bisa membuat pembaca merasa terhibur
c.       Bersifat menyindir.
d.      Bisa jadi mengenai orang penting.
e.       Memiliki tujuan tertentu.
f.       Cerita yang disampaikan hampir mirip dongeng.
g.      Cerita mengenai karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan terlihat nyata.
3.3    Struktur Teks Anekdot
Teks anekdot mempunyai 5 struktur yang membangun teks tersebut sehingga menjadi utuh. Berikut ini 5 struktur penyusunnya:
1.      Abstraksi: terletak pada awal paragraf dan berisikan gambaran awal tentang isi teks anekdot.
2.      Orientasi: bagian isi berisi awal mula atau latar belakang terjadinya suatu peristiwa.
3.      Krisis: berisi mengenai masalah yang muncul yang terjadi dalam teks.
4.      Reaksi: berisi langkah penyelesaian masalah yang muncul dalam bagian krisis.
5.      Koda: berisi perubahan yang akan terjadi pada tokoh.
3.4    Kaidah Teks Anekdot
Adapun kaidah kebahasaan yang biasa digunakan dalam pembuatan teks ini, ciri-ciri nya:
  • Menggunakan pertanyaan retorik.
  • Menggunakan kalimat perintah.
  • Menggunakan penghubung.
  • Menggunakan verba atau kata kerja.
  • Menggunakan kata keterangan waktu lampau.
  • Urut berdasarkan kejadian waktu.


BAB IV
CERITA HIKAYAT
4.1    Pengertian Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng.
Pada umumnya hikayat bercerita tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.
Hikayat merupakan istilah yang berasal dari Arab yakni dari kata “Haka” yang artinya bercerita atau menceritakan.
4.2    Karakteristik / Ciri Hikayat
Salah satu bentuk sastra prosa yang dikenal dengan Hikayat ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.      Anonim
Anonim artinya pengarang dari hikayat umumnya tidak dikenal.
b.      Istana Sentris
Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/ kerajaan atau pusat ceritanya berada didalam lingkungan istana.
c.       Bersifat Statis
Bersifat statis maksudnya tetap atau tidak banyak terjadi perubahan.
d.      Bersifat Komunal
Bersifat komunal artinya menjadi milik masyarakat.
e.       Menggunakan Bahasa Klise
Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
f.       Bersifat Tradisional
Hikayat bersifat tradisional atau Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap baik.


g.      Bersifat Didaktis
Bersifat didaktis atau mendidik baik Didaktis secara moral maupun didaktis secara religi.
h.      Menceritakan Kisah Universal Manusia
Hikayat menceritakan kisah secara universal seperti peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik.
i.        Magis
Cerita hikayat umumnya bersifat magis. Pengarang akan membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah.
4.3    Nilai Yang Terkandung Dalam Hikayat
Cerita seperti hikayat juga mengandung banyak makna termasuk nilai-nilai positif yang membangun kepribadian baik. Nilai-nilai yang ada yaitu nilai moral, nilai agama, nilai budaya, nilai sosial, dan nilai pendidikan atau edukasi.
1.      Nilai agama
Merupakan nilai dari pesan hikayat yang berhubungan dengan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, umumnya berisi pesan untuk taat beragama dan menjalankan agamanya masing-masing secara benar.
2.      Nilai sosial
Merupakan nilai dari pesan hikayat yang berhubungan dengan kehidupan sesama atau sosial kita. Biasanya berisi nasihat untuk hidup tidak mendiskriminasi, hidup mengasihi sesama, dsb.
3.      Nilai budaya
Mengandung nilai-nilai budaya setempat di tempat pembuatan hikayat tersebut. Misalnya memuat nilai budaya tradisi zaman dulu pada masa kerajaan, atau sejenisnya.
4.      Nilai moral
Mengandung pesan moralis tertentu yang hendak diberitahukan pada pembaca. Misalnya pesan untuk menaati nasihat orangtua, tidak melupakan orangtua saat sudah sukses, dll.

5.      Nilai pendidikan atau edukasi
Merupakan nilai pendidikan yang ditanamkan dengan melalui hikayat. Misalnya nasihat untuk mencari ilmu seluas-luasnya selagi hidup di dunia.
4.4    Unsur Instrinsik dan Unsur Ekstrinsik
Unsur intrinsik dalam hikayat merupakan unsur yang membangun cerita dari dalam. Dibawah ini merupakan unsur-unsur intrinsik yang membangun sebuah hikayat, diantaranya yaitu:
1.      Tema, merupakan suatu gagasan yang mendasari sebuah cerita.
2.      Latar, adalah tempat, waktu, serta situasi/suasana yang tergambar dalam suatu cerita.
3.      Alur, merupakan sebuah jalinan peristiwa dalam sebuah cerita.
4.      Amanat, merupakan sebuah pesan yang disampaikan oleh pengarang dengan melalui sebuah cerita.
5.      Tokoh, merupakan pemeran pada cerita. Penokohan merupakan penggambaran watak dari sang tokoh.
6.      Sudut pandang, merupakan pusat pengisahan darimana sebuah cerita dikisahkan oleh pencerita.
7.      Gaya, untuk gaya ini berhubungan dengan bagaimana cara penulis menyajikan sebuah cerita dengan menggunakan bahasa serta juga unsur-unsur keindahan lainnya.
Unsur ekstrinsik merupakan suatu unsur yang membangun cerita tersebut dari luar. Unsur ekstrinsik pada hikayat ini biasanya berhubungan dengan latar belakang (background) cerita, contohnya seperti latar belakang agama, adat, budaya serta lain sebagainya. Unsur ekstrinsik ini juga berkaitan dengan nilai/norma kehidupan dalam cerita, contohnya ialah seperti nilai moral, nilai agama, nilai budaya, nilai sosial,  dan lain sebagainya.


