Hidrokarbon - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang tersusun dari atom unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Plastik seperti LDPE dan HDPE (polietilena) dan PP (polipropilena) terbuat dari etena dan propena yang merupakan hasil olahan gas alam. Senyawa etena dan propena termasuk ke dalam golongan senyawa hidrokarbon.

Klasifikasi Hidrokarbon
Berdasarkan jenis ikatan antara atom karbon, senyawa hidrokarbon dapat dibedakan menjadi hidrokarbon jenuh dan tak jenuh. Seluruh ikatan antar atom karbon pada hidrokarbon jenuh merupakan ikatan kovalen tunggal. Pada hidrokarbon tak jenuh, terdapat satu atau lebih ikatan rangkap ataupun ikatan rangkap tiga.
Berdasarkan bentuk rantai karbon dan jenis ikatannya, senyawa hidrokarbon dikelompokkan menjadi:
1.      Hidrokarbon alifatik,
yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dengan ikatan tunggal (jenuh) ataupun ikatan rangkap (tak jenuh).
2.      Hidrokarbon alisiklik,
yaitu hidrokarbon dengan rantai tertutup atau melingkar.
3.      Hidrokarbon aromatik,
yaitu hidrokarbon rantai melingkar dengan ikatan konjugasi, yaitu ikatan tunggal dan ikatan rangkap yang berselang-seling.

Tata Nama Senyawa Hidrokarbon Alifatik
Alkana
Alkana adalah senyawa hidrokarbon alifatik jenuh dengan rumus umum CnH2n+2. Alkana membentuk deret homolog, yaitu kelompok senyawa dengan rumus umum sama dan sifat bermiripan. Berikut tabel deret homolog alkana dengan rumus molekul, rumus bangun, dan nama dari masing-masing senyawa.

Aturan IUPAC untuk penamaan alkana adalah sebagai berikut.
1.      Rantai C yang terpanjang ditetapkan sebagai rantai utama. Bila terdapat dua atau lebih rantai terpanjang yang sama panjangnya, maka dipilih rantai dengan cabang terbanyak sebagai rantai utama.
2.      Cabang dari rantai utama dengan substituen hidrokarbon (gugus alkil) diberi nama dengan mengganti akhiran ana pada alkana menjadi il. Berikut tabel struktur dan nama dari beberapa gugus alkil.
3.      Atom-atom C pada rantai utama diberi nomor secara berurut dimulai dari salah satu ujung rantai yang posisi cabangnya mendapat nomor terkecil.
4.      Untuk substituen cabang yang sejenis dinyatakan dengan awalan di, tritetrapenta, dan seterusnya.
5.      Substituen-substituen cabang ditulis berdasarkan urutan alfabetik. Awalan substituen seperti ditrin– (normal), sek– (sekunder), ters– (tersier) diabaikan dalam pengurutan alfabetik, kecualiawalan iso tidak diabaikan.

Alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan ikatan rangkap dua. Rumus umum alkena adalah CnH2n. Aturan IUPAC dalam penamaan alkena hampir sama dengan alkana, namun dengan beberapa modifikasi aturan berikut.
1.      Rantai utama yang dipilih adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. Nama rantai utama diturunkan dari nama alkana dengan jumlah C sama dengan mengganti akhiran ana menjadi ena.
2.      Urutan penomoran pada rantai utama dimulai dari salah satu ujung rantai yang posisi atom C berikatan rangkapnya mendapat nomor terkecil. Nomor posisi ikatan rangkap didasarkan pada nomor atom C berikatan rangkap yang nomornya lebih kecil.

Alkuna
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga. Rumus umum alkuna adalah CnH2n−2. Aturan IUPAC dalam penamaan alkuna hampir seluruhnya sama dengan alkena. Dalam penamaan alkuna, nama rantai utama yang diturunkan dari alkena dengan jumlah C sama yang memiliki akhiran ena diubah menjadi una. Contoh:

Kegunaan Senyawa Hidrokarbon
Secara spesifik, kegunaan dari hidrokarbon alifatik, antara lain:
Alkana
1.      sebagai bahan bakar, misal metana yang merupakan komponen utama LNG (Liquefied Natural Gas), propana atau butana yang merupakan komponen utama LPG (Liqufied Petroleum Gas);
2.      sebagai pelarut organik nonpolar, misal pentana, heksana, dan heptana; dan
3.      sebagai bahan baku dalam industri petrokimia, misal untuk pembuatan alkena dengan reaksi cracking dan pembuatan haloalkana.