SEMESTER 2
BAB V
TEKS NEGOSIASI
5.1  Pengertian Negosiasi
Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Atau negosiasi menurut KBBI adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya.
5.2  Struktur Teks Negosiasi
a.       Orientasi : Pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa dan sebagainya. 
b.      Permintaan : Di mana pihak yang ingin tahu menanyakan suatu barang atau permasalahan yang dihadapi. 
c.       Pemenuhan : Pihak yang terkait memberitahukan mengenai barang atau obyek agar orang yang diajak interaksi oleh pihak tersebut menjadi lebih paham.
d.      Penawaran : Suatu puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar menawar pihak satu dengan pihak yang lain untuk mendapat sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain.
e.       Persetujuan : Kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak. 
f.       Pembelian : Terjadinya transaksi jual beli antara masing- masing pihak terkait. 
g.      Penutup : Mengakhiri dari sebuah percakapan antara kedua pihak untuk menyelesaikan suatu proses interaksi dalam negosiasi.
5.3  Ciri – Ciri Teks Negosiasi
Adapun secara umum ciri dari teks negosiasi adalah sebagai berikut:
a.       Negosiasi menghasilkan kesepakatan.
b.      Negosiasi menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan. 
c.       Negosiasi merupakan sarana untuk mencari penyelesaian atau jalan tengah.
d.      Negosiasi mengarah kepada tujuan praktis. 
e.       Negosiasi memprioritaskan kepentingan bersama.
f.       Negosiasi menyangkut suatu rencana yang belum terjadi.
g.      Negosiasi selalu melibatkan dua belah pihak
h.      Negosiasi merupakan kegiatan komunikasi langsung.
i.        Teks negosiasi biasanya dalam bentuk dialog atau diubah menjadi monolog
5.4  Ciri Kebahasaan Teks Negosiasi
Kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan teks negosiasi adalah sebagai berikut:
a.      Bahasa persuasif
Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menarik perhatian. Misalnya: dalam kalimat “bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir.”
b.      Kalimat deklaratif
Kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi pernyataan, yang berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu.
c.       Bahasa yang sopan
Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak agar terjadi komunikasi yang baik untuk mencapai negosiasi yang sukses.
d.      Menggunakan konjungsi. 
Menggunakan kalimat deklaratifØContoh : Kalau bagitu, meskipun, walaupun.
e.       Menggunakan kalimat yang efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Tepat, dapat sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

f.       Berisi pasangan tuturan
Tuturan adalah kalimat yang diujarkan oleh seseorang untuk menyampaikan maksud tertentu. Tuturan merupakan bentuk komunikasi lisan seseorang kepada mitra tutur dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang sering menuturkan sesuatu kepada mitra tutur. Tuturan adalah pemakaian satuan bahasa seperti kalimat atau sebuah kata oleh seorang penutur tertentu pada situasi tertentu. Dalam teks negosiasi tuturan berupa dialog yang berarti dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Contoh pasangan tuturan dalam teks negosiasi :
·         Mengucapkan salam - membalas salam
·         Bertanya - menjawab/tidak menjawab 
·         Meminta tolong - memenuhi/menolak permintaan 
·         Menawarkan - memenuhi/menolak tawaran 
·         Mengusulkan - menerima/menolak usulan Pasangan tuturan yang terdapat dalam negosiasi
g.      Bersifat memerintah dan memenuhi perintah. 
h.      Menggunakan pronomina. 
atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contoh : Saya, kami, anda. 
i.        Menggunakan kalimat langsung.
Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain.
j.        Menggunakan kalimat yang menyatakan kesepatan atau tidak.
k.      Menggunakan kalimat perbandingan/kontras.




BAB VI
DEBAT
6.1    Pengertian Debat
Debat adalah suatu kegiatan mengadu argumentasi antara dua pihak atau lebih yang bersifat perorangan ataupun kelompok didalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan.
6.2    Unsur – Unsur Debat
Debat memiliki beberapa unsur yang harus ada, berikut ini diantaranya:
a.       Mosi adalah hal atau topik yang sedang diperdebatkan yang mengandung hal-hal yang bersifat konvensional. Disini ada pihak pro dan kontra, mosi sangat penting di dalam debat.
b.      Tim Afirmatif/pro adalah tim yang setuju terhadap hal yang diperdebatkan (mosi)
c.       Tim Negatif atau Oposisi/kontra adalah tim yang tidak setuju atau menenta mosi yang diperdebatkan. Tim ini biasanya terdiri dari 3 orang.
d.      Tim Netral adalah tim yang memberikan 2 sisi baik dukungan ataupun sanggahan terhadap topik yang diperdebatkan.
e.       Moderator adalah orang yang memimpin dan membantu jalannya perdebatan. Tugasnya seperti membacakan tata tertib debat, memperkenalkan masing-masing pihak dan menyampaikan mosi yang dibicarakan.
f.       Penulis adalah orang yang menulis kesimpulan dari suatu debat.
6.3    Tujuan Debat
Debat mempunyai beberapa tujuan antara lain:
a.       Melatih mental atau keberanian mengemukakan pendapat dihadapan umum.
b.      Melatih mematahkan pendapat dari lawan debat.
c.       Meningkatkan kemampuan dalam merespon suatu masalah.
d.      Melatih untuk bersikap kritis terhadap semua materi yang diperdebatkan.
e.       Memantapkan pemahaman konsep dari materi yang dipedebatkan.
6.4    Ciri – Ciri Debat
Adapun ciri-ciri debat adalah sebagai berikut:
1.      Mempunyai 2 sudut pandang yaitu afirmatif atau pihak yang menyetujui topik debat dan negatif atau pihak yang tidak menyetujui topik debat.
2.      Adanya proses saling mempertahankan pendapat antara kedua belah pihak.
3.      Adanya saling mengadu argumentasi untuk tujuan memperoleh kemenangan.
4.      Hasil debat diperoleh melalui voting dan keputusan juri.
5.      Terdapat sesi tanya jawab yang sifatnya terbatas dan bertujuan untuk menjatuhkan pihak lawan.
6.      Adanya pihak yang berperan sebagai penengah yang dilakukan oleh moderator.
6.5    Jenis Debat
Berdasarkan bentuknya, metodenya dan maksud debat dibagi menjadi macam yaitu:
a.       Debat Parlementer/Majelis (Assembly or Parlementary Debating)
Maksud dan tujuan debat jenis ini adalah untuk memberi atau menambahi dukungan bagi suatu undang-undang tertentu dan semua anggota yang ingin mengungkapkan pandangan dan pendapatnya berbicara mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis.
b.      Debat Pemeriksaan ulangan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan terdahulu (cross-examination debating)
Maksud dan tujuan dari perdebatan ini adalah mengajukan beberapa pertanyaan yang satu sama lain berkaitan, yang akan menyebabkan para individu yang diberikan pertanyaan menunjang posisi yang akan ditegakkan dan diperkokoh oleh si penanya.
c.       Debat Formal, Konvensional atau Debat Pendidikan (Formal, Conventional, or Educatttional Debating)
Adalah jenis debat yang bertujuan memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk mengunkapkan kepada para pendengar beberapa argument yang menunjang atau membantah suatu usul. Setiap pihak diberikan waktu yang sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan bantahan.Debat kompetitif didalam pendidikan tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat kompetitif bertujuan untuk menghasilkan keputusan yang lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan dikalangan para peserta debat, kemampuan disini seperti mengutarakan pendapat secara masuk akal, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan biasanya kemampuan bahasa asing (jika debat dilakukan dengan bahasa asing)
6.6    Tata Cara Debat
Berikut ini adalah tata cara debat yang baik:
a.       Pertanyaaan atau tantangan sebaiknya dikemukakan secara profesional, tidak menghina lawan, tidak merendahkan lawan, atau berkomentar yang menyerang pribadi tidak dapat diterima.
b.      Analisisi kritis, sintesis, keterampilan retorika (berbicara dan intelijensia (ability to percieve and understand) atau tidak terbata-bata.
c.       Fokus pada posisi pihak lawan atau argument lawan. Harus tahu kelemahan dan kelebihan lawan yang merupakan hal penting dalam strategi kesalahan logis dan gunakan secara efektif dalam menyangkal argumen pihak lawan.
d.      Batasan mengungkapkan argumen adalah tiga poin.
e.       Menggunakan logika dalam menyusun dan menyampaikan argumen atau pernyataan.
f.       Mengetahui kesalahan umum didalam berpikir seperti kesalahan logis dan menggunakan secara efektif dalam menyangkal argumen lawan.
g.      Menyajikan isi atau materi dengan akurat. Menggunakan selalu konton (data/fakta) yang berhubungan dan mendukung pandangan.
h.      Memastikan kesahihan semua bukti eksternal yang dihidangkan dalam argumen.
i.        Kesimpulan dalam debat merupakan kesimpulan final. Gunakan itu sebagai kesempatan untuk menyangkal atau memojokkan lawan.
6.7    Struktur Debat
Berikut adalah struktur debat yang baik:
a.       Pengenalan
Pada struktur ini setiap tim (baik tim afirmasi, tim oposisi, dan tim netral) memperkenalkan diri.
b.      Penyampaian Argumantasi
Pada penyampaian argumen ini, setiap tim menyampaikan argumentasi terhadap topik yang dimulai dari tim afirmasi, lalu tim oposisi dan diakhiri dengan tim netral.
c.       Debat
Pada debat, masing-masing tim mengomentari setiap argumentasi dari tim lainnya.
d.      Simpulan
Pada kesimpulan, setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik yang sesuai dengan posisinya.


KALIMAT EFEKTIF
A.      Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan sebuah kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku, baik unsur-unsur penting yang harus ada di dalamnya seperti subject predikat, serta tentang pemilihan diksi yang tepat. Kalimat efektif ini akan membuat tulisan yang Anda buat menjadi lebih mudah dipahami dan tidak berbelit-belit.
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.
B.       Ciri – Ciri Kalimat Efektif
Setelah Anda mengetahui apa itu pengertian Kalimat efektif, selanjutnya adalah mengenal apa saja ciri-ciri kalimat efektif. Berikut ini adalah ciri-ciri dari kalimat efektif:
a.       Memakai Diksi yang Tepat atau Penggunaan Kata yang Tepat
Salah satu ciri dari kalimat efektif ditandai dengan penggunaan diksi atau pemilihan kata yang tepat. Tepat disini dalam arti sesuai dengan tema, atau topik yang dibahas dalam tulisan tersebut. Dengan pemilihan diksi yang tepat akan membuat kalimat Anda tidak berbelit-belit.
b.      Memiliki Unsur Pokok atau Penting, Minimal Subjek Predikat (SP)
Dalam sebuah kalimat tentunya memiliki subjek dan predikat. Hal itu merupakan contoh paling dasar. Jika secara lengkap unsur dalam sebuah kalimat terdiri dari Subject, Predikat atau kata kerja, Objek dan keterangan. Dengan satu kesatuan kalimat yang lengkap maka kalimat Anda akan lebih mudah dipahami pembaca.
c.       Taat Kepada Tata Aturan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang Berlaku
Dalam kaidah Bahasa Indonesia memiliki aturan berupa EYD atau Ejaan yang Disempurnakan. Bagaimana perubahan sebuah kata ketika mendapat imbuhan, sisipan dan akhiran. Seperti kata sapu mendapat imbuhan me menjadi menyapu bukan mensapu.
d.      Melakukan Penekanan Ide Pokok
Untuk membuat tulisan menjadi lebih mudah dipahami oleh pembaca, yang terpenting adalah mencantumkan ide pokok di dalamnya. Fokus terhadap ide pokok tersebut agar tulisan Anda tidak terlalu meluas pembahasannya.
e.       Mengacu Kepada Penghematan Penggunaan Kata
Hemat dalam penggunaan kata. Dalam ini sangat erat hubungannya dengan pemilihan kata yang digunakan di dalam sebuah kalimat. Contoh kalimat efektif dan tidak efektif adalah sebagai berikut: Ibu pergi ke pasar hanya membeli 3 kilogram telur saja. Akan lebih efektif jika Ibu pergi ke pasar membeli 3 kilogram telur saja. Jika sudah menggunakan kata hanya tidak perlu ditambahi dengan kata saja ataupun sebaliknya.
f.       Memakai Kesejajaran Bentuk Bahasa yang Dipakai
Kesejajaran bahasa merupakan cara penempatan ide yang sama dalam tulisan yang Anda buat. Agar tidak melenceng dari tema pembahasan.
g.      Memakai Variasi Struktur Kalimat
Nah agar tulisan Anda tidak terkesan monoton, Anda bisa menggunakan variasi struktur kalimat dengan cara memakai baik frase keterangan tempat, frase keterangan waktu, frase keterangan cara, frase keterangan verbum maupun partikel penghubung.


C.      Syarat Kalimat Efektif
Terdapat setidaknya 6 prinsip atau syarat yang harus terpenuhi dalam menulis kalimat efektif, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Kesatuan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, kesatuan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Kesatuan gagasan kalimat ini diperlihatkan oleh kesepadanan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Berikut ini adalah ciri-ciri yang disebut dengan kesatuan kalimat;
a.      Adanya Subject dan Predikat yang Jelas
Dalam hal ini sebaiknya hindari untuk menggunakan kata depan ke,di,sebagai dan lain sebagainya sebelum keberadaan objek. Misalnya dalam kalimat berikut:
·         Di rumah sakit para dokter sedang mendiskusikan masalah kesehatan yang terjadi (kalimat salah).
·         Para dokter mendiskusikan masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit (kalimat benar).
b.      Tidak Memiliki Subjek Ganda
Dalam sebuah kalimat tidak memakai subjek lebih dari satu. Misalnya seperti berikut:
·        Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh warga desa. (Salah)
·        Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa. (Benar)
c.       Dalam Kalimat Tunggal Tidak Menggunakan Kata Penghubung Intra kalimat
Misalnya:
·         Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (Salah)
·         Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (Benar)
d.      Predikat Kalimat Tidak Didahului Oleh Kata “yang”
Misalnya:
·      Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Melayu. (Salah)
·      Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. (Benar)