Alkena
Sebagai bahan baku dalam industri petrokimia, misal untuk pembuatan alkana, haloalkana, alkohol, aldehid, keton, dan polimer. Etena merupakan hormon tumbuhan yang dapat mempercepat matangnya buah, selain itu etena juga merupakan bahan baku dari plastik polietilena. Propena merupakan bahan baku pembuatan plastik polipropilena. 1,3-Butadiena merupakan bahan baku pembuatan karet sintetis polibutadiena. Isoprena (2-metil-1,3-butadiena) juga merupakan bahan baku pembuatan karet poliisoprena.
Alkuna
Senyawa alkuna yang paling penting adalah etuna (asetilena). Asetilena digunakan sebagai bahan bakar dalam pemotongan logam dan penyambungan logam dengan las karbit (oxyacetylene welding). Pembakaran asetilena dengan oksigen dapat menghasilkan panas hingga sekitar 3000°C. Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat dibuat melalui reaksi batu karbit (kalsium karbida) dengan air seperti berikut.

Sumber Gambar :
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FHidrokarbon&psig=AOvVaw3mxfePF5Tjxb7538Ro8HKS&ust=1599369636446000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCKCl2a6i0esCFQAAAAAdAAAAABAD

SENYAWA HIDROKARBON

by on Juli 01, 2019
Senyawa hidrokarbon  adalah senyawa yang tersusun dari atom unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Plastik seperti LDPE dan HDPE (polietilena)...
Apa Perbedaan Reaksi Kimia dan Persamaan Kimia?

Persamaan reaksi kimia adalah pernyataan yang ditulis dengan rumus kimia yang memberikan informasi identitas dan kuantitas zat-zat yang terlibat dalam suatu perubahan kimia ataupun fisika. Semua zat yang terlibat dalam reaksi yang di mana jumlahnya berkurang setelah reaksi, disebut pereaksi (reaktan), ditempatkan di sebelah kiri tanda panah yang mengarah ke kanan. Pada sebelah kanan tanda panah terdapat hasil reaksi (produk), yakni semua zat yang dihasilkan dari reaksi.
Dalam rumus kimia, terdapat indeks, yaitu angka yang ditulis dalam format subscript (berukuran kecil dengan posisi agak ke bawah) pada sebelah kanan simbol unsur atau kelompok atom unsur (gugus), yang menyatakan jumlah atom unsur atau kelompok atom unsur. Contoh: Br2 menunjukkan terdapat 2 atom Br yang saling berikatan; dan Fe(NO3)3 menunjukkan terdapat 1 atom Fe, 3 atom N, dan 9 atom O saling berikatan.
Dalam persamaan reaksi, dikenal koefisien reaksi, yaitu bilangan yang berada di sebelah kiri rumus kimia untuk mengalikan jumlah semua atom dalam rumus kimia tersebut. Contoh: 2SO3 menunjukkan terdapat 2 molekul SO3. Perbandingan koefisien-koefisien reaksi menunjukkan perbandingan mol zat-zat yang bereaksi dalam reaksi kimia tersebut. Pada setiap reaktan dan produk perlu dituliskan wujud zatnya, seperti s yaitu padat (solid), l yaitu cair (liquid), g yaitu gas, atau aq yaitu larutan dengan pelarut air (aqueous) di dalam tanda kurung di sebelah kanan rumus molekul masing-masing.
Menuliskan Persamaan Reaksi
Penulisan persamaan reaksi dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1.      Menuliskan persamaan dalam kata-kata yang terdiri dari nama dan wujud zat dari semua pereaksi beserta hasil reaksi;
2.      Menerjemahkan persamaan kata-kata ke dalam persamaan rumus kimia dari masing-masing zat berikut keterangan wujudnya; dan
3.      Menyetarakan persamaan dengan memberi koefisien yang sesuai.
Contoh:
Aluminium oksida direaksikan dengan larutan asam klorida membentuk larutan aluminium klorida dan air.
1.      Persamaan kata-kata: aluminium oksida padat + larutan asam klorida larutan aluminium klorida + air
2.      Persamaan rumus kimia: Al2O3(s) + HCl(aq) AlCl3(aq) + H2O(l) (belum setara)
3.      Persamaan reaksi setara: Al2O3(s) + 6HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2O(l)
Persamaan reaksi dikatakan setara, bila jumlah atom-atom zat-zat pereaksi (pada ruas kiri) sama dengan zat-zat hasil reaksi (pada ruas kanan). Apabila jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi belum sama, maka perlu disetarakan dengan cara membubuhkan koefisien reaksi, namun indeks tidak boleh diubah. Pengubahan indeks akan mengubah rumus kimia zat menjadi zat lain, misalnya O2 (oksigen) jika diubah dapat menjadi O3(ozon) yang merupakan dua zat yang berbeda.