2.      Kehematan

Menurut Lamuddin Finoza, pengertian kehematan adalah usaha menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir, tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek. Dengan menghemat kata, kalimat menjadi padat dan berisi.
Contoh kalimat kehematan:
·                Kalimat salah : Karena dia tidak sakit, dia tidak pergi ke dokter.
·                Kalimat benar : Karena tidak sakit, dia tidak pergi ke dokter.
·                Kalimat Salah: Presiden Jokowi menghadiri Rapin ABRI hari Senin.
·                Kalimat benar : Presiden Jokowi menghadiri Rapat ABRI senin itu.
·                Kalimat salah: Para Tamu-Tamu
·                Kalimat benar: Para tamu atau Tamu-Tamu

3.      Keparalelan

Menurut Arifin dan Amran Tasai, salah seorang pakar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwasanya keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang digunakan dalam kalimat itu. Maksudnya adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata kedua juga harus berbentuk verba.
Contoh kalimat keparalelan:
·         Sang Guru memaparkan, menjelaskan dan penerapan sebuah aplikasi pada para praktikkan (kalimat salah).
·         Sang guru memaparkan, menjelaskan dan menerapkan sebuah aplikasi pada para praktikkan. (kalimat benar)
Perhatikan dua kata yang bergaris bawah di atas. Meskipun keduanya merupakan predikat namun kedua kata tersebut tidak paralel. Kata dibekukan merupakan verba yang memiliki afiks di-kan. Sementara kenaikan merupakan nomina yang memiliki afiks ke-an. Kedua kata tersebut seharusnya paralel.
D.      Perbedaan Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat yang berfungsi untuk mewakili gagasan penulisan atau gagasan pembicara dan bisa diterima oleh pembaca. Kalimat ini memuat makna khusus penulis dan sifatnya yang harus disampaikan, jelas, padat dan singkat.
Sedangkan kalimat tidak efektif merupakan kalimat yang tak terdapat sifat – sifat tertentu pada kalimatnya. Tidak terdapat aturan seperti dengan kalimat efektif.
Contoh Kalimat Efektif:
Saya adalah mahasiswa universitas Diponegoro. Saya kos di daerah Tembalang. Untuk berangkat kuliah, saya menggunakan transportasi umum, yaitu Trans semarang. Selain saya, banyak mahasiswa Universitas Diponegoro yang tinggal di Tembalang menggunakan fasilitas Trans Semarang sebagai sarana transportasi.
Contoh Kalimat Tidak Efektif:
Saya ini adalah mahasiswa dari Universitas diponegoro, kebetulan saya ngekos rumah di daerah Tembalang. Jadi untuk berangkat kuliah saya biasanya menggunakan transportasi umum seperti trans Semarang. Selain saya, banyak pula para mahasiswa Universitas Diponegoro yang juga memakai Trans Semarang sebagai salah satu sarana transportasi setiap hari.




E.       Contoh Kalimat Efektif Dan Tidak Efektif Dengan Memakai Variasi Pembukaan

a.      Frase Keterangan Tempat

  • Kereta rel listrik di Jabodetabek dirasakan sejumlah kalangan sebagai solusi transportasi di tengah kemacetan. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013,  Metropolitan, KRL perlu didukung).
  • Pertentangan antara meneruskan kebijakan penghematan anggaran dan melakukan kebijakan lain terus mengemuka di Eropa. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Internasional, Pertentangan Meruncing)

b.      Frase Keterangan Waktu

  • Tanggal 1 Mei 2013, Papua genap 50 tahun bergabung dalam NKRI (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Papua, Sebuah Noktah Sejarah).
  • Hampir setiap hari pada jam sibuk terjadi kekacauan di perempatan Kuningan, Mampang, dan Gatot Subroto (Jakarta Selatan). (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Pindah Halte Transjakarta Kuningan Barat Koridor IX).

c.       Frase Keterangan Cara

  • Terjatuh dari Sungai Kliwut, Minggu (5/5) pagi. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Terpeleset,Wahidun Tewas Tenggelam di Sungai).
  • Pengerukan terutama untuk tambang C berupa tanah timbun. (Koran kompas Senin 6 Mei 2013, Pengerukan Tanah Picu Banjir).

d.      Frase Verbum

  • Peresmian itu ditandai dengan acara resepsi yang dihadiri sejumlah pejabat. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Kembangkan Toba, Silangit Dibenahi).
  • Pemerintah tidak alergi dengan rumah mewah dan menengah, tetapi sebaiknya ada luang yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memiliki rumah. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Rumah Murah ditinggal).

e.       Partikel Penghubung

  • Selain mengalami siksaan, burung juga ditempatkan di ruangan yang tidak layak (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Aroma Busuk di Lebak Wangi).
  • Namun, mayoritas peternak lele di kawasan ini, khususnya di segmen konsumsi, terus bertahan. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Lele Menopang Ekonomi Kota Metro).
  • Akan tetapi, hukuman pengusiran dari padang tidak berlaku bagi fajri karena ia berasal dari keluarga kurang mampu. (Koran Kompas, Senin 6 Mei 2013, Fajri Bisa Sekolah di Padang)
F.       Menggunakan Kesepadanan Antara Jalan Pikiran yang Logis dan Sistematis Struktur Bahasa
Kalimat yang anda gunakan, baik struktur kata yang dipakai dengan jalan pikiran atau gagasan yang Anda miliki sesuai atau pas, sehingga apa yang Anda inginkan namun berbeda dalam bahasa tulisan akan menyebabkan ketidaksepadanan.
a)      Mewujudkan Koherensi yang Baik dan Kompak
Kohesi dan Koherensi. Kohesi adalah hubungan antar bagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur bahasa. Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk, artinya unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh (Mulyana, 2005: 26)
b)     Memperhatikan Paralelisme
Paralelisme merupakan majas yang mengulang kata pada setiap baris yang sama di dalam satu bait puisi. Nah dalam tulisan pun terkadang menggunakan paralelisme ini. Namun Anda harus memperhatikan karena jika tidak maka tulisan Anda akan terkesan monoton.
c)      Merupakan komunikasi yang berharkat.
d)     Diwarnai Kehematan
Kalimat efektif cenderung hemat dalam penggunaan kata meskipun terkadang terkesan kaku.yang terpenting maksudnya tersampaikan.
e)      Didasarkan Pada Pilihan Kata yang Baik
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwasanya untuk bisa membuat kalimat efektif sangat tergantung pada pemilihan kata yang digunakan dalam susunan kalimatnya.  Diksi yang dipakai harus sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan.

G.      Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
·                Kalimat tidak efektif : Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air dan pengaturan tata ruang.
Predikat pada kalimat di atas tidak paralel. Ada yang berupa nomina dengan afiks peng-an, ada pula verba berafiks meng-. Kalimat yang efektif adalah sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

a)      Kelogisan

Menurut Arifin dan Amran Tasai, kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Misalnya:
·         Kalimat salah : Waktu dan tempat kami persilahkan
·         Kalimat benar : Bapak Dokter kami persilahkan
Kalimat waktu dan tempat kami persilahkan merupakan kalimat yang tidak logis. Hal ini dikarenakan dalam kalimat tersebut terdapat sifat yang tidak bisa masuk akal atau bisa dikatakan tidak logis. Waktu dan tempat merupakan benda mati yang tidak bisa diperlakukan demikian.
·         Kalimat  salah : Untuk mempercepat waktu, mari langsung saja kita selesaikan acara ini.
Tentu Anda sudah tahu bukan bahwasanya waktu berputar pada semestinya. Tidak bisa diperlambat maupun dipercepat seperti yang sudah disebutkan di atas. Oleh karena itu, kalimat yang efektif dan logis adalah untuk menghemat waktu, langsung saja kita mulai acara.

b)   Kepaduan (Koherensi)

Menurut Finoza, koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentukan kalimat. Merupakan syarat dari kalimat efektif agar diharapkan nantinya setiap informasi yang diterima tidak terpecah-pecah.
Sementara menurut Mulyana, Kohesi atau koherensi adalah Kohesi adalah hubungan antar bagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur bahasa. Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk, artinya unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh.
Contoh:
·         Ikan memakan adik Tadi Pagi (Kalimat salah)
·         Adik memakan ikan tadi pagi (kalimat benar)
·         Mereka membahas daripada kehendak rakyat (kalimat salah)
·         Mereka membahas kehendak rakyat (kalimat benar)
Menurut Haliday dan Hasan tahun 1976, kohesi ada sesuatu yang menciptakan suatu wacana yaitu keadaan unsur-unsur bahasa yang saling merujuk dan berkaitan secara sistematis. Misalnya pada kalimat berikut:
·         Pak guru mengajar matematika dan fisika. Pelajaran itu dikuasainya dengan baik. Kata matematika dan fisika digantikan oleh kata pelajaran itu.
Kohesi sendiri tidak datang begitu saja. Akan tetapi diciptakan secara formal oleh Pemarkah Bahasa. Misalnya, kata pormomina, kata demonstratif maupun konjungsi dan kata yang diulang.
Pemarkah kohesi terbagi menjadi dua jenis, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksial. Kohesi gramatikal adalah hubungan semantis yang terjadi antara unsur yang dimarkahi alat gramatikal, yakni alat bahasa yang dipakai dalam tata bahasa. Kohesi gramatikal biasanya berwujud pengacuan atau referensi, substitusi dan penyulihan, pelepasan dan elipsis, konjungsi atau penghubung.
Sementara kohesi leksikal yaitu hubungan leksikal pada bagian-bagian wacana untuk memperoleh keserasian dalam struktur secara kohesif. Kohesi leksial ini biasanya berupa pengulangan, sinonim, hiponim, metonim dan antonim.
Sedangkan pengertian koherensi menurut Shared-Knowled, koherensi adalah keberterimaan suatu tuturan atau teks karena kepaduan semantisnya. Secara lebih spesifik, koherensi diartikan sebagai hubungan antara teks dan faktor di luar teks berdasarkan pengetahuan seseorang.pengetahuan seseorang yang berada di luar teks itu sering disebut konteks bersama (share-context) atau pengetahuan bersama.
Contoh kalimat koherensi:
·         Intan (mengetuk pintu kamar): ada telpon dari nila!
·         UKi (sedang ganti baju di kamar): sebentar, lagi ganti baju!
·         Intan : Oke
Dalam contoh dialog di atas tidak terdapat pemarkah kohesi.namun antara Intan dan Uki pun bisa saling mengerti. Dan Anda pun sebagai pembaca dan pandangan juga mampu memahami isi cerita.sehingga dialog di atas adalah wacana.
H.      Manfaat Kalimat Efektif Dalam penulisan Karya Ilmiah
Menurut Razak, kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengekspresikan kejiwaan manusia lainnya, dengan demikian, hanya kalimat yang berdaya gunalah yang diklasifikasikan kepada kalimat efektif.
Sedangkan menurut Zulfahmi, Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengantarkan isi dan tujuan komunikasi dengan baik. Untuk mengungkapkan atau mengkomunikasikan gagasan pengarang, maka diperlukan kalimat yang baik.
Menurut Drs.Mukhlis,M.Hum dalam bukunya pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Penelitian) Halaman 9, menjelaskan bahwa bahasa indonesia ragam Ilmiah digunakan oleh para cendekiawan untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuan. Ragam bahasa tersebut memiliki sifat-sifat berikut ini:
a)         Ragam bahasa ilmiah termasuk ragam bahasa baku. Oleh karena itu, penulisan karangan ilmiah mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku (EYD), menggunakan kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.
b)        Dalam ragam bahasa ilmiah banyak digunakan kata-kata istilah. Kata-kata tersebut digunakan dalam arti denotatif, bukan dalam arti konotatif.
c)         Dalam ragam bahasa ilmiah digunakan kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis, dan dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
d)        Ragam bahasa ilmiah lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada perasaan; bersifat tenang, jelas, hemat dan tidak emosional.
e)         Hubungan gramatik antara unsur-unsurnya, baik dalam kalimat maupun dalam paragraf, hubungan antara paragraf satu dan paragraf yang lain bersifat padu. Untuk menyatakan hubungan digunakan alat-alat penghubung, seperti kata-kata penunjuk, kata-kata penghubung, pengulangan kata atau frasa, penggantian dan lain-lain.
f)         Hubungan semantik antara unsur-unsurnya bersifat logis. Penggunaan kalimat yang bermakna ganda atau ambiguous harus dihindari.
g)        Penggunaan kalimat pasif lebih diutamakan karena dalam kalimat pasif peristiwa lebih dijelaskan daripada pelaku perbuatan.
h)        Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan kata ganti.