Menyetarakan Persamaan Reaksi
Penyetaraan persamaan reaksi kimia umumnya dapat dilakukan dengan metode trial and error (coba-coba). Namun, sebenarnya penyetaraan reaksi dapat dilakukan dengan cara yang lebih sistematis dengan menyusun dan menyelesaikan persamaan matematis. Berikut langkah-langkah dalam menyetarakan persamaan reaksi dengan cara menyusun persamaan matematis.
1.      memberikan koefisien reaksi yang dinyatakan dengan variabel (misalnya a, b, c, dan d) pada setiap zat;
2.      menyusun persamaan matematis berdasarkan kesamaan jumlah atom unsur yang sama di ruas kiri maupun kanan, di mana jumlah atom = koefisien × indeks; dan
3.      menyelesaikan persamaan-persamaan matematis yang diperoleh dari langkah 2 dengan sebelumnya menetapkan koefisien salah satu zat sama dengan 1, di mana zat yang dipilih biasanya adalah zat dengan rumus kimia paling kompleks.
Contoh:
Reaksi kalsium karbonat dengan larutan asam klorida menghasilkan larutan kalsium klorida, karbon dioksida, dan air.
CaCO3(s) + HCl(aq) CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Sumber gambar :
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Ferapee.com%2Fapa-perbedaan-reaksi-kimia-dan-persamaan-kimia%2F&psig=AOvVaw3NvLkhj4V7jih0bhZa-kk2&ust=1599369690846000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCPDAgcqi0esCFQAAAAAdAAAAABAD

PERSAMAAN REAKSI

by on Juli 01, 2019
Persamaan reaksi kimia adalah pernyataan yang ditulis dengan rumus kimia yang memberikan informasi identitas dan kuantitas zat-zat yang te...
Pengertian Elektron Valensi

Elektron valensi adalah elektron dalam atom yang berperan dalam pembentukan ikatan kimia. Pada unsur-unsur golongan utama (IA, IIA, IIIA, hingga VIIIA), elektron valensi adalah elektron yang berada pada kulit elektron terluar.

 Oleh karena itu, kulit elektron terluar sering disebut sebagai kulit valensi. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua elektron valensi hanya berada pada kulit terluar. Elektron valensi unsur-unsur golongan transisi dapat berada pada kulit elektron yang lebih dalam dari kulit terluar.
Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron merupakan susunan persebaran (distribusi) elektron-elektron dalam atom. Elektron hanya dapat berada pada lintasan peredaran elektron tertentu dalam atom, bergantung pada level energinya. Lintasan peredaran elektron ini disebut juga sebagai kulit elektron. Kulit elektron pertama yang terdekat dengan inti atomdisebut kulit K, kemudian kulit kedua disebut kulit L, kulit ketiga disebut kulit M, dan seterusnya berurut berdasarkan alfabet.
Setiap kulit elektron hanya dapat terisi sejumlah tertentu elektron. Jumlah maksimum elektron yang dapat terisi pada kulit elektron ke-n adalah 2n2, di mana n adalah nomor kulit atau bilangan kuantum utama.
§  Kulit K (n = 1) maksimum terisi 2 × 12 = 2 elektron.
§  Kulit L (n = 2) maksimum terisi 2 × 22 = 8 elektron.
§  Kulit M (n = 3) maksimum terisi 2 × 32 = 18 elektron.
§  Kulit N (n = 4) maksimum terisi 2 × 42 = 32 elektron.
§  Kulit O (n = 5) maksimum terisi 2 × 52 = 50 elektron.
Elektron-elektron akan mengisi kulit-kulit elektron pada atom dimulai dari kulit pertama yang terdekat dengan inti, yakni kulit K yang merupakan level energi yang terendah. Jika kulit K telah terisi penuh dengan 2 elektron, selanjutnya elektron akan mengisi kulit L. Lalu jika kulit L telah terisi penuh dengan 8 elektron, selanjutnya elektron akan mengisi kulit M, N, dan seterusnya secara bertahap. Namun, jumlah maksimum elektron pada kulit terluar (kulit valensi) dari suatu atom adalah 8.
Untuk atom unsur golongan utama, penentuan konfigurasi elektron berdasarkan nomor atom atau jumlah elektronnya dapat mengikuti aturan sebagai berikut.
§  elektron-elektron akan mengisi penuh sebanyak mungkin kulit elektron;
§  bila masih ada elektron yang tersisa (tidak dapat mengisi kulit elektron hingga batas maksimum kulit), terdapat ketentuan:
§  jika jumlah elektron tersisa > 32, kulit selanjutnya akan diisi oleh 32 elektron;
§  jika jumlah elektron tersisa < 32, kulit selanjutnya akan diisi oleh 18 elektron;
§  jika jumlah elektron tersisa < 18, kulit selanjutnya akan diisi oleh 8 elektron;
§  jika jumlah elektron tersisa ≤ 8, kulit selanjutnya akan diisi oleh semua sisa elektron yang ada.