BAB VII
TEKS BIOGRAFI
7.1    Pengertian Teks Biografi
Biografi adalah suatu tulisan yang menjelaskan tentang kisah dan keterangan mengenai kehidupan seseorang atau kisah riwayat hidup seseorang.
Secara etimologis, kata “Biografi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Bios” yang artinya hidup dan “Graphien” yang artinya tulisan. Sehingga secara singkat pengertian biografi adalah tulisan yang membahas mengenai kehidupan seseorang.
Umumnya pembuatan biografi hanya untuk tokoh-tokoh yang dianggap penting dan memiliki pengaruh bagi kehidupan orang banyak. Biografi bisa berbentuk tulisan singkat dalam satu artikel pendek, namun bisa juga dalam bentuk buku atau lebih dari satu buku.
Biografi seseorang dalam bentuk artikel singkat biasanya menjelaskan tentang fakta kehidupan seseorang secara singkat. Sedangkan biografi dalam bentuk buku berisi berbagai informasi dan fakta hidup seseorang yang dikisahkan secara mendetail dan ditulis dengan gaya bahasa yang menarik.
7.2    Ciri – Ciri Teks Biografi
Kita dapat mengenali suatu tulisan biografi dengan memperhatikan karakteristiknya. Adapun ciri-ciri biografi adalah sebagai berikut:
a.    Biografi memiliki struktur baku dalam pembuatannya, meliputi orientasi, reorientasi, dan peristiwa.
b.    Isi biografi dibuat berdasarkan fakta (faktual) sesuai dengan kisah hidup tokoh yang diceritakan.
c.    Gaya penulisan biografi dibuat dalam bentuk narasi sehingga lebih menarik untuk dibaca.
d.   Terdapat kisah yang menarik dan menginspirasi dalam kehidupan tokoh biografi sehingga dapat mempengaruhi pembaca.
e.    Biografi juga mengandung hal-hal yang dapat memotivasi seseorang sehingga mencontoh atau meneladani kehidupan tokoh dalam biografi tersebut.
7.3    Struktur Teks Biografi
Secara umum, struktur teks biografi terdiri dari tiga bagian. Mengacu pada pengertian biografi, adapun struktur biografi tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Orientasi, yaitu bagian dalam tulisan biografi yang berisi tentang pengenalan tokoh atau gambaran awal mengenai tokoh yang sedang diceritakan.
b.      Peristiwa dan Masalah, yaitu bagian dalam tulisan biografi yang berisi mengenai peristiwa yang pernah dialami oleh tokoh. Ini termasuk masalah yang dihadapi dalam upaya mencapai tujuan, serta pengalaman yang menginspirasi yang dialami oleh tokoh.
c.       Reorientasi, yaitu bagian penutup dari sebuah biografi dan sifatnya opsional saja. Pada bagian ini penulis memberikan pandangannya terhadap tokoh yang diceritakan di dalam biografi tersebut.

7.4  Jenis – Jenis Biografi
Biografi dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok. Sesuai dengan pengertian biografi di atas, adapun beberapa jenis biografi adalah sebagai berikut:
1.      Biografi Berdasarkan Izin Penulisan
·         Authorized Biography, yaitu suatu biografi yang penulisannya telah mendapatkan izin atau sepengetahuan dari tokoh yang akan diceritakan kisah hidupnya.
·         Unauthorized Biography, yaitu suatu biografi yang penulisannya tidak atas izin dan sepengetahuan tokoh yang akan diceritakan kisah hidupnya. Umumnya penulisan unauthorized biography dilakukan karena tokoh yang akan diceritakan telah wafat.
2.      Biografi Berdasarkan Isinya
·         Biografi Perjalanan Hidup, yaitu biografi yang isinya tentang perjalanan hidup seorang tokoh secara lengkap atau mengambil beberapa bagian dari perjalanan hidup yang dianggap berkesan.
·         Biografi Perjalanan Karir, yaitu biografi yang isinya tentang perjalanan karir seorang tokoh mulai dari awal hingga karir yang dilakukan saat ini. Atau dapat juga menceritakan perjalanan karir seorang tokoh dalam mencapai kesuksesan tertentu.
3.      Biografi Berdasarkan Masalah yang Dibahas
·         Biografi Politik, yaitu biografi yang isinya tentang kisah hidup tokoh suatu Negara dilihat dari sudut pandang politik. Meskipun melalui riset, pada umumnya biografi politik mengandung sarat akan kepentingan penulis atau tokoh yang diceritakan.
·         Biografi Intelektual, yaitu biografi yang isinya menjelaskan kisah hidup tokoh intelektual dilihat dari sudut pandang ilmiah. Biografi intelektual dibuat melalui berbagai riset dan penulisannya menggunakan bahasa ilmiah.
·         Berdasarkan jurnalistik, yaitu biografi yang penulisannya didapatkan dari hasil wawancara langsung dengan tokoh yang akan ditulis kisahnya.
4.      Biografi Berdasarkan Penerbit
·         Buku sendiri, yaitu suatu biografi tokoh yang dijadikan buku oleh penerbit dengan biaya produksi mulai dari penulisan, percetakan dan pemasaran ditanggung sendiri. Tujuan dari penulisan biografi ini adalah untuk dijual dipasaran atau mendapatkan perhatian publik.
·         Buku subsidi, yaitu biografi tokoh yang biaya penulisannya dan produksinya ditanggung oleh sponsor. Jika dilihat dari sisi komersil, biografi seperti tidak akan laku atau harga jualnya terlalu tinggi sehingga tidak terjangkau.


KUTIPAN
A.      Pengertian Kutipan
Kutipan merupakan sebuah pinjaman atas kalimat atau pendapat seseorang dari seorang pengarang atau seseorang yang sangat terkenal (populer), baik didalam buku, surat kabar, majalah, atau  pun media elektronika. Pengertian kutipan merupakan pengulangan satu ekspresi sebagai bagian dari yang lain, terutama saat ekspresi yang dikutip tersebut terkenal atau juga  secara tersurat dihubungkan dengan kutipan ke sumber aslinya, serta juga ditandai oleh (diselingi dengan) tanda kutip.
Fungsi dari kutipan sendiri adalah sebagai bukti atau juga memperkuat pendapat penulis. Bedanya dengan jiplakan, bedanya kalau jiplakan mengambil pendapat orang lain tanpa atau dengan tidak menyebut sumbernya sehingga dianggapnya pendapat dari dirinya pemikirannya sendiri.
Biasanya kutipan tersebut digunakan untuk dapat mengemukakan definisi atau juga pengertian istilah/konsep tertentu, menguraikan suatu rumus ataupun juga formula serta juga mengemukakan pendirian/pendapat seseorang.Setelah mengerti mengenai apa itu pengertian Kutipan, tidak lengkap rasa kalau tidak mengetahui apa tujuan dari sebuah kutipan ini.
B.       Tujuan Kutipan
·         Sebagai Pendukung argumen ataupun juga analisa penulis.
·         Sebagai landasan teori dalam mengemukan pemikiran/tulisan kita
·         Sebagai penjelasan
·         Sebagai penguat dalam argumen atau pendapat yang dikemukakan.
C.      Macam – Macam Kutipan
Setelah mengetahui tujuan kutipan diatas, dibawah ini merupakan macam jenis kutipan, kutipan sendiri Terdapat 2 (dua) macam kutipan yakni kutipan langsung serta juga kutipan tidak langsung.
1.      Kutipan Langsung
Kutipan langsung merupakan suatu penggunaan kutipan yang dilakukan oleh penulis dengan cara menulis kembali pikiran/pendapat/ide/gagasan orang lain yang sama persis dengan aslinya. Atau juga dapat dikatakan, bahwa penulis secara langsung menggunakan teknik copas (copy paste) tanpa adanya pengubahan dari kalimat aslinya.
Prinsip dasar pada kutipan langsung adalah mengutip sumber bacaan dengan secara langsung dilakukan sama presis seperti yang dituliskan yang terdapat dalam sumber, artinya tidak menambah ataupun juga mengurangi. Jika kata, kalimat, atau paragraf tidak dicetak miring ataupun dicetak tebal, pengutip tidak boleh mencetak miring atau cetak tebal pada saat mengutip.
1)      Ciri – ciri Kutipan Langsung
Dibawah ini merupakan ciri-ciri dari kutipan langsung diantaranya sebagai berikut:
a.       Tidak mengalami perubahan terhadap teks yang dikutip.
b.      Menggunakan titik tiga berspasi [. . .] jika terdapat bagian kata-kata dari kutipan yang dihilangkan.
c.       Menggunakan tanda [sic!], apabiala terdapat kesalahan dalam teks aslinya. Contoh: … hal itu memiliki maka [sic!] yang ambigu.
d.      Menambahkan sumber kutipan dengan menggunakan sistem APA, MLA, ataupun juga sistem yang berlaku lainnya.
2)      Macam Jenis Kutipan Langsung
Kutipan langsung tersebut dibedakan lagi menjadi dua, yakni Kutipan Langsung Panjang serta Kutipan Langsung Pendek.
1.      Kutipan Langsung Panjang
Dibawah ini merupakan syarat kutipan langsung panjang, diantaranya sebagai berikut:
1)        APA Style (American Psychological Association), yaitu apabila panjang kalimat yang penulis kutip melebihi 40 kata.
2)        MLA Style (Modern Language Asociation), yaitu apabila panjang kalimat yang penulis kutip melebihi 4 baris.
3)        Apabila si penulis mengutip sumber bacaan ittu berjumlah 4 baris atau lebih, teks yang dikutip diketik pada alenia baru