Pada tabel tersebut terlihat konfigurasi elektron atom unsur-unsur transisi seperti Sc, Ti, Cr, Cu, dan Zn. Bila diperhatikan, konfigurasi elektron untuk unsur Sc, Ti, dan Cr tidak mengikuti aturan konfigurasi berdasarkan kulit elektron seperti yang telah dijelaskan di atas. Hal ini dikarenakan penentuan konfigurasi elektron atom unsur golongan transisi hanya dapat didasarkan pada orbital atom. Jadi, untuk atom unsur golongan transisi, aturan penentuan konfigurasi elektronnya lebih kompleks.
Penentuan konfigurasi elektron berdasarkan orbital atom akan dibahas dalam bab “Bilangan Kuantum”. Setiap orbital dalam atom akan ditandai dengan satu set nilai bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), dan bilangan kuantum magnetik (ml) yang khusus. Lalu, setiap orbital maksimum terisi 2 elektron, yang masing-masing memiliki bilangan kuantum spin (ms) tersendiri. Keempat bilangan kuantum tersebut digunakan untuk mendeskripsikan energi elektron, sebagaimana seperti “alamat” elektron dalam sebuah atom untuk menemukan probabilitas keberadaan elektron dalam atom tersebut.
Elektron Valensi dan Sistem Periodik Unsur
Sifat-sifat dari suatu unsur sangat bergantung pada konfigurasi elektronnya, terutama pada jumlah elektron valensinya. Unsur-unsur dengan jumlah elektron valensi yang sama umumnya memiliki kemiripan sifat. Oleh karena sistem periodik unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat, terdapat hubungan antara konfigurasi elektron atom unsur dan letak unsur dalam sistem periodik, di mana:
§  nomor periode sama dengan jumlah kulit elektron
§  nomor golongan sama dengan jumlah elektron valensi (kecuali unsur He pada golongan VIIIA dan unsur-unsur golongan transisi)

Sumber Gambar :
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.temukanpengertian.com%2F2013%2F09%2Fpengertian-elektron-valensi.html&psig=AOvVaw1q6x1DbweAjdKcQHmsNSTl&ust=1599369771806000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCLCe0_Gi0esCFQAAAAAdAAAAABAD

ELEKTRON VALENSI

by on Juli 01, 2019
Elektron valensi  adalah elektron dalam atom yang berperan dalam pembentukan  ikatan kimia . Pada unsur-unsur golongan utama (IA, IIA, III...
Konfigurasi Elektron Dan Bilangan Kuantum - ProProfs Quiz

Konfigurasi elektron adalah susunan penyebaran (pengisian) elektron-elektron dalam. Seperti yang telah dibahas dalam bab Struktur Atom, di dalam atom terdapat partikel subatomik neutron dan proton yang terdapat pada inti atom, dan elektron yang bergerak mengelilingi inti atom tersebut pada kulit-kulit elektron (level-level energi) yang tertentu.

Lintasan peredaran elektron ini disebut juga kulit elektron. Kulit pertama yang terdekat dengan inti atom disebut kulit K, kemudian kulit kedua disebut kulit L, kulit ketiga disebut kulit M, dan seterusnya berurut berdasarkan alfabet sebagaimana kulit menjauhi inti atom. Kulit elektron ini juga dapat dinyatakan dengan bilangan kuantum utama (n), dimulai dari 1 untuk kulit K, 2 untuk kulit L, dan seterusnya.