2.      Ciri – Ciri Kutipan Langsung Panjang
Terdapat ciri-ciri dalam kutipan langsung panjang, diantaranya sebagai berikut:
·         Dipisahkan dari teks dengan menggunakan spasi (jarak antar baris) lebih dari teks,
·         Diberi jarak rapat antar baris dalam kutipan.Boleh diapit tanda kutip, boleh juga tidak.
3.      Kutipan Langsung Pendek
Adapun penulis mengutip sebuah sumber bacaan yang berjumlah kurang dari 4 baris, teks yang dikutip tersebut dimasukkan menjadi bagian dalam tulisannya serta juga sebagai kelanjutan tubuh tulisan (bukan paragraf baru) dengan mempergunakan tanda kulipan berupa koma dua di bagian atas serta juga koma dua di bagian atas kalimat yang dikutip.
Kutipan langsung pendek tersebut ditulis menjadi satu didalam sebuah paragraf karya tulis. Tanda petik tersebut memisahkan diantara kalimat kutipan dengan kalimat penulis. Sumber kutipan tersebut ditulis dekat dengan kalimat kutipan.
Dibawah ini merupakan ciri-ciri kutipan langsung pendek, diantaranya sebagai berikut:
·         Terintegrasi langsung dengan teks
·         Berjarak antar baris yang sama dengan teks
·         Diapit dengan tanda kutip
·         Tidak lebih dari empat baris
4.      Contoh Kutipan Langsung
Dibawah ini merupakan beberapa contoh dari kutipan langsung:
1. Argumentasi merupakan suatu bentuk retorika yang berusaha untuk dapat mempengaruhi sikap serta juga pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983: 3).
2. Menurut Gorys Keraf didalam bukunya Argumentasi serta Narasi (1983:3), argumentasi merupakan suatu bentuk retorika yang berusaha untuk dapat mempengaruhi sikap serta pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan pada akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau juga pembicara.
2.      Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung merupakan penggunaan kutipan yang dilakukan oleh penulis dengan cara mengambil pikiran/ide/gagasan/pendapat orang lain, kemudian menyampaikan dalam sebauh karya penulis itu dengan kalimatnya sendiri sesuai dengan pemahamannya pada kutipan tersebut. Dengan kata lain, penulis tersebut tidak menulisnya dengan sama persis dengan tulisan/paragraf/kalimat yang dikutipnya. Penulis itu merangkum sera merangkai kalimat yang didasarkan dari artikel atau sumber lainnya.
a.      Ciri – Ciri Kutipan Tidak Langsung
Dibawah ini merupakan ciri-ciri kutipan tidak langsung, diantaranya sebagai berikut:
·         Mengalami perubahan kalimat pada teks yang dikutip
·         Tidak adanya suatu perubahan ide pikiran dari pendapat orang yang dikutip
·         Disampaikan sesuai pemahaman penulis terhadap teori yang dikutip
·         Diakhiri dengan nomer kutipan tanpa tanda petik dua.

b.      Contoh Kutipan Tidak Langsung
Dibawah ini merupakan beberapa contoh dari kutipan tidak langsung:
·         Seperti dikemukan oleh Gorys Keraf (1983:3) kalau argumentasi itu pada dasarnya tulisan yang memiliki tujuan untuk mempengaruhi keyakinan para pembaca supaya yakin akan pendapat penulis bahkan juga mau melakukan apa yang dikatakan oleh penulis.
·         Definisi arti cinta menurut Subroto (2008:16) ialah bahwa cinta itu sebagai suatu kehidupan. Menurutnya kehidupan tersebut terbentuk dan dimulai dengan bercinta.