Semakin besar nilai n, semakin jauh kulit elektron dari inti atom dan semakin besar energi elektron yang beredar di kulit terkait. Elektron-elektron akan mengisi kulit-kulit elektron pada atom dimulai dari kulit K yang merupakan level energi terendah. Setiap kulit elektron hanya dapat terisi sejumlah tertentu elektron. Jumlah maksimum elektron yang dapat terisi pada kulit elektron ke-n adalah 2n2. Namun, jumlah maksimum elektron pada kulit terluar dari suatu atom adalah 8.

Untuk atom unsur golongan transisi, konfigurasi elektron nya tidak dapat ditentukan dengan metode penentuan berdasarkan kulit elektron untuk atom unsur golongan utama seperti di atas. Penentuan konfigurasi elektron atom unsur golongan transisi didasarkan pada orbital atom. Setiap orbital dalam atom akan ditandai dengan satu set nilai bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), dan bilangan kuantum magnetik (m) yang khusus. Lalu, setiap orbital maksimum terisi 2 elektron, yang masing-masing memiliki bilangan kuantum spin (s) tersendiri. Keempat bilangan kuantum tersebut digunakan untuk men-‘deskripsi’-kan energi elektron, sebagaimana seperti ‘alamat’ elektron dalam sebuah atom untuk menemukan keberadaan elektron dalam atom tersebut.
Bilangan kuantum utama (n) mendeskripsikan ukuran dan tingkat energi orbital. Nilai n yang diperbolehkan adalah bilangan bulat positif.
Bilangan kuantum azimuth (l) mendeskripsikan bentuk orbital. Nilai l yang diperbolehkan adalah bilangan bulat dari 0 hingga n−1.
Bilangan kuantum magnetik (m) mendeskripsikan orientasi orbital. Nilai m yang diperbolehkan adalah bilangan bulat dari −l hingga +l.
Bilangan kuantum spin (s) mendeskripsikan arah spin elektron dalam orbital. Nilai s yang diperbolehkan adalah +½ atau−½.

Aturan penentuan konfigurasi elektron berdasarkan orbital:
1. Asas Aufbau: Elektron menempati orbital-orbital dimulai dari tingkat energi yang terendah, dimulai dari 1s, 2s, 2p, dan seterusnya seperti urutan subkulit
2. Asas larangan Pauli: Tidak ada dua elektron dalam satu atom yang memiliki keempat bilangan kuantum yang sama. Setiap orbital maksimum diisi oleh 2 elektron yang memiliki spin yang berlawanan.
3. Kaidah Hund: Jika ada orbital dengan tingkat energi yang sama, konfigurasi elektron dengan energi terendah adalah dengan jumlah elektron tak berpasangan dengan spin paralel yang paling banyak.

Sumber Gambar :
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.proprofs.com%2Fquiz-school%2Fstory.php%3Ftitle%3Dmju0nda2nwrw63&psig=AOvVaw0CJrz9QFNyO3GyTzdd87jD&ust=1599369827534000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCIi7sZuj0esCFQAAAAAdAAAAABAK

KONFIGURASI ELEKTRON

by on Juli 01, 2019
Konfigurasi elektron  adalah susunan penyebaran (pengisian) elektron-elektron dalam. Seperti yang telah dibahas dalam bab  Struktur Atom ,...
Perkembangan Teori Atom - ePanrita.com

Teori Atom Dalton
Teori atom Dalton menyatakan bahwa:
1.       Setiap unsur tersusun dari partikel yang sangat teramat kecil yang disebut atom.
2.       Semua atom dari satu unsur yang sama adalah identik, namun atom unsur satu berbeda dengan atom unsur-unsur lainnya.
3.       Atom dari satu unsur tidak dapat diubah menjadi atom dari unsur lain melalui reaksi kimia; atom tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan dalam reaksi kimia.
4.       Senyawa terbentuk dari kombinasi atom-atom dari unsur-unsur yang berbeda dengan rasio atom yang spesifik.
Teori atom Dalton ini memberikan gambaran model atom seperti model bola pejal atau model bola billiard.
Teori Atom J.J. Thomson
Pada tahun 1897, J.J. Thomson melakukan eksperimen dengan sinar katoda. Eksperimen tersebut menunjukkan bahwa sinar katoda terdefleksi (terbelokkan) oleh medan magnet maupun medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan radiasi partikel yang bermuatan listrik. Pada eksperimen dengan medan listrik, sinar katoda terbelokkan menuju ke arah kutub bermuatan positif. Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Selanjutnya, partikel sinar katoda ini disebut sebagai elektron. Penemuan elektron ini kemudian mengacu pada kesimpulan bahwa di dalam atom terdapat elektron yang bermuatan negatif. Menurut model atom Thomson, elektron bermuatan negatif tersebar dalam bola bermuatan positif seperti model roti kismis, di mana kismis-kismis adalah elektron-elektron, dan roti adalah bola bermuatan positif.

Teori Atom Rutherford
Pada tahun 1911, Ernest Rutherford melakukan eksperimen menembakkan partikel α — partikel bermuatan positif — pada lempeng emas tipis. Ia menemukan bahwa sebagian besar partikel-partikel α tersebut menembus melewati lempeng emas, namun ada sebagian yang mengalami pembelokan bahkan terpantulkan. Hal ini mengacu pada kesimpulan model atom Rutherford: model inti, di mana dalam atom yang sebagian besar merupakan ruang kosong terdapat inti yang padat pejal dan masif bermuatan positif yang disebut sebagai inti atom; dan elektron-elektron bermuatan negatif yang mengitari inti atom.
Teori Atom Bohr
Pada tahun 1913, Niels Bohr mengajukan model atom untuk menjelaskan fenomena penampakan sinar dari unsur-unsur ketika dikenakan pada nyala api ataupun tegangan listrik tinggi. Model atom yang ia ajukan secara khusus merupakan model atom hidrogen untuk menjelaskan fenomena spektrum garis atom hidrogen. Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron bermuatan negatif bergerak mengelilingi inti atom bermuatan positif pada jarak tertentu yang berbeda-beda seperti orbit planet-planet mengitari matahari. Oleh karena itu, model atom Bohr disebut juga model tata surya. Setiap lintasan orbit elektron berada tingkat energi yang berbeda; semakin jauh lintasan orbit dari inti, semakin tinggi tingkat energi. Lintasan orbit elektron ini disebut juga kulit elektron. Ketika elektron jatuh dari orbit yang lebih luar ke orbit yang lebih dalam, sinar yang diradiasikan bergantung pada tingkat energi dari kedua lintasan orbit tersebut.

Teori Atom Mekanika Kuantum
Pada tahun 1924, Louis de Broglie menyatakan hipotesis dualisme partikel-gelombang — semua materi dapat memiliki sifat seperti gelombang. Elektron memiliki sifat seperti partikel dan juga sifat seperti gelombang. Pada tahun 1926, Erwin Schrödinger merumuskan persamaan matematis yang kini disebut persamaan gelombang Schrödinger, yang memperhitungkan sifat seperti partikel dan seperti gelombang dari elektron. Pada tahun 1927, Werner Heisenberg mengajukan asas ketidakpastian Heisenberg yang menyatakan bahwa posisi elektron tidak dapat ditentukan secara pasti, namun hanya dapat ditentukan peluang posisinya. Teori-teori — dualisme partikel gelombang, asas ketidakpastian Heisenberg, dan persamaan Schrödinger—ini kemudian menjadi dasar dari teori atom mekanika kuantum. Penyelesaian persamaan Schrödinger menghasilkan fungsi gelombang yang disebut orbital. Orbital biasanya digambarkan seperti awan elektron, di mana kerapatan awan tersebut menunjukkan peluang posisi elektron. Semakin rapat awan elektron maka semakin tinggi peluang elektron, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, model atom mekanika kuantum disebut juga model awan elektron.
Sebelumnya, pada tahun 1919, Rutherford berhasil menemukan partikel bermuatan positif, yang disebut proton, dari eksperimen penembakkan partikel α pada atom nitrogen di udara. Lalu, pada tahun 1932, James Chadwick menemukan partikel netral, yang disebut neutron, dari eksperimen bombardir partikel α pada berbagai unsur. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam model awan elektron, awan elektron terdiri dari elektron-elektron bermuatan negatif yang bergerak sangat cepat mengelilingi inti atom yang tersusun dariproton yang bermuatan positif dan neutron yang tak bermuatan.
Sumber Gambar:
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.epanrita.com%2F2018%2F01%2Fperkembangan-teori-atom.html&psig=AOvVaw3ai2P_uhrlZdIej0zd7-Tt&ust=1599369922938000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCNDe9d-j0esCFQAAAAAdAAAAABAJ

TEORI ATOM

by on Juli 01, 2019
Teori Atom Dalton Teori atom Dalton menyatakan bahwa: 1.        Setiap unsur tersusun dari partikel yang sangat teramat kecil yang d...