BAB VIII
PUISI
8.1 Pengertian Puisi
Puisi adalah suatu bentuk dalam karya sastra yang berasal dari hasil suatu perasaan yang di ungkapankan oleh penyair dengan bahasa yang  menggunakan irama, rima, matra, bait dan penyusunan lirik yang berisi makna.
8.2 Unsur – Unsur Puisi
a. Unsur Fisik Puisi
1.      Tipografi: Tipografi merupakan bentuk puisi yang dipenuhi dengan kata, tepi kiri kanan, dan tidak memiliki pengaturan baris hingga pada baris puisi yang tidak selalu diawali huruf besar (kapital) dan diakhiri dengan tanda titik. Namun hal semacam ini dapat menentukan pemaknaan dari suatu puisi.
2.      Diksi: Diksi adalah pemilihat kata yang digunakan oleh sang penyair didalam puisinya. Karena puisi bersifat memiliki bahasa yang padat maka pemilihan kata yang sesuai dan mengandung makna harus dilakukan. Pemiilihan kata dilakukan dengan mempertimbangkan irama, nada, dan estetika (keindahan bahasa).
3.      Imaji: Imaji atau yang lebih kerap disebut denganimajinasi merupakan unsur yang melibatkan penggunaan indra manusia, seperti imaji penglihatan, imaji suara dan lain sebagainya. Penggunaan imaji bertujuan agar pembaca maupun pendengar dapat berimajinasi atau membayangkan bahkan merasakan apa yang dirasakan oleh penyair.
4.      Kata Konkret: kata konkret adalah kata yang memungkinkan terjadinya imaji, Kata konkret seperti permata senja dapat berati pantai atau tempat yang sesuai untuk melihat datangnya senja. Kata konkret bersifat imajinatif sehingga memunculkan imaji.
5.      Gaya Bahasa: Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang bersifat seolah olah menghidupkan  dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif. Umumnya gaya bahasa yang digunakan pada puisi berbentuk majas seperti majas metafora, simile, anafora, paradoks dan lain sebagainya.
6.      Irama/Rima: Irama atau rima adalah persamaan bunyi di awal, tengah maupun akhir puisi.
b. Unsur Batin Puisi
1.      Tema: Tema merupakan unsur utama pada puisi karena tema berkaitan erat dengan makna yang dihasilkan dari suatu puisi. Tanpa tema yang jelas tentunya akan menghasilkan puisi yang tidak jelas maknanya.
2.      Rasa : Rasa pada struktur puisi adalah suau perasaan yang disampaikan oleh penyair. Yang memang menyangkut pada apa yang dialami si penyair tersebut yang kemudian disampaikan melalui puisi.
3.      Nada: Nada berkaitan dengan sikap penyair terhadap pembacanya. Umumnya nada yang digunakan akan bervariasi seperti nada sombong, nada tinggi, nada rendah dan lain sebagainya.
4.      Amanat: Amanat merupakan pesan yang terkandung didalam sebuah puisi. Amanat dapat ditemukan dengan memaknai puisi tersebut secara langsung.
8.3 Jenis – Jenis Puisi
            Puisi dibedakan menjadi 2, yaitu :
            a. Puisi Lama
Puisi lama adalah jenis puisi yang masih terikat erat dengan kaidah dan aturan-aturan penulisan yang berlaku seperti Jumlah kata yang terdapat pada satu baris, Jumlah baris kalimat yang terdapat dalam satu bait, Sajak atau rima, Banyaknya suku kata, dan Penggunaan irama.
1). Jenis Puisi Lama
a.       Mantra: adalah ucapan yang dianggap sakral dan memiliki kekuatan gaib, umumnya antra digunakan dalam upacara tertentu seperti mantra yang digunakan untuk menolak datangnya hujan dan sebaliknya.
b.      Pantun: adalah jenis puisi lama yang masih bertahan sampai sekarang ini. puisi ini memiliki sajak a-a-a-a atau a-b-a-b yang setiap baitnya terdiri dari empat atau delapan baris. Pantun dapat bedakan berdasarkan temanya yakni: pantun jenaka, Pantun anak, Pantun kehidupan dan sebagainya. 
c.       Talibun: adalah pantun yang memiliki jumlah baris yang selalu genap dalam setiap baitnya. biasanya terdiri dari enam, delapan, sepuluh baris maupun kelipatan dua lainnya.
d.      Syair: adalah puisi atau karya sastra dari arab yang memiliki sajak a-a-a-a. Biasanya syair menceritakan sebuah kisah dan didalamnya akan terkadung amanat.
e.       Karmina: adalah pantun yang sangat pendek atau biasa disebut dengan pantun kilat.
f.       Gurindam: adalah puisi yang hanya terdapat dua baris kalimat saja dalam setiap baitnya, memiliki sajak a-a-a-a dan memiliki nasehat atau amanat.
2). Ciri – Ciri Puisi Lama
Puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·         Tidak diketahui siapakah nama pengarang dari puisi tersebut.
·         Merupakan sastra lisan karena disampaikan dan diajarkan dari mulut ke mulut.
·         Sangat terikat dengan kaidah dan aturan-aturan yang masih berlaku seperti gaya bahasa, diksi, rima, intonasi dan sebagainya.
b. Puisi Baru
Puisi terbagi menjadi dua jenis, Pengertian Puisi Baru adalah jenis puisi yang tidak lagi terikat oleh aturan yang memiliki bentuk lebih bebas dari puisi lama dalam segala hal seperti rima, baris, bait, diksi dan sebagainya.
                        1). Jenis – Jenis Puisi Baru
Puisi baru sendiri dapat dikatogerikan menjadi 2 macam yakni berdasarkan isi dan berdasarkan bentuk:
a). Jenis-Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya
1.      Balada: adalah puisi yang berisi tentang sebuah cerita atau kisah.
2.      Himne: adalah puisi pujian atau pujuaan yang ditujukan kepada Tuhan, Negara, atau sesuatu yang dianggap begitu penting dan sakral.
3.      Romansa: adalah puisi yang mengungkapkan perasaan yang umunya menimbulkan efek romantisme.
4.      Ode: adalah puisi yang bersifat memberikan sanjungan kepada orang yang sangat berjasa. Umumnya ode diberikan kepada orang tua, pahlawan, dan orang orang besar.
5.      Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup. Epigram berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
6.      Elegi: adalah puisi yang mengungkapkan kesedihan atau tangisan berupa ratapan diri sendiri, atau meratapi suatu peristiwa.
7.                   Satire: adalah puisi yang didalamnya mengandung unsur sindiran atau kritikan terhadap seseorang atau sesuatu.
b). Jenis-Jenis Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya
a.    Distikon: adalah puisi dimana hanya terdapat dua baris saja pada setiap baitnya atau sering disebut puisi dua seuntai.
b.    Terzina: adalah puisi yang memiliki tiga baris dalam setiap baitnya atau disebut puisi tiga seuntai.
c.    Kuatrain: adalah puisi dimana terdapat empat baris kalimat disetiap baitnya atau disebut dengan puisi empat seuntai.
d.   Kuint: adalah puisi yang memiliki lima baris kalimat dalam setiap baitnya atau di sebut puisi lima seuntai.
e.    Sektet: adalah puisi yang memiliki enam baris kalimat di setiap baitnya atau dsebut puisi enam seuntai.
f.     Septime: adalah puisi yang memiliki tujuh baris kalimat di setiap baitnya atau disebut dengan puisi tujuh seuntai.
g.    Oktaf: adalah puisi yang memiliki delapan baris kalimat di setiap baitnya atau disebut dengan puisi delapan seuntai.
h.    Soneta: Soneta merupakan puisi paling terkenal di kalangan penyair karena terkesan susah untuk diciptakan dan merupakan sebuah tantangan bagi seorang penyair. Soneta sendiri erupakan jenis buisi baru yang memiliki empat belas baris kalimat yang terbagi menjadi empat bait dimana dua bait pertama mengandung empat baris dan dua baris terakhir mengandung tiga baris.
2). Ciri – Ciri Puisi Baru
1.      Bersifat simetris atau memiliki bentuk rapih.
2.      Memiliki sajak yang teratur.
3.      Lebih menggunakan sajak syair, atau pola pantun.
4.      Umumnya berbentuk empat seuntai.
5.      Terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra).
6.      Disetiap gatara terdiri dari 4 sampai 5 suku kata.